bab 2

1K 39 6
                                    

Ada beberapa hal lagi yang berbeda di SMA PAS yang tidak diterapkan pada tingkat SD maupun SMP-nya. Keharusan setiap siswanya untuk aktif dalam salah satu klub membuat jadwal latihan bisa berlangsung hingga malam hari, oleh karena itu pihak yayasan SMA PAS menyediakan asrama khusus yang wajib ditempati bagi seluruh anggota OSIS sebagai kontrol dan tempat menginap bagi klub yang memilki jadwal hingga malam hari.

      Taksi yang baru mereka tumpangi itupun berlalu meninggalkan mereka didepan asrama. Kaira menatap Cika ragu sebelum sahabatnya itu menarik paksa agar mereka segera menyusul Rion dan Jun yang sudah berada di dalam asrama.

      Ketika sore tadi sedang asik mengarassement sebuah lagu yang tiba-tiba muncul dikepalanya, Kaira mendapat sms dari Cika yang memohon bantuan untuk segera menyusulnya di toko aksesoris  langganan mereka, tak jauh dari tempat kosan Kaira.

      Kai.. pinjam duit dong buat bayar taxi. Hukuman dari bu Aida, belanja buat pementasan ‘n gak boleh bawa mobil sendiri.  gue,  rion sama jun kejebak belanjaan di depan “Galaxy”.

Yah meskipun bunyi sms nya cuma sekedar minjam duit tapi ujung-ujungnya -entah ide siapa- Kairapun berhasil di culik dan sampai lah sekarang dia berda di dalam asrama anak D’Angle.

      Memasuki semester keduanya di PAS sebagai murid kelas satu, tetap saja masih banyak hal yang belum diketahui Kaira tentang sekolahnya itu, salah satu nya tentang asrama ini. Meskipun sering melewati asrama teaterikal ini baru sekarang ia benar-benar masuk ke dalamnya. Sedikit terkesima ketika ia melangkah masuk menenteng sebuah plastik besar ditangannya… seperti istana dengan banyak kamar meskipun jauh lebih kecil dibanding dongeng-dongeng yang ada di buku maupun televisi, tapi tetap mewah dan indah.

      “ Sori Kai… minggu ini kita belum bisa balikin uang kamu tadi “. Kata Jun mengembalikan Kaira dari negri dongengnya.

      “ It’s ok. bu Aida pasti ngecek uang kalian sebelum keluar tadi kan? “ Jawab Kaira yang sudah memperkirakannya.

      “ Tapi kalian borong dari mana nih? Banyak aja… “ Tambah Kaira sembari menaruh tentengan yang dibawanya.

      “ Kemana-mana… pokoknya puyeng deh… oya… loe bantuin gue tulis naskah dong kai “. Pinta Cika tanpa basa-basi sambil membantu kedua rekannya memilah milih barang belanjaan.

      Sambil mengamati ketiga temannya beres-beres. Kaira mengambil sebuah topeng dengan mimik muka cemberut dari tentengan yang dibawanya tadi.

      “ Ini semua buat pementasan bulan depan ya? “ Tanya Kaira penasaran. Waah sepertinya tema wonder girls pementasannya berubah jadi perempuan berwajah jelek.  Senyum Kaira

      “ Iya… makanya loe bantuin gue Kai… gue gak mungkin bisa selesain semuanya dengan segunung hukuman cantik ini “. Seru Cika menyisipkan nada sinispada kata cantik-nya.

      Kaira hanya mengangkat sebelah alisnya pura-pura tak mengerti

      “ Bikin naskah, jahit kostum, make over, sama bersihin WC… aaahhhh pokoknya loe musti bantuin gue Kai… please… “. Rengek Cika.

      “ Jadi hukuman Jun cuma jadi kura-kura bisu yang menghuni kolam putri.. “. Kata Kaira yang mendapat tatapan tajam dari Jun. Kaira cuek dan melanjutkan kata-katanya

      “  Rion cuma disuruh bersihin WC sekolah... “

      “ Giliran ngepel selama seminggu juga gue yang ngerjain “ Protes Rion yang membenci pekerjaan bersih-membersihkan itu.

      “ kok bisa cuma kamu yang apes gitu Cik..? “ lanjut Kaira tetap pada topiknya.

      “ soalnya kemarin gue katauan nyembunyiin sepatu bu Aida di genteng… “. Jelas Cika senang teringat wajah panik bu Aida yang sedang mencari high heels nya.

      “ makanya loe bantuin gue ya,  nih… ceritanya “. Cika mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas nya.

      Kaira menatap buku itu selama satu menit sebelum ia menyerah dan mengabulkan permohonan Cika. Tersenyum senang Cika pun kembali melanjutkan aktifitas beres-beresnya.

      “ Jadi anak-anak yang lain selesainya jam berapa? “. Tanya Kaira seraya melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 lewat 15 malam.

      “ tergantung moodnya pelatih hari ini “. Jawab Cika

      Kaira mengangguk mengerti dan bersiap-siap untuk pulang. Diliriknya Jun yang sedang mengangkat sebuah kardus kearah gudang.

      “ kalo gitu bisa antar aku pulang sekarang ? “. Tanya Kaira tepat ketika Jun menoleh kearahnya.

      “ Hmmm… “. Jun melirik pada dua temannya yang semakin giat mengeluarkan barang-barang belanjaan dari dalam plastik…

      “ Hati-hati di jalan ya Jun “ Celetuk Rion seraya melambaikan tangan, menyerahkan ‘tangung jawab’ pada Jun..

      Dasar ! lempar batu sembunyi tangan. Pikir Jun, dan tanpa banyak komentar lagi ia pun mengangguk pada Kaira lalu segera mengambil kunci mobil dan bersiap mengantar Kaira. Tentunya tanpa sepengetahuan bu Aida.

♠♠♠

      “ Evan… !! Tunggu… kamu dengarin aku dulu dong… “

      Dari kejauhan sayup-sayup Kaira mendengar kicauan burung di pagi hari…

      “ Huaohhmm… tumben ada suara burung… “ Gerutunya sambil kembali menajamkan kuping. Apa karena hari minggu

      “ Evan… kamu gak bisa perlakuin aku kayak gini! “

      Masa burung bisa ngomong sih… 

      Kaira berusaha keras mengumpulkan sisa-sisa rohnya yang belum kembali.

      Suara perempuan. Pikir Kaira lagi sambil berjalan mendekati jendela kamarnya.

      “ Gue bosan ngeliat loe… sekarang loe jauh-jauh dari gue. Minggir !! “

      Kali ini adalah suara laki-laki yang sangat dikenal Kaira. Tanpa pikir panjang lagi didorong rasa penasaran yang kuat akan sosok disebrang jendela kamarnya Kaira dengan tergesa-gesa membuka jendelanya dan…

      Braakk.. Dugh..

      “ Ouch….!! “. Teriak Kaira nyaring ketika pintu jendela kamarnya membuka dan balik mental menabrak jidatnya.

      Otomatis dua anak manusia yang terlibat perkelahian itu memandang ke arah suara yang menyaingi kehebohan mereka pagi itu.

      “ ha.. ha.. Haii.. “. Sapa Kaira salah tingkah

      Lalu tanpa menunggu jawaban “hi” balasan dari salah satunya, Kaira pun kembali menutup jendela kamarnya (kali ini dengan perlahan, nyaris tanpa suara)

      Huffh… benaran kak Evan. Ketua D’Angle. Ketua OSIS tepatnya

      Kaira kembali mendengarkan kelanjutan perang tersebut dengan pendengarannya yang tajam.

      Suara pintu mobil dibanting tertutup dan kemudian disusul dengan suara mobil menjauh…

      “ Evaaan….!!! Brengsek ! “. Teriak sang korban

      Kembali dengan rasa penasaran Kaira membuka sedikit jendela kamarnya agar dapat melihat korban sang ketua OSIS SMA PAS

      “ Kayaknya bukan anak PAS “ Gumam Kaira seraya kembali hendak melanjutkan tidur sebelum HP nya meneriakkan lagu bintang kecil tanda sms masuk.

      Tanpa melihat siapa yang mengirimkan sms Kaira langsung membuka pesannya

      “ Ke asrama… Sekarang !! “

      Siapa nih ?. Pikir Kaira seraya mengecek nama sang pengirim yang tertera di layar

      ”ketua D’Angle”.

      Mampus deh… Kaira segera meloncat dari tempat tidurnya lalu tergesa-gesa membasuh muka, mengosok gigi dan mengganti baju tidurnya dengan baju paling casual yang ia miliki (kali ini setelah mandi pagi tentunya…☺).

Slowly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang