april mop

34 2 0
                                    

"Hy viewers di vlog gue sekarang, gue bakal ngejelasin ke indahan restoran di puncak bukit, bisa dilihatkan betapa indahnya pemandangannya" Aku mengarahkan handy-cam ku kearah hamparan rumah-rumah yang lampunya menyala bagaikan bintang. "Sekian dulu vlog dari gue, makasih udah dukung dan ngikutin aktivitas gue terus, dan see you soon" ucapku mengakhiri proses perekamanku. Ya aku seorang vlogger.

Malam yang indah dibulan kelahiranku, aku menatap langit dan pemandangan secara bergantian. Tiba-tiba ada yang menutup mataku.
"Putra,ngapain lo nutup mata gue segala sih?" aku meraba tangannya, tunggu ini bukan tangan Putra. "Siapa ini?" ucapku kemudian. Aku membuka paksa tangan itu, aku berbalik dan betapa terkejutnya aku, seorang pria berbaju zombie dan wajahnya tak berbentuk.

Aku terduduk ditanah. Suara erangannya persis seperti didalam film, aku bergerak mundur, sambil menggeleng-gelengkan kepalaku ketakutan, apa ini akhir hidupku?

"Ayah, ibu, Iya belum nikah masa udah mati aja, plis jangan dong, pak zombie bunuh akunya nanti aja ya, abis gue nikah, eh jangan deng, kasian suami gue jadi duren, duda keren, nanti diambil kucing garong, amit-amit. Abis gue punya anak, eh jangan deng, nanti anak gue piatu. Abis gue udah tua deh ya, pas gue gak ada harapan hidup ya"ucapku asal.

Tiba-tiba zombie itu tertawa, suaranya keras sekali, aku kenal suara itu. Kemudian zombie itu berusaha membuka kulit wajahnya. Dibalik kulit itu seseorang yang aku kenal, menertawakan aku.

"April Mop, hehe, maaf ya Iya, Putra nakut-nakutin" Dengan gampangnya pria yang menertawakan aku ini bilang maaf dan bawa-bawa april mop, oke liat ya Putra gue bales.

Ku lihat di atas meja makan didekatku ada sebuah piring, aku lemparkan piring itu kearah Putra. Putra berhasil menghindar.

"Gue mau pulang" Aku pun pergi meninggalkan Putra sambil terkekeh. Lalu balik lagi dan mencium pipinya
"Gue gak pernah bisa marah ke lo"

In Divergent Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang