Vote and comment, tjoy!
*Pevita Pov*
Gue berlari menuju kelas. Sesampainya di depan kelas. Gue langsung masuk tanpa menghiraukan guru yang sedang menerangkan di depan.
Gue langsung duduk di sebelah Caitlyn sambil berkata "Akhirnya gue sampai juga , capek banget gue lari - lari kayak di kejar setan"
"Ya salah lo lah , udah tau harus bangun pagi , eh malah begadang. Tolol deh kamu" Balas caitlyn.
"Ih yaudah sih, bawel amat lo." balas gue cepat.
Karena rasa bosan melanda, gue menolehkan kepala gue menghadap jendela yang berada tepat di sebelah kiri. Sinar matahari yang cukup terik , hembusan angin yang lembut. Membuat gue merasa ngantuk.
Tapi , tak lama setelah itu , jantung gue berdetak kencang. Mata gue melotot ,gue melihat nya.
Dia.
Mas - mas mekdi.
Ah , tidak .
Gue bercanda , gue hanya melihat dua cowok yang berjalan dengan santai.
Gue rasa, mereka cocok.
Karena asik memerhatikan kedua cowok itu, tak sengaja pandangan gue bertemu dengan salah satu dari mereka.
Dia berjalan sambil terus melihat gue dengan tatapan tajam.
Tak rela, gue pun membalas nya dengan cara yang sama.
Namun hanya beberapa detik , dia menghilang dari pandangan gue. Tertutupi oleh tembok kelas gue yang berwarna putih.
Sialan.
Ini sinyal.
Sinyal bahwa gue akan mendapatkan musuh baru.
Tatapan nya masih terekam jelas di otak gue.
Lihat saja.
Mulai detik ini.
Gue.
Pevita , akan mengibarkan bendera merah tanda permusuhan untuk dia.
Orang asing yang tampan.
"Plak!"
Bersamaan dengan bunyi itu , rasa sakit menjalar di jidat gue.
"Pevita! Kamu ini kenapa sih?! Saya lagi menerangkan di depan dan kamu malah keenakkan memandang ke luar ya?! Liat teman kamu yang lain! Semua pada mencatat dan kamu sibuk sendiri! Kamu itu ya!" Omelan Bu Reyna , bahkan mengalahi emak - emak yang jualan grosir celana dalam.
Sialan.
Semua ini gara - gara cowok itu.
Huh!
Kalo gini jadinya , berabe.
Bye dulu deh guys. Mau dengerin omelan guru tercinta nih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry But I Hate Playboy
RomansaBerawal dari tatapan kebencian lalu berakhir menjadi tatapan kebahagiaan. Berawal dari musuh lalu berakhir menjadi teman. Ya , Teman hidup.