—Flashback on—
"Yak! Oppaaaa! Kembalikan bonekaku!"
Anak kecil itu tetap berlari tanpa menghiraukan gadis kecil yang mulai kelelahan mengejarnya. Sesekali ia tertawa mendapati gadis kecilnya jatuh bangun demi mendapatkan boneka penguinnya.
"Ayo cepat kejar aku!"
Gadis kecil itu berhenti. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan mungilnya. Langsung saja sang perebut bonekanya juga ikut berhenti dan menghampiri gadis itu.
"Kau.. kenapa?"
Gadis itu menampakkan wajahnya yang sudah basah dengan airmata. "Hiks.. Oppa jahat!"
"Aku jahat? Hei dengarkan! Kalau aku jahat, sudah dari dulu aku masuk penjara, kau tahu?"
"Yak! Kembalikan bonekaku!"
Langsung saja gadis itu mengambil bonekanya yang sedang dipeluk oleh anak kecil yang ia panggil 'Oppa'.
Gadis itu tertawa lalu menjulurkan lidahnya. "Wleee aku dapat! Sudah sana pergi! Aku ingin bermain dengan boneka kesayanganku!"
Anak kecil itu memanyunkan bibirnya dan tetap tidak pergi dari hadapan seorang gadis kecil yang telah mengusirnya.
"Mina-ya.. aku ingin bermain denganmu. Apa kau tidak mengerti?"
"Wonwoo-ya.. aish! Kenapa kau tidak bilang langsung saja?! Seharusnya kau tidak usah membuatku repot untuk mengejarmu. Memangnya aku anjing?!"
Anak kecil yang bernama Wonwoo itu tertawa ketika mendapati wajah kesal gadis yang bernama Mina. Sungguh! Mina benar-benar menggemaskan ketika sedang kesal!
"Hm.. tapi menurutku kau bukan anjing."
"Lalu?"
"Penguin."
"Mwo-ya?!"
"Larimu sangat lambat untuk mengejarku. Kau tahu, aku ini pelari yang cepat!"
"Ne.. arraseoyo.. aku memang takkan pernah bisa mengejarmu."
—Flashback off—
*****
Siang ini Wonwoo dan Mina sedang berbelanja di salah satu supermarket yang ada di Seoul. Tadi pagi Mina bilang bahwa stock makanan bulanan sudah hampir mau habis. Jadilah mereka berencana untuk belanja bersama.
Setelah selesai membeli makanan bulanan, mereka memutuskan untuk makan siang di salah satu rumah makan yang makanannya memang enak disantap saat siang-siang. Apalagi untuk perut yang sedang keroncongan setelah melakukan kegiatan.
"Sup tulang iga Kyulkyung ahjumma memang sangat enak! Mmm~~"
Wonwoo terkekeh kecil melihat Mina yang lahap memakan supnya. Merasa diperhatikan, Mina mendelik ketika melihat mata Wonwoo yang memang sedang memperhatikannya.
"Yak! Kau ini kenapa sih?!"
"Aku? Aku tidak apa-apa, hanya saja... ternyata kau cantik juga ya."
Deg.
"Bodoh! Kau baru menyadarinya? Astaga~~ padahal kita sudah bersama sejak dari kecil."
"Hm— kau saat kecil sangaaat jelek. Apalagi saat menangisi boneka penguin bodoh itu."
"Yak! Kau yang bodoh! Hanya ingin bermain denganku sampai harus merebut sebuah boneka?! Sangat tidak gentle."
"Memangnya harus bagaimana?! Dengan cara kekerasan?! Sangat tidak masuk akal."
"Memangnya kau bisa berkelahi?!"
"Memangnya kekerasan itu harus dengan berkelahi?!"
"Memangnya apa?!"
"Tidak tahu."
"Aish."
Hampir saja Mina melemparkan mangkok berisi tulang iga miliknya yang tinggal setengah jika saja ia tidak ingat bahwa mangkok ini milik Kyulkyung ahjumma. Sementara Wonwoo menahan tawanya yang hampir meledak di tengah keramaian.
"Sudahlah. Aku sudah kenyang." Mina meletakkan sendoknya di atas meja. Wonwoo masih menyantap sup tulang iganya yang masih banyak.
"Sup milikmu tinggal setengah. Cepat habiskan atau kau sedang diet? Ya, aku tahu bahwa kau itu berat tapi aku tidak menyuruhmu untuk diet, kau tahu?"
Mina melebarkan matanya saat Wonwoo mengucapkan kalimat itu tadi. Berat. Kata sensitif bagi setiap perempuan.
"Jaga ucapanmu, Wonwoo oppa. Kau tahu? Kau berhasil membuat hatiku terluka!"
"Memangnya kau punya hati?"
"Kau—"
Langsung saja Mina menjalankan kursi rodanya, meninggalkan Wonwoo. Sementara Wonwoo terbengong-bengong melihat Mina yang sepertinya sudah menangis.
Astaga.. lelucon macam apa itu?!
*****
Gadis itu rupanya sedang duduk di depan rumah makan sup tulang iga Kyulkyung ahjumma. Agak ragu bagi Wonwoo untuk mendekati gadis itu. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini memang salahnya yang sudah sangat keterlaluan. Ayahnya mengajarkan Wonwoo untuk meminta maaf kepada orang yang sakit hati karena ulahnya. Maka dari itu, mau tak mau Wonwoo harus meminta maaf. Apalagi Mina adalah sahabat—sekaligus cinta pertamanya.
"Mina-ya."
Gadis itu terdiam.
"Aku mau meminta maaf kepadamu karena kalimatku yang sudah sangat keterlaluan. Aku tahu kau pasti sangat sakit hati maka dari itu aku akan mengabulkan permintaanmu. Apapun itu."
Gadis itu masih terdiam.
"Aku berjanji. Bahwa itu adalah kalimat terakhir yang seharusnya tak pantas ku lontarkan pada seorang perempuan."
Tanpa Wonwoo sadari, Mina tersenyum kecil mendengar ucapan Wonwoo yang sebenarnya sangat omong kosong. Berjanji? Berjanji apanya hm...
"Baiklah. Aku memaafkanmu dan aku mau kau membelikan sup tulang iga yang banyak karena aku masih sangat lapar. Aku ini berat dan aku ingin menambah berat badanku."
Langsung saja Wonwoo menganggukan kepalanya dan masuk kembali ke dalam rumah makan sup tulang iga Kyulkyung ahjumma.
Setelah Wonwoo benar-benar meninggalkan Mina, Sana yang melihat mereka dari kejauhan langsung menghampiri Mina yang sedang tertawa lepas.
"Ehm— Mina-ssi."
Mina langsung berhenti tertawa begitu mendengar seseorang memanggil namanya. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat Sana yang sudah berurai airmata.
"Eh? Sana eonni? Hai! Apa kabarmu?"
Mina memaksakan senyumnya begitu menyadari bahwa Wonwoo sedang bersama dirinya bukan bersama Sana, seperti biasanya.
"Aku... aku sedang tidak baik. Bisakah kita bebicara berdua?"
*****
"Aku mohon Mina-ssi. Aku sangat mencintai Wonwoo."
Sana meremas tangan Mina yang terasa sangat dingin. Sana tahu bahwa pasti sulit meninggalkan seseorang yang telah bersama sejak dari kecil. Apalagi jika kita mempunyai perasaan terhadap orang itu.
Mina menelan air ludahnya dengan susah payah. Ini sangat membingungkan. Satu sisi ia ingin melihat orang lain bahagia. Satu sisi ia ingin egois.
"Sana eonni... apakah tidak ada cara lain selain meninggalkan Wonwoo oppa?"
"Kau tahu, sebenarnya aku sering menangis setelah mendengar semua ceritamu dari Wonwoo oppa. Aku... aku merasa... Wonwoo oppa menyukaimu. Bukan.. dia mencintaimu."
Deg.
"Maukah kau melakukannya untukku?"
Mina menggigit bibir bawahnya. Menahan agar airmatanya tidak turun di hadapan seorang gadis yang sangat mencintai cinta pertama yang masih dicintainya, Jeon Wonwoo.
"B-baiklah. Akan kucoba."
—Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Thanks, Wonwoo. ❞ [Selesai]
Fanfic❝ Dilema ❞ Itu yang sedang Wonwoo rasakan ketika harus memilih antara Mina dan Sana. p.s : bahasa tidak sesuai EYD. Tq.