MOMENT

9.8K 590 33
                                    

Beberapa moment di drama boy's love yang pernah saya tonton. xD Gak semua sih..

Happy reading

"Lama..''.

Raut kesal menyambut Sasuke yang baru keluar dari ruang administrasi guna menyelesaikan masalah pembayaran kuliahnya. Sasuke mendengus, menatap sosok pemuda jangkung berambut pirang yang bersandar pada pagar koridor lantai dua kampus mereka. Wajahnya kusut karena tidak sabar.

"Kau sendiri yang ingin menungguku, kenapa menyalahkanku'' Sasuke berjalan melewati pemuda pirang itu begitu saja, tidak mengacuhkan keberadaanya.

"Hey.. hey... Sasuke. Kau jangan sinis begitu. Aku ini seniormu, setidaknya sopanlah sedikit'' pemuda pirang itu melangkahkan kakinya mengikuti Sasuke. Tidak sulit mengejar pemuda berambut hitam itu, karena kakinya memang lebih panjang, otomatis langkahnya jadi lebar kan.

"Sasuke...!''.

Kesal karena Sasuke tidak mengacuhkannya sedari tadi, pemuda pirang itu meraih tangan Sasuke, menariknya hingga pemuda berambut hitam itu membalikan tubuhnya menghadap pemuda pirang yang adalah seniornya di kampus.

Mata hitam milik Sasuke terpaku saat tidak sengaja menatap ke dalam mata biru sang senior. Mata berwarna biru yang sudah membuatnya terpesona sejak awal melihatnya, hanya saja Sasuke terlalu takut untuk menunjukkan kekagumannya pada sang senior yang sering bertingkah konyol itu.

Sasuke menggeleng cepat, sambil menutup matanya, berusaha menghilangkan imajinasi aneh yang mampir di otaknya.

"Naruto senpai, aku harus pulang cepat hari ini. Tidak bisa menemanimu pergi'' Sasuke mendesah lelah, bukan karena terganggu oleh senior bernama Naruto, tapi lebih karena menyesal tidak bisa pergi bersama senpai - nya itu. Salahkan saja ayahnya yang menyuruhnya untuk pulang cepat, karena keluarganya akan makan malam di rumah kekasih kakaknya, sekalian melamar mungkin.

Sasuke merenung saat ingat hal itu. Dia belum pernah melihat kekasih kakaknya seperti apa, karena kata Itachi, kekasihnya masih di Amerika. Ngomong - ngomong, Itachi juga kenal kekasihnya saat dia kuliah disana, dan sekarang, keluarga kekasih kakaknya mengundang keluarganya untuk makan malam.

"Siapa juga yang ingin pergi, aku hanya ingin mengajakmu makan sebentar oke,'' Cengiran lebar ditunjukkan Naruto untuk membujuk Sasuke. Menaik turunkan alisnya yang justru membuat dahi Sasuke berkerut.

"Ayolah, temani aku makan ramen'' Kali ini wajah memelas yang ditunjukan Naruto berharap Sasuke akan kasihan padanya.

Lama - lama tidak tega juga, apalagi tampang memelas Naruto benar - benar mirip orang yang belum makan seminggu.

"Oke. Tapi hanya makan ya'' Sasuke mengacungkan telunjuknya di depan wajah Naruto yang kini tersenyum sumringah dan mengangguk dengan antusias.

Kedai ramen milik paman Teuchi selalu ramai setiap harinya, dan Naruto adalah salah satu langganan tetap kedai itu. Sang pemilik kedai sudah sangat hapal dengan pemuda pirang yang selalu hiperaktif setiap datang ke kedainya. Naruto adalah pelanggan yang akan membuat siapapun pemilik kedainya bahagia, karena pemuda itu makannya banyak.

Lihat saja sudah berapa mangkuk dihabiskannya, Sasuke yang duduk didepannya, menelan ludah, sedikit mual melihat porsi makan Naruto, dia saja satu mangkuk belum habis, sebenarnya, terbuat dari apa perut senpai - nya itu, bisa menampung banyak makanan.

Naruto bersendawa keras begitu merasa kenyang. Tangannya menepuk - nepuk perutnya yang sudah terisi penuh.

"Ayo pulang Sasuke, kau sudah selesai kan'' Naruto memandangi mangkuk ramen milik Sasuke yang hanya tersisa kuah sedikit.

MOMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang