"Kenyang," kata Gaby.
"Yaudah yuk kita balik ke kelas aja," kata Berlyn sambil melap mulutnya dengan tissue.
"Yuk," kata Gaby berdiri.
Berlyn dan Gaby pun jalan di depan memimpin jalan. Sedangkan, gue dan Kelvin berada di belakang mereka berdua.
"Lo bisa jelasin pas pulang sekolah," bisik Kelvin ke telinga gue.
Gue pun mengangguk.
"Ketemu di cafe depan sekolah," lanjutnya lalu ia pun menghampiri para cewek itu.
"Ladies, gue mau ke koperasi dulu beli barang, ada yang mau ikut?" tanya Kelvin.
"Gue, gue mau beli map," kata Gaby.
"Yaudah yuk," kata Kelvin. Lalu Gaby pun mengikuti Kelvin berjalan dan terlihat Gaby seperti merangkul tangan Kelvin. Yang sabar ya Vin..
"Lo lagi ada kerjaan gak?" tanya gue.
"Gak ada," jawab Berlyn.
"Yaudah, ikut gue ke taman yuk," ajak gue.
Kami pun berjalan menuju taman yang terletak di belakang sekolah. Tamannya tidak sebagus taman komplek pada umumnya. Hanya ada beberapa kursi, dua ayunan tunggal dan satu ayunan yang bisa membuat 4-6 orang.
"Jadi gimana?" tanya gue saat kami sampai di taman. Gue pun mengajak dia duduk di salah satu kursi.
"Gimana apanya?" tanya Berlyn.
"Gimana niat lo buat berubah?" tanya gue.
"Gue gak tau, gue masih berusaha buat motivasi diri gue sendiri."
"Lo tenang aja, gue bakal terus buat bantu lo lepas dari semua ini."
"Makasih ya Gion, gue beruntung punya lo."
"Berlyn, lo gak perlu takut buat kehilangan gue, gue bakal terus ada di samping lo, sampai kapanpun juga. Gue janji," kata gue sambil memegang tangannya.
"Makasih."
"Kabar mama gimana?" tanya gue.
"Baik. Tapi mama gak berubah, dia masih aja suka jalan sama cowok yang beda tiap harinya."
"Berlyn, lo harus yakin, mama pasti punya alasannya."
"Gue selalu mikir gitu Gion. Gue selalu ikutin kata psikiater buat mikir yang positif terus. Tapi sampai kapan Gion?" tanya Berlyn, gue bisa merasakan suaranya rapuh banget.
"Gue yakin. Gak lama lagi lo pasti bisa sembuh dan lepas dari semua masalah yang ada," kata gue. Berlyn hanya menghembus nafas yang panjang.
"Oh iya, lo rutin kan minum obat dari dokter?" tanya gue.
"Iya, rutin kok," jawab Berlyn
"Bagus deh. Kapan lo mau check up?" tanya gue.
"Dokter bilang Sabtu ini," jawab Berlyn.
"Oke, gue temenin ya, entar gue jemput lo."
"Gakpapa nih?" tanya Berlyn.
"Gue free kok, apalagi kalau buat lo."
"Oke deh, nanti jamnya gue line lo."
"Okee. Oh iya, nanti pulangnya, bareng gue ya."
*****
Gue duduk di atas motor gue sambil merhatiin setiap murid yang udah keluar dari aula. Yap! Gue lagi nunggu Berlyn di depan gerbang. Karena bosan, gue turun dari motor dan berniat untuk menuju kelasnya. Baru saja turun dari motor, Berlyn sudah terlihat. Ia tidak sendiri. Kelvin disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor Change
General Fiction[P A U S E D] Hujan tidak bisa merubahmu. Aku yang bisa merubahmu. ***** Kehidupan Cascata Berlyn si schizoid akan diubah oleh Kelvin Alessandro. Perlahan-lahan menarik Berlyn keluar dari hitamnya dunia yang Berlyn tinggali