Part 4

301 35 6
                                    

—Flashback on—

"Mohon maaf, apa di sini ada saudara atau kerabat dari keluarga korban?"

Dokter yang sedang menangani keluarga Mina akhirnya keluar dari ruangan unit gawat darurat. Dengan segera Wonwoo menghampiri dokter itu sambil menatapnya dengan cemas.

"Saya, dok. Bagaimana dengan kondisi mereka?"

"Mohon maaf, dengan sangat menyesal saya mengucapkan kalimat ini bahwa Bapak dan Ibu tidak terselamatkan."

Wonwoo menutup kedua matanya. Airmata yang ditahannya akhirnya meluncur juga dari pelupuk matanya.  "Eomonim.. Abeoji.." lirihnya.

"Lalu bagimana dengan gadis itu?"

Gadis yang dimaksud Wonwoo adalah Mina.

"Oh. Untungnya gadis itu selamat. Hanya saja kedua kakinya mengalami patah tulang dan dia sangat banyak mengalami pendarahan. Mohon maaf tuan, kami... sedang kehabisan stok darah. Jadi untuk melakukan.."

"Ambil darah saya. Golongan darah saya dan dia sama. Kami mempunyai golongan darah A."

—Flashback off—

Sore ini Wonwoo berniat menghabiskan waktunya untuk melihat sunset di dekat sungai Han bersama Mina. Sekaligus untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam...

Semalam Wonwoo sudah memikirkan matang-matang tentang perasaannya selama ini yang selalu terombang-ambing. Mina atau Sana. Dan ia baru menyadari bahwa perasaan cinta yang sesungguhnya adalah untuk Mina. Tidak. Ia tidak hanya mencintai Mina tapi juga sangat menyayangi gadis itu. Gadis kecilnya.

Setelah sampai tujuan. Wonwoo langsung membuka pintu mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Mina. Ia juga menggendong Mina untuk naik ke kursi rodanya.

Wonwoo mendorong kursi roda Mina sampai tepi sungai Han. Ia tersenyum bisa melihat sunset bersama Mina, gadis yang sangat dicintainya.

"Ehkm— ohok— Mina-ya."

"Hm?"

"Sunsetnya. Menurutmu bagaimana?"

"Kau mau aku menjawab jujur atau bohong?"

"Kau maunya menjawab jujur atau bohong?"

"Aish. Baiklah, menurutku.... biasa saja."

"Hah? Jawaban macam apa itu?"

"Maksudmu?"

"Kau menjawab jujur atau bohong sih?"

"Kau maunya aku menjawab yang mana?"

"Hppft— kenapa sih sangat susah mengobrol sesuatu yang normal denganmu."

"Makanya kau jangan jadi manusia unnormal."

"Yak! Abnormal bukan unnormal!"

"Kau mau kukatai abnormal?"

"Sebelum mengatai diriku abnormal, sebaiknya kau bercermin dulu."

"Cermin bilang padaku bahwa aku sangat cantik daripada putri salju."

"Memangnya putri salju itu ada?!"

"Kau maunya ada atau tidak?"

"Yak!"

Hilang sudah kata-kata romantis yang sudah Wonwoo siapkan untuk menyatakan perasaannya pada Mina.

Gadis yang menyebalkan, untung aku sangat mencintainya.

"Hm— Mina-ya.. kali ini aku ingin mengobrol serius denganmu. Tolong jawab aku dengan jawaban yang serius juga."

"Memangnya aku menjawab pertanyaanmu dengan candaan? Kurasa tidak."

"Ya, terserah kau saja."

"Katanya kau ingin aku menjawab dengan serius. Bagaimana sih?!"

"SARANGHAEYO MYOUI MINA!"

Sebelumnya Wonwoo tidak yakin dengan keputusan yang ia ambil saat otaknya kehilangan kata-kata romantis untuk Mina. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah terlanjur mengucapkannya. Sungguh sangat melegakan!
Tidak ada jawaban dari Mina. Gadis itu malah menunduk, memegangi keningnya yang terasa sakit.

"Mina.. bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjawabnya dengan serius? Kenapa kau malah... menunduk? Kau malu? Atau kau grogi?"

"Hei kau!" tanpa Wonwoo sadari, seseorang tiba-tiba saja mendekati Wonwoo dan Mina lalu menusukkan pisau tepat di perut Wonwoo.

"Jangan pernah kau menyakiti hati Sana. Kau tahu, aku sudah cukup terpukul saat mengetahui bahwa kalian memiliki hubungan spesial. Dan kau malah menyakiti hatinya? Berarti kau sudah berurusan denganku."

Pria yang tidak dikenal Wonwoo dan Mina itu langsung meninggalkan mereka dengan santainya.

Wonwoo langsung tersungkur sembari memegangi perutnya yang sudah berlumuran darah.

"Won... Wonwoo oppaaa!" Mina terjatuh dari kursi rodanya, merangkak mendekati Wonwoo yang merintih kesakitan.

"Sebentar aku panggilkan ambulans." Mina merogoh ponsel di saku celana Wonwoo dan langsung mengubungi nomor gawat darurat. Mina menggigit bibir bawahnya, menahan airmata yang sebenarnya sudah keluar deras dari kedua pelupuk matanya.

"Bertahanlah oppa... hh hiks.. ada aku di sin.. hiks hhh.. oppaaaa..."

Detik selanjutnya, Wonwoo tak sadarkan diri.

Tbc.

P.s : ❝ Btw, Wonwoo sama Mina emang sama-sama bergolongan darah A wkwk. Gak caya? Silahkan googling. ❞

❝ Thanks, Wonwoo. ❞ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang