Warning: drabble(?), doesn't make sense at all, super ooc, genderswitch, plotless fic, it's silly, it's ridiculous, you've been warned.
***
I think I need help.
There is one time where I care about people; how they feel, how they think about me, how they look at me.
Ah, no. it's not just time. Every time, I do that every time. But, when I was at the lowest part of my life, they were nowhere to be found.
I think I'm too stupid. I always give people my all, but they don't care about me. There was no single message of asking how I feel.
I try to fit in so much until I forget who I truly am. I think I need help but, the only person who can help me is myself.
It's time to come out again, dear the poor suffering me. Rise and shine.
I still think I need help.
***
Jimin bersumpah ia sudah berjalan selama hampir dua jam sampai dia tidak bisa merasakan kakinya lagi. Dia kabur dari Seokjin, kakaknya.Seokjin baru saja memakinya dan itu bukan makian penuh lelucon seperti biasanya. Seokjin memakinya sampai rasanya Jimin merasa hidupnya tidak berguna dan seharusnya dia mati.
Jimin terisak lagi. Kakinya terluka, tapi hatinya lebih sakit.
Menangis di tengah hujan terasa menyenangkan. Tidak ada orang di jalan saat hujan, apalagi malam hari seperti sekarang ini, dan jika ada orang, orang-orang tidak akan melihat air mata yang mengalir di pipi Jimin karena air hujan melebur menjadi satu dengan air matanya. Kecuali, bahunya yang naik turun karena dia tidak bisa berhenti terisak. Atau, matanya yang bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku Jimin?! Apa kau pikir es krimmu lebih penting daripada pacarku? Ya Tuhan! Jimin Aku membatalkan kencan, sialan, pertama kami untukmu dan ternyata kau hanya ingin aku membelikanmu es krim! Apa kau tidak tahu bahwa aku benar-benar menyukai Namjoon? Sudah bagus dia punya waktu untuk kencan ini, tetapi kau menghancurkannya...oh, aku pikir dia akan benci aku! Ah, Namjoon tidak akan mau menemuiku lagi. Kau! Berhenti bertindak seperti anak-anak! Apakah kau tidak tahu orang-orang membencimu karena perilaku manjamu?"
Jimin ingat semua kata-kata Seokjin. Itu sangat menyakitkan baginya.
Jimin sangat menyayangi Seokjin. Dia bisa menjamin itu. Dulu dia juga yakin Seokjin juga menyayanginya. Tapi setelah ini, dia tidak lagi yakin. Seokjin membencinya. Ya, pasti begitu. Dia hanya berpura-pura selama ini.
Jimin menangis di bawah malam hujan yang dingin. Dia duduk di tanah ketika akhirnya dia tidak bisa menahannya lagi.
"Aku membatalkan kencan, sialan, pertama kami..."
Jimin entah bagaimana berpikir bahwa Seokjin membenci dia. Seokjin tidak pernah menyayanginya. Tapi, mata Seokjin yang begitu hangat saat memeluknya membuat dia begitu yakin kalau Seokjin juga menyayanginya sama seperti dia menyayangi Seokjin. Dia tidak bisa percaya ini semua sama sekali. Tapi fakta bahwa Seokjin baru saja mengutuk dirinya menyakitinya begitu dalam.
"Apa kau tidak tahu orang-orang membencimu karena perilaku manjamu?"
Itu dia! Seokjin pasti membencinya. Dia mengatakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amoureuse (YoonMin)
FanfictionYoonMin non-smut oneshoot collection. 1. That was Love: Jimin tidak mengerti kenapa hatinya berdebar dua kali lebih cepat saat dia mengingat Min Yoongi, mungkin karena Yoongi selalu baik padanya. 2. Just Ask Namjoon: Tentang Yoongi yang mengabaikan...