RIVAL

3.6K 364 9
                                    

"Siapa dia?''

Mata biru Naruto menatap tidak suka pada seorang pria yang berdiri di samping Sasuke. Pria dengan warna rambut merah dan terlihat berwibawa yang belum pernah dilihat Naruto.

"Ini Gaara sensei, dia ini teman Kak Itachi. Dulu dia adalah guru privatku saat masih sekolah'' Sasuke menjelaskan siapa sosok orang yang bersamanya dengan senyum lebar yang terlihat tidak biasa di mata Naruto.

Naruto mengamati pria bernama Gaara dari ujung kaki sampai kepala. Terlihat elegan dengan polo shirt dan blazernya. Rasa tidak suka muncul dalam hati pemuda dengan rambut pirang itu. Apalagi Sasuke kelihatannya senang dengan keberadaan pria itu.

"Terus ada urusan apa dia disini?'' Tanya Naruto dengan nada sedikit sinis yang tidak dihiraukan Sasuke. 

"Menjemputku, bukan begitu sensei,?'' Sasuke tersenyum saat wajahnya menoleh pada Gaara.

Si pria berambut merah mengangguk kecil, dengan senyum tipis di wajahnya.

"Gaara sensei ini baru datang dari Amerika, cuma untuk menghadiri pertunangan Kak Itachi loh'' Sasuke membulatkan matanya untuk menunjukkan ekspresi kagumnya.

"Untuk bertemu denganmu juga. Tidak kusangka, kau masih tetap pendek seperti dulu'' sahut Gaara.

"Aku tidak pendek, Sensei saja yang tinggi'' Gaara tertawa pelan sambil mengacak rambut hitam Sasuke yang ditanggapi Sasuke dengan wajah cemberut.

Dua orang berbeda warna rambut itu terus saling bicara, tanpa mengindahkan keberadaan Naruto yang masih berdiri di depan keduanya. Kedutan kesal tercipta di pelipis pemuda pirang itu saat melihat interaksi Gaara dan Sasuke. Berbagai makian dilontarkan Naruto dalam hatinya.

"Senpai, kami pergi dulu ya. Maaf aku tidak bisa menemani Senpai hari ini'' Sasuke memasang wajah menyesal, tapi hanya sesaat karena setelahnya, Sasuke kembali memasang wajah tersenyumnya. Hal itu membuat Naruto makin kesal. Apa - apaan Sasuke tersenyum seperti itu. Padanya saja, sikap Sasuke tidak pernah seperti itu.

"Sampai jumpa'' Suara berat milik Gaara semakin menambah kekesalan Naruto hingga bertumpuk - tumpuk. Hanya saja, pemuda itu tidak bisa menunjukkan terang - terangan. Jadilah Naruto hanya bisa menatap dua orang yang kini berjalan beriringan menjauh dari hapadap Naruto.

Tatapan tajam Naruto terus tertuju pada punggung tegap Gaara. Mungkin jika Naruto bisa mengeluarkan sinar laser, punggung itu sudah bolong dari tadi saking intensnya tatapan Naruto.

"Kau kenapa?''.

Tepukan pelan dibahunya membuat Naruto terlonjak kaget. Tidak sakit memang, hanya saja efek kaget ternyata lebih membuat jantung berdetak cepat dibanding sakit.

Mata biru Naruto melotot tajam begitu melihat siapa pelaku yang sudah membuatnya hampir terkena serangan jantung.

Pemuda dengan rambut dikuncir berdiri di belakangnya sambil menguap lebar. Tangan kanannya memegangi ransel yang tersampir di pundak. Sikapnya yang santai membuat kekesalan Naruto bertambah.

Pemuda pirang itu menarik napas, berusaha menetralkan detak jantungnya agar kembali normal.

"Tidak apa - apa?'' Jawab Naruto setelah berhasil mengontrol emosinya.

"Tidak biasanya kau tidak pulang dengan Sasuke. Dimana dia?'' Tanya pemuda itu lagi.

"Bisa kau tanya hal lain selain Sasuke Shika? Aku sedang malas'' Naruto melangkahkan kakinya, berjalan ke arah parkiran mobil.

"Oh... kalian sedang marahan ya? Manis sekali'' goda Shikamaru.

"Ckk...'' Naruto memutar bola matanya malas sekaligus ingin muntah melihat ekspresi wajah Shikamaru yang menurutnya menjijikan. 

Melihat raut kesal sahabatnya, justru membuat Shikamaru tertawa lebih keras. Menyenangkan sekali menggoda temannya itu.

"Makanya kalau kau suka dengan Sasuke, cepat bilang'' seru Shikamaru.

"Siapa yang suka dengan Sasuke..'' sahut Naruto dengan dahi berkerut.

"Tentu saja kau'' Telunjuk Shikamaru tepat di depan hidung Naruto.

"Aku tidak suka Sasuke, kalau kau ingin tahu'' bantah Naruto cepat.

"Begitu ya'' Suara Shikamaru berubah lirih '' Kalau begitu tidak masalah kalau Sasuke bersama orang lain kan''.

"Maksudmu?'' Naruto menghentikan langkahnya, menatap Shikamaru dengan tatapan menajam. Berbagai macam dugaan sudah bermunculan di otaknya. Apa sahabatnya ini suka dengan Sasuke, tapi setahunya Shikamaru sudah punya kekasih. Lalu apa maksudnya mengatakan Sasuke dengan orang lain. Bayangan Sasuke memiliki kekasih segera berputar di otaknya. Rasanya tidak menyenangkan dan membuat napasnya sesak.

"Kau tidak lihat itu?'' Shikamaru menatap lurus ke depan.

Naruto mengikuti arah pandang Shikamaru ke salah satu sudut area parkir. Seketika napasnya tercekat saat melihat Sasuke berdiri disana, masih bersama pria bernama Gaara itu. Dan hal yang membuat Naruto menahan napas tanpa sadar adalah posisi keduanya yang sangat dekat. Naruto hanya bisa melihat Sasuke yang berdiri menghadap ke arahnya, sedangkan Gaara berdiri membelakangi Naruto.

Kepala Gaara begitu dekat ke wajah Sasuke. Entah apa yang sedang diperbuat, Naruto tidak melihat dengan jelas karena terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

"Siapa yang bersama Sasuke?'' Tanya Shikamaru pelan, sudut matanya melirik pada sahabat pirangnya.

"Tidak tahu. Ayo cepat pergi'' Nada suara Naruto berubah datar. Rahangnya mengeras menahan emosi. Dengan langkah cepat, pemuda pirang itu berjalan ke mobilnya yang berjarak beberapa meter lagi, meninggalkan Shikamaru yang masih berdiri dengan seringai di wajahnya. Teman kuningnya itu memang bodoh, atau mungkin bahkan sudah sampai taraf idiot, yang jelas Shikamaru ingin tertawa melihat tingkah Naruto yang menurutnya sangat konyol.

◽◽◽

"Sudah tidak sakit?'' Gaara menatap khawatir keadaan Sasuke.

Pemuda raven itu mengerjapkan matanya pelan. Mata kirinya terlihat memerah, tapi sudah tidak sesakit tadi. Sepertinya ada serangga yang memasuki matanya.

"Tidak apa - apa. Sudah tidak sakit'' jawab Sasuke dengan senyum di wajahnya.

"Sebaiknya kita cepat pulang dan mengobati matamu. Kau tidak ingin kan menghadiri acara pertunangan kakakmu dengan mata merah seperti vampir itu''.

Dengusan kesal terdengar begitu Gaara selesai berucap. Sasuke mengusap sudut matanya pelan memastikan apapun yang tadi masuk ke matanya sudah tidak ada lagi. Rasanya masih sedikit perih tapi lumayanlah daripada tadi.

◽◽◽

Ini permintaan dari salah satu reader yang sudah berbaik hati ngasih idenya. Terima kasih 😁😁

Saya mau lanjut hibernasi, mumpung masih liburan.

MOMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang