extra chapter

1.4K 242 51
                                    

Seokmin's POV

Setelah vonis untuk Mingyu dan juga ayah nya diputuskan , aku mengajak Soonyoung menuju sebuah taman. Tidak tau kenapa, aku hanya ingin bersamanya sedikit lebih lama. Memandang wajah lucunya sudah menjadi hobi ku sejak pertemuan pertama kami.

Kami duduk di salah satu bangku taman, aku merogoh saku ku dan mengambil dua bungkus permen vanilla , "ini untuk mu" kataku.

"permen?"

Aku mengangguk , "sebagai rasa terima kasih" , aku menatap lurus kedepan, memandang beberapa anak kecil yang berlari kesana kemari.

"apa kau membawa banyak permen dalam saku mu?" tanya nya tiba-tiba. Aku tertawa. Terdengar lucu saja.

"mau tau alasannya?" ujarku. Hati ku menghangat saat mengingat awal mula kebiasaan membawa permen dalam saku ku.

Dia mengangguk lucu, kemudian aku menjelaskannya. "permen ini rasanya manis, mengingatkan aku dengan seorang anak manis yang membantu pekerjaan ku hingga sekarang. Dulu aku hanya bawa satu bungkus, sekarang satu pack"

Aku terkekeh, mengingat hal itu membuat ku geli. Yang benar saja.

Setelah berpisah di taman saat itu , aku kembali ke kediaman orang tua ku. Jihoon masih terguncang, jadi aku memutuskan untuk tinggal disana sampai Jihoon merasa lebih baik. Tapi, ketika sampai , aku dibuat terkejut dengan kacaunya rumah ku.

Kaca rumah ku pecah, seperti bekas tembakan. Aku menyembunyikan diriku sebelum masuk ke rumah, memastikan bahwa sekitar aman. Mataku tak sengaja menangkap seseorang dengan pakaian serba hitam membawa tas golf. Orang itu mencurigakan mengingat kawasan ini tidak cukup elit untuk olahraga seperti golf.

Setelah orang itu pergi , aku masuk kerumah dan mendapati orang tua ku serta Jihoon meringkuk ketakutan di balik ranjang. Aku melihat kertas yang tertempel disalah satu dinding. Sebuah surat ancaman.

Tanpa mencari , aku tau , Kim-sajangnim lah yang mengancam keluargaku. Sial.

Aku sangat menyayangi keluarga ku, apapun itu akan ku lakukan untuk melindungi mereka. Termasuk meninggalkan Soonyoung. Orang yang mulai ku cintai.

.

.

Sejak hari itu , aku memutuskan untuk tinggal diluar negeri. Teror-teror itu tak kunjung berhenti, dimana pun kami berada maka orang suruhan Kim-sajangnim akan terus memburu kami.

Pelarian tanpa ujung.

Empat tahun berlalu, Jihoon tiba-tiba menghampiriku dan bilang bahwa ia bertemu dengan teman lama nya, Jeon Wonwoo. Pemuda yang ku ketahui temannya Soonyoung.

Jihoon tersenyum padaku ia bilang bahwa Soonyoung mencariku seperti orang gila. Aku tak percaya, karena menurut ku itu tidak mungkin.

Tahun ke tujuh , teror dari Kim-sajangnim tak lagi muncul. Saat itu kami ada di Tiongkok. Merasa aman, aku memutuskan untuk kembali ke Korea, mengurus berkas-berkas ku, aku masih bekerja di kepolisian, hanya saja kini aku mengurus bagian cybercrime , aku meminta petugas lainnya untuk merahasiakan ini dari Soonyoung.

Sampai di Korea, aku bertemu dengan Dino, teman dan juga kaki tangan Soonyoung. Aku memintanya untuk merahasiakan kedatangan ku. Dia bilang bahwa Soonyoung benar-benar seperti orang gila. Ia mencari ku ,mendatangi Negara-negara yang aku singgahi, menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk aku.

Ck, aku merindukannya.

"Soonyoung-hyung akan dijodohkan kalau ia tak punya pasangan sampai umur 26" kata Dino saat itu. Aku terkejut tentu saja. Tak sampai satu tahun lagi kalau begitu.

Hello! InspectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang