Chapter 3

27 1 0
                                    

"Qil, bosen juga ya disini, lagi males baca buku, ga ada buku yang menarik buat gua beli," tarikan manja Rahma pada tangan Aqila, membuat Aqila bergegas meninggalkan tempat tersebut bersama Rahma.
"Yoo, so pasti kan? Rahma, Rahmaa.. ya ga? hahaha," sedikit menyenggol bahu Rahma yang berdiri tepat disamping Aqila.

Aqila senang bersahabat dengan Rahma, karena sejak dari kelas 10 sampai kelas 11, Rahma yang menjadi teman sebangku Aqila,Aqila sudah paham betul sifat pemalasnya Rahma yang jarang banget minat baca buku, mungkin ga pernah niat kali ya buat baca buku, tapi jangan salah, Rahma adalah orang yang selalu peduli, dia pandai bergaul dengan siapapun, dan yang jelas dia tidak sependiam Aqila.

"Qil, drummer yang tadi ganteng yah?" Menatap wajah Aqila,dengan tatapan serius.
"tetep aja vokalis yang lebih unggul" Ujar Aqila, dengan ekspresi meyakinkan.

Entah apa yang ada dipikiran Aqila, kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut Aqila, yang membuat keheningan pada pembicaraan tersebut, namun Rahma tidak menanggapinya, karena Rahma yakin, itu hanya opini, bukan ketertarikan Aqila terhadap seseorang, karena yang Rahma ketahui, Aqila bukanlah orang yang mudah tertarik pada siapapun.

"Awas lupa Qil beli oleh-oleh buat paman sama bibi elu?"

"oh iya, ke arah sini biar sekalian arah menuju pulang"

***

keesokan harinya, seperti biasa Aqila selalu datang ke sekolah lebih awal kedua dari Dinar, karena rumah mereka yang paling dekat dengan sekolah dibandingkan dengan anak-anak kelas lainnya. Namun seperti biasa, bukan hal yang menguntungkan bagi Aqila, melainkan selalu menjadi permasalah apapun itu jika bersama dengan Dinar.

"Ehem, duh gua pusing banget ya semaleman mikirin tugas kelompok bela-belain buat bergadang"

"Ngomong tuh sama tembok," Aqila bergegas meninggalkan kelas"

"Dih ada yang kesindir nih, tapi bentar woy tunggu dulu," mempercepat langkah, berusaha memberhentikan langkah Aqila.

"Apalagi si?"

"Tali sepatu tuh benerin dulu, gua cuman mau ngsih tau, tugasnya udah beres, tinggal lu yang ngasih sama bu Rika, oke? Makasih dong sama gua?"

"Kenapa ga elu aja, kalo ngeberesin tugas jangan setengah-setengah lucu."

"Emang gua lucu imut, bodo amat gua taro di laintai nih."

"Dih emang gila, mana sini biar gua yang kasih"

"oke sama-sama tugasnya udah selesai."

"Yaudah sih makasih, emang ga pernah ikhlas lu."

Kali ini Aqila merasa senang dengan Dinar, karena sekarang Dinar terlihat lebih bertanggung jawab dalam berkelompok, dan pagi ini Aqila terlihat bahagia, dengan senyuman yang terlukis di wajahnya, dan membuat Rahma bertanya-tanya.

"Ciee, bisa-bisa benci jadi cinta," bisikan yang terlintas dari Rahma, yang sejak dari tadi memperhatikan keberadaan Dinar dan Aqila.
"Eh dasar, Rahmaaaa..," mengejar Rahma yang baru datang menuju kelas.

Chapter3 udah dipost yaa, soalnya hari libur, dari pada bosen. Jangan lupa kritik dan sarannya, terimakasih.

Tell You MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang