Siang yang sangat membosankan, matahari yang begitu terik dan suasana yang begitu hening di tambah suara ocehan yang terdengar seperti lagu yang merdu, terasa begitu pas bila di habiskan dengan tidur siang. Perlahan-lahan mata itu mulai tertutup dan tak butuh waktu lama, gadis itu sudah terlelap. Detik demi detik berjalan dengan begitu teduhnya. Hingga tiba-tiba.
"ASTAGA NAGA ULAR TANGGA DI TELAGA!"
Teriak Kiran terlonjak kaget karena sebuah buku yang baru saja menghantam mejanya, membuat gadis itu tersadar dari alam mimpinya.Kini teman-teman sekelasnya tengah cekikikan melihat tingkah cewek itu. Kiran mendongkakkan kepalanya dan mendapati Pak Sudirman yang adalah seorang Guru Sejarah, saat ini menatapnya dengan tajam.
"Kiran! LAGI-LAGI KAMU! Setiap saya menjelaskan di depan kamu selalu molor!! Atau kamu mau menggantikan saya di depan?!!" Ujar Pak Sudirman berapi-api.
"Abis suara Bapak merdu banget sih kayak lagu penghantar tidur di kuping saya." Ucap siswi sableng itu dengan gesture santai. Se isi kelas mendadak melongo mendengar ucapan cewek itu. Ini namanya menggali lubang kubur sendiri.
"SEKARANG KAMU LARI KELILING LAPANGAN SEBANYAK 15 KALI!!" Ucap Pak Sudirman dengan nada tinggi dan setiap penekanan pada kata-katanya, sungguh Kiran telah membuat darah tingginya kumat.
Cewek itu membuang napas pasrah kemudian dengan tampang tanpa dosanya melenggang keluar dari kelas itu.
Kiran menuruni tangga koridor lalu mendapati lapangan yang di sinari matahari yang begitu terik, kini ia merutuki dirinya sendiri yang sudah keceplosan di depan Pak Sudirman si guru killer tak kenal ampun. Lapangan dan sekitarnya saat ini tengah sepih karena sedang berlangsung jam KBM.
Akhirnya Kiran melaksanakan hukumannya dengan muka bersungut-sungut, sepanjang ia berlari tak henti-hentinya ia bergerutu dan menyumpah serapahi teman setempat duduknya dan kedua teman kampretnya yang begitu tega tak membangunkan dirinya.
"Emang bener-bener tu badak afrika!! Seneng banget ngeliat gw menderita!! Pasti sekarang dia lagi ketawa-ketawi di bawah penderitaan gw! Arrghh!! Pengen gw kempesin body kontenernya itu!!" Tak henti-hentinya Kiran menyalahkan Rafrico padahal tanpa ia sadari, Rafrico sudah mencoba membangunkannya, menoel-noel kepalanya tapi Kiran saja yang tidur seperti orang mati.
"Apalagi tu dua curut bau jigong!! Aiishh!! Kulit gw jadi tambah angus deh!"
Delapan putaran sudah Kiran tempuh dan ia merasa sudah tak sanggup lagi.
"Buat apa juga gw lari-lari gak jelas kek gini, orang si Sudirman gak peduli in." Kiran memilih untuk pergi ke kantin karena cacing di perutnya sudah mulai berdemo.
Dengan langkah yang lunglai, napas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran dari pelipisnya, Kiran berjalan menuju kantin yang tidak jauh dari lapangan, berniat mengisi perutnya yang kelaparan karena tadi pagi juga ia tidak sarapan.
Mengharap mendapat nasib yang lebih baik namun naas hari ini keberuntungan tak berpihak padanya.
BRAKK.
Tak di duga-duga, tiba-tiba saja terjadi tabrakan, dan sialnya, Kiran tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang sedang membawa semangkuk es cendol dan alhasil es cendol itu sekarang telah menempel pada seragam Kiran.
Saat itu juga ia nafsu sekali untuk memaki-maki orang di hadapannya ini, karena orang itu telah menghancurkan moodnya dan menambah kesialannya hari ini dan di tambah saat ini gadis itu tengah PMS.
"TENG TENG TENG!" Bel istirahat menggema di seluruh penjuru sekolah dan para siswa-siswi mulai berhamburan keluar kelas.
Kiran masih terpaku memerhatikan seragamnya yang sudah jelek, kini ia tengah menyusun kalimat makian di pikirannya untuk di lontarkan pada orang di hadapannya ini.
Tapi sebelumnya cewek itu menunggu orang kampret di hadapannya ini untuk memohon maaf terlebih dahulu. Setelah itu baru lah ia akan memaki habis-habisan orang itu.
Kantin mulai di padati umat yang kelaparan. Kiran masih di posisinya sejak semenit kejadian.
karena orang yang di hadapannya ini tidak juga membuka mulut, Kiran akhirnya mendongkakkan kepalanya dan mendapati seorang cowok dengan ekspresi datar tanpa rasa bersalah hanya memandanginya dengan santai.Oke kita tunggu, sabar dulu Kiran.
2 detik.
5 detik.
15 detik.
20 detik. OKE CUKUP, cowok tengik ini sudah memancing emosinya sampai ke ubun-ubun. Baru saja Kiran hendak membuka mulutnya tapi cowok itu telah bersuara terlebih dahulu.
"Jalan tuh pake mata, skarang lo lihat akibat ulah lo es cendol gw jadi tumpah." Ucap cowok itu dengan gesture santai.
WHAT THE HELL?!
Lagi-lagi ucapan Kiran kembali tertahan saat tiba-tiba cowok itu berjalan meninggalkannya begitu saja. Kiran mematung di tempatnya sebelum akhirnya dua detik kemudian ia tersadar, ia membalikan badanya dan masih mendapati punggung cowok keji itu yang mulai menjauh.
OKE SUDAH CUKUP.
Entah setan apa yang merasukinya, sekencang jaringan internet 250GB per detik di NASA, Kiran melepas sepatu sebelahnya dan melempar sekencang-kencangnya sepatu itu dengan emosi berapi-api ke arah cowok tengik yang mulai menjauh itu.
PLAK.
Tepat mengenai kepala bagian belakang dari cowok itu.
"YOS!!" Ucap Kiran dengan girang tapi dia belum puas, itu belum apa-apa baginya dan cowok kampret itu harus merasakan yang lebih sadis lagi. Kiran berjalan menuju seorang cowok yang kini langkahnya terhenti karena sebuah sepatu yang menghantam kepalanya.
Kiran berjalan mendekati cowok itu tak peduli pandangan-pandangan penasaran yang di lemparkan siswa-siswi yang baru saja keluar dari kelas mereka dan mendapati seorang siswi dengan model begitu berantakan. Rambut yang lusuh dan acak-acakan, keringat dimana-mana, seragam yang penuh noda kuah cendol serta sepatu yang tinggal sebelah dan di tambah tampang yang begitu sangar, sungguh hari ini Kiran nampak seperti orang sinting.
Cowok itu menatap tajam ke arah cewek yang kini telah berada di hadapannya, Kiran menatapnya tak kalah tajam bahkan seperti ingin menerkam cowok itu sekarang juga, sebenarnya ia tak mengenal siapa yang telah menyulut emosinya ini, yang jelas saat ini Kiran bernafsu untuk melenyapkannya.
"Heh, LO! Makhluk biadab bau jigong yang gw gak tau namanya siapa!! Lo gak punya otak apa ha??!! Udah buat seragam gw kotor trus seenak dengkul ninggalin gw tanpa minta ma--"
Ucapan Kiran terhenti saat cowok itu menunduk, Kiran pikir apa yang akan dia lakukan, ternyata cowok itu mengambil sepatunya yang tergeletak di lantai kemudian cowok itu mendekat ke arah Kiran lalu mendekatkan wajahnya dengan sedikit menunduk karena tinggi Kiran yang hanya sebahu dengannya. Jarak mereka makin menipis dan hawa panas mulai terasa oleh keduanya.
"Nama gw Azka, sepatu lo gw tahan, gw gak bakal balikin sebelum lo minta maaf." Ucap cowok itu pelan tepat di manik mata Kiran. Kiran mematung seketika dunianya berhenti, ia kembali tersadar saat cowok itu telah lenyap dari hadapannya.
Dan sejak itulah Kiran memutuskan untuk membenci makhluk arogan bernama Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE GIVEN
Short Story"Jangan pernah jatuh cinta sama gw, karna nanti lo akan menyesal." -Given Imanuel Caesar "Jangan melarang gw buat jatuh cinta kepada siapapun termasuk lo, karena itu bukan keinginan gw, dan gw gak akan pernah menyesal kalau gw jatuh cinta sama lo ka...