SHOCK

3.2K 330 23
                                    

Sasuke menggigit bibir begitu matanya melihat Naruto yang tengah duduk di kantin. Niat awalnya Sasuke ingin menagih janji senior itu yang mau menemaninya untuk membeli beberapa buku sekaligus hadiah ulang tahun untuk ibunya. Sasuke juga berniat untuk mengajak Naruto makan ramen kesukaan pemuda pirang itu sebagai imbalannya.  Sasuke bahkan sudah membayangkan kalau kekasihnya itu pasti akan sangat senang mendengar ajakannya, karena biasanya Sasuke selalu protes kalau harus makan makanan berlemak itu meski akhirnya dia akan memakannya juga.

Tapi pemandangan yang dilihatnya membuatnya harus menghela napas berusaha sabar. Naruto duduk tidak sendiri, Sakura si mantan kekasih Naruto juga ada di sana. Hubungannya dengan Naruto memang sudah jelas, dan Sasuke juga yakin Naruto tidak akan tertarik lagi dengan gadis musim semi itu, tapi bukankah wajar kalau dia cemburu. Sasuke kekasih sah Naruto, tidak seharusnya senior kuningnya itu berdekatan lagi dengan mantan kekasih yang jelas - jelas masih berusaha menarik perhatian Naruto.

Menggigit bibir lebih keras, Sasuke berpikir apakah dia akan tetap berdiri diam saja, atau menghampiri Naruto dan kalau perlu sambil menggebrak meja? Sasuke menyeringai kejam. Jarang sekali Sasuke berekspresi seperti itu, dia anak baik, tidak pernah membuat masalah apalagi punya otak licik dan penuh dendam seperti tokoh anime yang pernah ditontonnya. Mungkin menghampiri sambil melontarkan sindiran pedas terdengar lebih menyenangkan. Bagaimanapun dia tidak suka melihat Naruto berdekatan dengan Sakura. Sasuke akan mengatakan ketidaksukaannya itu pada kekasihnya, nanti.

Menarik napas dalam, Sasuke memutuskan mengayunkan langkahnya menuju kantin. Pandangannya fokus ke depan, Sasuke bahkan tidak menghiraukan beberapa orang yang menyapanya. Terlalu kesal hingga tidak memperhatikan hal lain.

-
-
-

Chuu.

Sakura membelalakan mata bulatnya. Mulutnya bahkan menganga tidak percaya melihat adegan yang baru saja di lihatnya. Dan sepertinya bukan hanya Sakura yang terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi, tapi hampir semua mahasiswa yang duduk di dekat meja yang ditempati Naruto dan Sakura ikut terkejut. Ada yang menjatuhkan makanan yang sudah hampir masuk ke mulutnya, ada juga yang tersedak oleh minuman yang mendadak salah melewati jalur pernapasan hingga menyebabkan batuk hebat yang menyakitkan, apapun itu reaksinya, hampir semua orang tidak percaya melihat Sasuke yang baru datang dan dengan tiba - tiba mencium sudut bibir Naruto, lalu dengan santai duduk di samping senior pirangnya. Tanpa rasa bersalah dan peduli pada orang disekitarnya, Sasuke menarik gelas berisi jus jeruk milik kekasihnya dan meminumnya dengan santai sambil matanya melirik ke arah Sakura. Senpai nya itu sepertinya terlalu terkejut hingga membeku di tempatnya duduk. Dalam hati Sasuke tertawa penuh kemenangan.

Naruto sendiri meski awalnya cukup kaget, namun begitu tahu orang yang tiba - tiba datang dan menciumnya adalah Sasuke, yang statusnya sudah jelas kekasihnya kembali duduk dengan santai.

"Lalu kau punya ide apa?'' Naruto melanjutkan pembicaraan dengan Sakura seolah tidak terjadi apa - apa tadi.

Naruto mengerutkan dahi saat Sakura tidak merespon ucapannya, gadis itu malah terbengong dengan wajah bodoh dan mulut menganga.

"Hei.. kau mendengarku?'' Naruto melambaikan tangan di depan wajah Sakura berusaha mencari perhatian gadis itu. Sakura terlihat tidak baik - baik saja, setidaknya itu yang ada di pikiran Naruto.

"Ah.. iya. Aku.. baik'' Sakura tergagap begitu fokusnya mulai kembali. Cepat - cepat gadis itu meminum jus miliknya, berusaha membasahi tenggorokannya yang mendadak kering.

Sementara Sasuke menyeringai diam - diam, sambil berpura - pura mengduk - aduk jus di depannya.

"Tapi wajahmu mendadak pucat, dan kau juga berkeringat. Apa kau sakit?'' Tanya Naruto khawatir. Tangannya terulur hendak memeriksa keadaan Sakura tapi suara batuk kecil Sasuke di sampingnya membuat perhatian Naruto teralih. Pemuda pirang itu menarik tangannya yang terjulur dan ganti menatap Sasuke.

"Ckk.. kau ini. Kalau minum pelan - pelan'' Ibu jari tangan kanan Naruto mengusap pelan sudut bibir Sasuke, membersihkan jus yang mengotori wajahnya. Sasuke tadinya hanya ingin berdehem untuk menunjukkan rasa tidak sukanya, tapi dia malah tersedak.

Mata Sakura semakin terbelalak, melihat bagaimana cara Naruto memperlakukan Sasuke. Otaknya sudah berspekulasi bermacam - macam. Apa yang sudah terjadi dengan keduanya. Sakura tahu Naruto dekat dengan Sasuke, tapi yang dia tahu keduanya hanya sebatas teman, tapi apa yang dilihatnya barusan membuatnya ragu kalau tidak ada hubungan antara keduanya.

"Umm.. Naruto'' Panggil Sakura pelan.

Naruto menaikkan alisnya, memberi gesture menanyakan ada apa, karena dari nada suara Sakura, Naruto tahu kalau gadis itu ingin bertanya sesuatu.

"Kau dan Sasuke? Kalian...'' Jarinya mengarah pada Naruto dan Sasuke bergantian, tapi suaranya terhenti, terlalu takut untuk melanjutkan.

"Oh... Kau belum tahu ya'' Seru Naruto sumringah, tangannya dengan santai melingkar di bahu Sasuke, menarik pemuda itu untuk lebih dekat padanya.

Sakura mencondongkan tubuh, ingin tahu apa jawaban Naruto. Dan sepertinya bukan hanya Sakura yang ingin tahu, karena hampir semua penghuni kantin terdiam, memasang telinga mereka masing - masing, penasaran.

"Aku dan Sasuke, kami... '' Jeda sejenak. Senyum kelewat lebar yang ditunjukkan Naruto membuat perasaan Sakura tidak enak.

"Umm... maksudku Sasuke kekasihku sekarang'' Naruto menatap heran ketika selesai bicara dan banyak sekali mahasiswa yang mendadak tersedak, namun ada juga yang senyum - senyum tidak jelas.

Untuk Sakura sendiri, gadis itu seperti mendengar petir di siang bolong. Hatinya hancur seketika. Menatap tidak percaya pada Sasuke yang diam - diam menyeringai padanya. Rasanya begitu menyakitkan melihat orang yang masih disayangi sudah bersama orang lain.

"Sejak... kapan?'' Tanya Sakura lirih.

"Seminggu yang lalu'' jawab Naruto masih dengan senyum lebarnya.

Wajah Sakura menyendu, bahunya terkulai lemas. Cepat - cepat gadis pink itu menghabiskan minumannya, membereskan barang - barangnya bersiap untuk pergi.

"Kau mau kemana? Bukannya pembicaraan kita belum selesai?'' Naruto menaikkan alisnya heran.

"Lain kali saja. Aku baru ingat kalau aku ada janji penting. Aku pergi dulu'' jawab Sakura cepat.

Gadis itu sudah siap untuk beranjak pergi sebelum kembali menoleh pada Naruto, senyum lemah terbentuk di wajahnya.

"Dan selamat untuk kalian berdua'' ucapnya sebelum benar - benar pergi dari kantin. Sakura butuh menenangkan diri untuk beberapa lama.

Naruto memandangi kepergian mantan kekasihnya dengan tatapan sendu, tapi tidak lama, karena pandangannya berubah jahil begitu menatap Sasuke.

"Kau cemburu ya?'' Tanya Naruto sambil menyentil kening Sasuke, membuat si empunya meringis dan mengusap dahinya pelan.

Sasuke hanya mencibir, menanggapi pertanyaan Naruto. Wajahnya di palingkan ke arah lain, berusaha menyembunyikan ekspresi malunya karena ketahuan cemburu.

"Manisnya kekasihku ini'' Naruto memegang kedua pipi Sasuke, menghadapkan wajah itu ke arahnya.

"Sudah. Jangan cemburu lagi. Jadi pergi tidak?'' Tanya Naruto.

Sasuke tersenyum. Kekasihnya ternyata tidak lupa janjinya. Dengan semangat, pemuda raven itu mengangguk cepat.

"Ayo cepat'' Naruto yang sudah berdiri mengulurkan tangannya pada Sasuke yang segera disambut pemuda raven itu tanpa ragu.

Keduanya berjalan bergandengan tangan meninggalkan kantin dengan diiringi puluhan pasang mata yang melihat.

"Ternyata mereka sudah berkencan dan Sasuke tidak memberi tahuku. Awas saja kau Sasuke, akan kubuat kau bangkrut'' gumam seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya.

"Kau bicara apa Hinata?'' Tanya gadis lain yang berambut pirang dan berkuncir, beberapa teman lainnya yang juga duduk satu meja juga menatap gadis berambut panjang itu, mengiyakan pertanyaan si gadis berkuncir.

"Teman - teman kita harus minta pajak jadian pada Sasuke'' jawaban Hinata, membuat teman - temannya menyeringai kejam.

-
-
-

Saya lagi seneng, jadi saya bikin lagi lanjutannya. 😁😁😁.

MOMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang