Vote and comment, tjoy!
*Govin pov*
Gue berjalan dengan santai bersama Jashen menuju kantin. Ya sekalian, ehm. Tebar pesona, walaupun tanpa gue tebar semua mata pasti tertuju pada gue.
Asoy.
Ketika gue lagi asyik-asyiknya bercengkrama dengan Jashen, gue merasa sedang diperhatikan oleh sepasang mata. Karena risih dan juga penasaran, gue menoleh ke arah kiri. Ruang X-IPA1, gue mengamati keadaan di dalam, tenang. Semuanya serius mencatat.
Oh, gue salah. Hampir semuanya, kecuali gadis berambut hitam legam yang sedang menatap kearah gue. Seketika gue hampir terpesona dengan tatapannya.
But, ga ada sejarahnya seorang Govin terpesona pada pandangan pertama. Dengan cepat gue membalas tatapannya dengan sinis. Dan rupanya dia pun merubah raut mukanya menjadi dingin.
Hanya berselang beberapa detik, pandangan gue tertutupi oleh tembok berwarna putih.
Halah, lagian buat apa gue mikirin itu bocil.
Ga penting banget. Awas saja kalo ketemu lagi, bakal gue kerjain tuh orang."Dugh!" sebuah jitakan mendarat di kepala gue. "Lo itu kalo ditanya ya jawab dong! Berasa ngomong sama dinding deh gue." omel Jashen.
"Dih, apaan sih lo? lagian gue lagi liatin itu cewek di kelas ipa noh. Pake sinis ke gue segala lagi, untung cewek." Balas gue cepat.
"Halah,bilang aja lo modus kan liat cewek pagi-pagi gini," balasnya cepat, " by the way, cantik ga bro?" tanya Jashen kepada gue.
"Dih, sotoy lo." ucap gue sambil memasang wajah datar, " ya lumayan lah."
"Ye, lo mah gitu banget, sakit nih sakit!" jawab Jashen sambil menunjuk dadanya dengan muka yang sok cute, bikin gue makin jijik liat dia.
Tak terasa gue sudah sampai di kantin. Kami duduk di tempat biasa, lalu Jashen pergi memesan makanan yang dia mau.
Gue melihat sekeliling kantin, sepi.
Sama kayak hati gue.
Ehek.
Ya iyalah sepi, masih jam pelajaran kedua ini mah. Padahal istirahat setelah selesai jam pelajaran ketiga.
Jashen kembali duduk di depan gue. Sambil menunggu makanan, gue memainkan handphone lalu membuka Line.
Beberapa notification masuk, rupanya berasal dari Group kelas.
X-IPS2
Today
Rio Gunawan : woy!
Rio Gunawan : Govinnn Jashennoit?
paan tai?Rio Gunawan : dimana lo berdua hah?
Rio Gunawan : tiba-tiba ngilang segala lagi.kepo.
Rio Gunawan : lah, si anj.
Olivia W. : paan sih ribut banget yaelah.
Rachella : paan sih ribut banget yaelah.(2)
Yobi : (3)
Pesanan gue dan Jashen akhirnya sampai, tanpa Babibu Jashen langsung melahap soto miliknya. Sedangkan gue masih membalas message dari Group.
(4)
hahaha
gue lagi makan soto Mas Budi nih
ena deh
eh
enak maksud gueRachella : Dih, parah banget lo gov
Gue tertawa singkat melihat balasan rachell.
Yobi : HAHAHAHAHA
Yobi : a en je a yelah, gue kan typo chell
lo mah mikirnya kejauhan
____________________________________________________________________________________________Setelah membalas pesan dari Yobi, gue meng-close Line, lalu menekan tombol off. Gue pun langsung menghajar makanan yang berada di depan gue.
Ketika gue sedang asyik menyantap soto buatan Mas Budi, bunyi bel terdengar. Rupanya, sekarang sudah jam istirahat. Tapi ya bodo amat.
Gue dan Jashen sudah siap makan, dan sekarang kami harus melewati kerumunan orang di kantin ini. Sambil talking with Jashen, tiba-tiba..
"Brugh"
Bersamaan dengan suara itu, gue merasakan bahu gue bertubrukan dengan sesuatu. Gue langsung menoleh kedepan.
"Woy! Mata lo dimana ha? kalo jalan tuh liat-liat dong. Ini malah asal nabrak-nabrak segala lagi." omel gadis di depan gue sambil membersihkan bajunya yang terkena noda minuman.
"Nih, cewek kayaknya gue pernah liat deh." batin gue.
"Kalo ditanya itu ya dijawa.." gadis itu terdiam ketika mendongak, menatap kearah gue.
"Eloo?" tanyanya sambil menunjuk muka gue.
"Ih, dasar keringat kuda. Lo yang tadi sinis-in gue kan?" tanyanya lagi.
Gue masih diam memperhatikannya, dan semua mata tertuju kepada kami. Apa ini? gadis yang tinggi nya hanya seleher gue berani marah-marahin seorang Govin di tengah kantin yang ramenya ga ketolongan.
"Asal lo tau ya, gara-gara lo baju gue jadi kotor nih! gue juga jadi di omelin guru cuma karena harus balas tatapan sinis lo ke gue. Lo tuh nyebelin banget sih, gue jad.." omelnya.
"Ssttt.. Lo bawel banget sih, bikin gemes." ucap gue sambil menyentil dahinya.
"Idih, apaan sih lo nyentil-nyentil sok deket banget." ucapnya sambil menggosok dahinya.
"Kita kan emang deket." gue tersenyum.
"Gue? deket sama lo? Mimpi lo! najis tau ga." jawabnya ketus, gue tertawa kecil. Lucu juga nih cewek.
"Najis-najis tapi sayang kan?" ucap gue, lalu seluruh kantin bersiul-siul.
"Sayang pala lo. Minggir deh lo, gue benci sama lo. Dasar keringat kuda!" jawabnya ketus lalu menubruk bahu gue dan pergi bersama temannya.
"Benci sama cinta tipis loh!!" Teriak gue. Seluruh kantin menyoraki kami, sedangkan Jashen hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan gue.
Gadis itu menoleh kearah gue sambil memasang muka jutek.
Huh.
Sungguh hari Senin yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry But I Hate Playboy
RomanceBerawal dari tatapan kebencian lalu berakhir menjadi tatapan kebahagiaan. Berawal dari musuh lalu berakhir menjadi teman. Ya , Teman hidup.