01

166 60 3
                                    

Aku tidak lebih dari setetes hujan yang
hanya bisa diam tanpa berani untuk
berucap dan akan selalu begitu.


"Hadehh! Kalian berisik tau gak!" Gadis yang sedari tadi ketenangan menyalin tugasnya di ganggu merasa jengah dengan keributan yang berasal dari kedua temannya yang tanpa di undang tiba-tiba saja muncul di depan rumahnya lalu menyelenong masuk begitu saja ke dalam kamarnya.

Alih-alih diam, kedua cewek oleng itu malah seperti orang budek, tak mengindahkan omelan tuan rumah, malah lebih asik ngerumpi mengenai hotnews seputaran gosip siswa-siswi popular atau cogan-cogan yang ada di sekolah mereka.

Untung teman kalau tidak sudah Kiran suruh angkat kaki sejak dua jam yang lalu.

"OH IYA! Soal si kak Azka gimana??" Tanya Rey  dengan mata berbinar.

"Gw udah telusurin!! DAN BENER! Ternyata dia udah PUTUS sama si Ratu jablai!!" Jawab Kinta dengan semangat membara seperti baru saja mengungkap kebenaran dari sebuah kasus besar pengadilan.

"AH YANG BENER LO??!!" Tanya Rey memastikan sambil mencoba menahan luapannya.

"ASLE! Sumpah gw dapet infonya dari sumber terpercaya!!"  Jawab Kinta penuh nafsu. Kini Reyna sedang melompat kegirangan di atas kasur seperti baru memenangkan sebuah undian lotre.

"NIH! Lo liat pake mata dengkul lo sendiri!" Kinta menyodorkan hpnya menunjukkan sesuatu pada Rey. Di detik berikutnya Rey kembali menjerit dengan noraknya.

"Akhirnyaaa setelah MENUNGGU SEKIAN LAMA, akhirnya gw punya peluang buat bersanding sama si Azka kakak emesh!!" Kini Rey melampiaskan kebahagiannya pada guling yang ada di kasur yang mereka tempati. Masa bodoh dengan pemiliknya.

"Lebay." Cibir sang tuan rumah yang telah selesai menyalin dan kini sibuk menyetem gitarnya.

"Gak asik lo Ran! Kali-kali fall in love napa! Lo yang jomblo karatan gw yang eneg liatnya."

"Mau jadi perawan tua lo?!"
Ucap Kinta ikut menimpali perkataan Rey. Namun bukannya marah, tersinggung atau mengusir kedua siluman itu Kiran malah mengedikkan bahunya acuh, tak peduli dengan kedua rempong itu, lebih baik ia mengurusi Herbi gitar kesayangannya.

"Rey, gw udah cerita belom sama lo soal kak Gerald ngechat gw di wa?!" Ucap Kinta dengan begitu songongnya.

"Selain berprofesi sebagai tukang gosip yang handal sekarang sahabat gw jadi seorang pengarang kelas kakap. Ngimpi banget lo najis!"

"Anjay! Seriusan gw!" Kinta merebahkan dirinya sebelum kembali berucap.

"Haduhh, gw jadi dilema nih mau milih antara Gerald apa Juna, dua-duanya pake tamvan koadrat lagi! Bayangin aja diri ini di perebutkan dua kaisar sekolahan, gw bingung jadi permaisurinya siapa?? Emang resiko cewek cantik gini deh, gw gak sanggup lagi ngejalanin semua ini haduh haduh." Ucap Kinta dengan begitu lebaynya.

"Yaudah mati aja." Celetuk Kiran dengan gesture santai. Kinta mendengus kesal. Kiran tak peduli.

"Oh iya Ta! Gw inget! Kemarin kata si Ari, hari sabtu tim kak Azka mau tanding di lapangan Samrat lawan Sman 7!" Ucap Rey dengan mulut ingin berbusa.

GOODBYE GIVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang