Chapter 2

30 4 2
                                    

Aqila anak pertama dari dua bersaudara. Tetapi sejak dari SMA tinggal bersama bibi. Bibi Aqila tidak dikaruniai anak, sehingga kedua orang tua Aqila merasa kasihan dan meminta Aqila untuk menemani bibi sampai perguruan tinggi.

"Qila, bibi kaget pagi-pagi udah bunyi tentrong-tentrong, biar bibi yang cuci piring."

"Sekarang udah jadi tugas Qila bi, Qila pengen ngeringanin tugas bibi aja," tersenyum.

"Kamu itu percis ibumu, murah senyum," bibi mengusap-usap bahu Aqila dari belakang.

Aqila memilih untuk diam, karena Aqila teringat Ibu dan Ayah, terkadang Aqila selalu berpikir, mengapa kedua orang tua Aqila mengijinkan Aqila untuk tinggal bersama bibi. Meskipun bibi Aqila sangat baik, dan Aqila merasa betah tinggal bersama bibi.

Setelah Aqila membereskan semuanya, Aqila makan pagi bersama paman dan bibi.

"Qila makan yang banyak, biar nanti kalo ketemu ibu dan ayah, badanmu lebih berisi," mendekatkan sangku nasi pada Aqila.
"Makasih paman, Qila udah kenyang, Qila udah selesai makannya." membereskan bekas makan.
"Qila ke kamar ya? paman, bibi."

"Iya Qila, makasih udah bantu bibi"
"Lain kali kalo makan nih kaya paman." menambahkan nasi ke dalam piringnya.
"Iya paman kapan-kapan lebih dari paman deh." Aqila sedikit tertawa, beranjak pergi menuju kamar.

Tiba dikamar Aqila membuka ponsel, dan disitu terdapat 5 panggilan dari Rahma. Aqila langsung menelepon balik Rahma.

"Hallo Rahma, maaf ya tadi gua lagi makan"

"Jadi ga temenin? jadi kan jadi
please, gua traktir kok"

"Serius nih? padahal gua juga gabut, pengen nemenin lu, tapi udah fix ya traktir hahaha"

"Haha etdah, iya deh. Gua mau mandi Buruan mandi gih.. Bye" telepon terputus.

"Lahh ini orang, udah mandi juga ya, udah seger gini," Mendengus, lanjut melamun karena Aqila kembali teringat ibu dan ayah.

2 jam kemudian Aqila mendapatkan pesan dari Rahma,Rahma sudah ada di depan rumah, Aqila hampir saja tertidur, dan langsung bergegas keluar kamar dan hanya meminta ijin kepada bibi, karena paman sudah berangkat bekerja.

"Yuk berangkat," membenarkan kerudung, denga penitih yang belum tersangkut di kerudung."Dihh Qila, dandan lama tapi ga beres," Rahma menertawakan.
"Bukannya gitu, tadi gua hampir ketiduran haha."

***

Tiba di mall, terdengar suara musik dan lagu yang ternyata ada salah satu band yang sedang tampil di mall tersebut, Aqila merasa senang, sambil menikmati alunan lagu tersebut, berjalan dengan iringan lagu, yang membuat Aqila sumringah, karena Aqila pikir di mall tersebut ada band yang ada di tv-tv. Aqila bergegas untuk melihat band tersebut, karena Rahma sudah tidak sabar meminta Aqila untuk pergi melihat band yang sedang tampil itu, namun tiba-tiba dihadapan Aqila, sudah ada Dinar's squad, dan berusaha usil pada Aqila, dengan menghalangi langkah Aqila bersama Rahma. disitu terjadi perdebatan, saling menyalahi, padahal memang Dinar bersama squadnya yang salah, namun Aqila dibawa Rahma segera untuk melihat band tersebut, dan Rahma berusaha menenangkan Aqila untuk tidak berurusan dengan mereka, dan meninggalkan mereka.

"Cari masalah aja itu orang," mengernyitkan dahi.

"Orang yang kaya gitu, ga usah diladenin Qil, caper kali mereka"

"Ngomong-ngomong, mana suaranya, yaelahh kesel banget, jangan-jangan udah selesai lagi nyanyinya," sedikit merengek

Aqila sudah putus asa bersama Rahma, menyadari bahwa suara tersebut memang sudah tidak ada, Aqila yakin, bahwa masalah tadi yang membuat telat untuk melihat band tersebut, namun tanpa diduga, tiba-tiba terdengar alunan musik yang baru, dan ternyata band tersebut masih tampil. Aqila dan Rahma mempercepat langkah, yang dari jauh sudah terlihat penampilan band tersebut, karena Aqila sudah hampir sampai untuk melihat band tersebut secara jelas, dan ternyata itu bukan band yang ada di tv-tv,melainkan anak-anak seumuran Aqila, dan Aqila tidak mengenali band tersebut. Namun Rahma membuat Aqila kaget, dia sedikit histeris, ketika melihat drummer band tersebut mempunyai wajah yang ganteng.

"Keren juga ya ma."

"Iya dong, sekolah kita juga bakal terkenal, karena mereka."

"Apa hubungannya?"

"Hellow kemana aja, lu ga tau band itu? coba deh perhatikan jelas-jelas, itu band dari sekolah kita, mereka anak sekolah kita," menyodorkan bibir pada telinga Aqila.

"hahaha, biasa aja dong, telinga gua masih normal," menikmati lagu yang dinyanyikan band tersebut, dan sedikit menganggut-nganggutkan kepala.

"ke gramed ah, tadi lagu terakhir,udah selesai nyanyinya," Rahma mengajak Aqila berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Chapter selanjutnya, nanti akan saya post, kritik dan sarannya saya tunggu. Terimakasih

Tell You MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang