22

373 42 1
                                    


Hari ini aku ada kelas jam 12. Yang benar saja, jam 12 waktunya orang tidur siang, tapi ini malah sebaliknya. Dengan berat hati aku masuk hari ini.

-----

"Baiklah, Gomawo Tzuyu-ya."

Aishhh~ menyebalkan ternyata hari ini kelas di batalkan. Tahu gitu aku tadi di rumah tidur, nonton dramkor kan enak.

"Aishh~ menyebalkan!"

"Kau kenapa?"

Suara seseorang membuatku menoleh kearah sumber suara. Mark? Kulihat Mark menghampiriku.

'Ya tuhan. Hatiku deg²an. Apa wajahku merah? Jangan sampai.'

"Hai Mark."

Sapaku, agar aku tidak terlihat gugup di depannya.

"Hai. Kau kenapa?"

"Biasa. Kelas dibatalkan."

Jawabku dan memalingkan wajahku. Mark hanya ber-oh ria menanggapi jawabanku.

"Kau mau main?"

"Eh?"

"Untuk mengobati rasa kesalmu, aku akan mengajakmu main."

"Kemana?"

"Ikut aku saja."

Mark menarik tanganku, dan sekarang jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ya tuhan, dia mau mengajakku kemana? Apa dia mau mengajakku..... Kencan?

-----

Tidak kencan ternyata. Yang benar saja kita barusan ketemu sejak berpisah lama dan dia langsung mengajakku kencan. Aishh... Selalu saja diriku berkhayal!

"Kau mengajakku kemana?"

Tanyaku tapi Mark tidak menjawabnya ia hanya menoleh kearahku dan tersenyum padaku. Ya tuhan, manis sekali senyumannya. Aku jadi tidak tahan melihatnya.

"Ke taman bermain?"

"Iyap."

Jawabnya singkat dan melepas genggamannya. Aku hanya menatapnya penuh tanya tapi dia hanya tersenyum padaku dan duduk di salah satu bangku yang ada disana.

"Untuk apa kesini?"

"Kau lagi kesal bukan? Sana mainlah ayunan atau bermain pasir. Biar aku tunggui kau disini."

"Yak! Kau kira aku anak kecil!"

Bentakku dan pergi meninggalkannya. Tapi tangannya menghentika langkahku dan membuatku menoleh kearahnya.

"Maafkan aku. Aku hanya ingin membuatmu senang kembali."

"Arrasseo."

Jawabku jutek dan mengalihkan pandanganku ke arah anak kecil yang sedang asik bermain.

"Kau marah padaku?"

"Tidak."

"Lalu? Kenapa wajahmu masih jutek?"

"Wajahku memang begini."

Jawabku dengan cepat, Mark melepas genggamannya dan menatapku membuatku salah tingkah di depannya.

"Jujur, aku lebih suka jika kau tersenyum, Koeun-ah. Jadi jangan pernah kau marah atau benci padaku ya, Koeun-ah?"

"Baiklah, Mark."

'Marah padamu walau hanya sedetik saja aku tidak bisa, apalagi membencimu?'

TBC.

Silahkan komentar ya teman-teman. Free comment, dan juga boleh memberi saran juga.

Terima kasihh..

Hello! Goodbye! • [Mark - Koeun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang