Keesokan harinya di warung kopi Asiang, Julie menceritakan segalanya tentang pacarnya yang berada di Kanada, dia mengatakan bahwa dia sudah bosan dengan tingkah laku kekasihnya yang overprotektif terhadap dirinya. Karena itu dia memberikan informasi bahwa dia belum memiliki kekasih di Facebook. Kucoba untuk menenangkan dirinya.
Tak lama kemudian Julie mengeluarkan air matanya sesekali aku membersihkan air matanya dengan tisu.
“Don’t Cry Julie”
“Sorry, i can’t”
“It’s not your fault”
Julie tersenyum kearahku, lalu tertawa kecil
“Why ? what’s funny ?” tanyaku
“Topless oldman”
“What ? What’s that ?”
“That man” sambil menunjuk Asiang
“He Doesn’t wearing shirt, but this coffee is nice”
“Yeah”
“Tono....”
“Yes”
“..If i have much time to stay here, would you teach me something”
“What’s that”
“Language”
“Language ?”
“Language from the heart, Language to make me realize that you’re my future, Language to make me realize that love is real”
“What do you mean”
“In other words are you single”
“Yes”
“I need you to be my husband, if my time is long, would you be my love, because i think i love you and i always ready to do anything you want”
“Sorry, Julie I Can’t”
“Why ?” Julie terkejut mendengar penjelasanku
“Because my religion and my culture”
“Then teach me i was broke with my boys don’t worry”
“I Can’t Jul, your time”
“I Don’t need more reason to you, i hate you, i think you were right to me, but i was wrong”
Julie meninggalkanku seketika dia lantas pergi kembali ke hotelnya,
“Ah, aku ngomong apa sih ?” lantas aku menyesali diriku sendiri di warung kopi, hiruk pikuk para pengunjung tak kupedulikan, aku hanya mencoba untuk berbicara dan curhat kepada teman-teman bloggerku di Whatsapp.
Beberapa temanku akan memberikan sebuah kejutan kepadaku untuk esok harinya, Kejutan apa ? entahlah ?
***
Hari ini aku mengurung diriku di kost sendirian, tak ada satu pun yang dapat kuperbuat selain menyesali atas sebuah perbuatan konyol yang telah terjadi. Namun tiba-tiba smartphone ku berbunyi
“Tono, i know what is your trouble” sebuah messenger datang dari seorang yang kunantikan
“Yes”
“You need a time to teach me right ?”
“Yes”
“And i was decide to live near you, it means i’m in progress to be Indonesia Citizen, what do you think”
“Really ?”
“Yes”
“Jul, i love you too, but give me a time and maybe my friend will help u to teach about Pontianak and My Religion”
“Agree”
***
Berbulan-bulan lamanya dia mempelajari adat istiadat kami, dia sungguh sungguh melakukannya, aku juga merasa berhutang budi terhadap teman-temanku yang lain, Banyak teman-temanku yang mengajarkannya bahasa Indonesia.
Meski semuanya membutuhkan waktu yang cukup lama, namun membuahkan hasil, Inilah yang kusuka dari Julie, dia benar-benar mempelajari dan melakukan apapun yang kuinginkan hingga akhirnya kami menikah.
Julie juga pernah memperkenalkanku dengan orang tuanya di Ontario Kanada mereka beranggapan bahwa Pria Indonesia ramah dan sopan santun. Julie tampak indah tatkala dia mengenakan jilbab.Jilbab ? Ya Julie sudah menjadi warga Indonesia dan masuk Islam. Kami hidup bahagia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Julia
Short StoryJulia, begitulah nama wanita itu. Dia bukanlah seorang wanita yang berasal dari Negeri yang terkenal dengan rempah-rempah dan negara yang terkenal akan daerah maritim. Jika ingin ditarik benang merah dari maksudku, maka kalian akan mengetahui bahwa...