-2-

10.6K 549 0
                                    

Author pov

Begitu sampe depan rumah Nata , Galih memarkirkan mobilnya ke dalam rumah model minimalis itu . Terlihat sebuah mobil honda jazz hitam yang sudah bertengger lebih dulu di halaman rumah menandakan bahwa si pemiliknya sudah pulang .

" Udah pulang Alfen . Tumben ." Ucap Nata sambil keluar dari mobil Galih .

" Kita aja yang kelamaan nyampenya . Kamu liat aja sekarang jam berapa ." Ucap Galih sambil menunjukkan jam tangan ke depan wajah Nata , cewek itu langsung mendorong tangan Galih agar segera menjauh .

" Biasa aja nunjukin jamnya ." Ucap Nata kemudian mengerucutkan bibirnya dan masuk ke dalam rumah diikuti oleh Galih yang terkekeh geli karena hobynya menjaili pacarnya itu .

Alfen sedang duduk di sofa sambil menyelonjorkan kakinya keatas meja dan sibuk memainkan ponselnya. Akhir-akhir ini pria yang sudah beranjak dewasa itu memang katanya lagi deket sama cewek , katanya sih temen kerjanya . Bagian quality control di industri farmasi tempat Alfen bekerja . Tau darimana ? Gitu-gitu Alfen suka curhat kok .

" Pedekate mulu kapan jadiannya ." Ledek Nata sembari duduk disamping Alfen . Galih duduk di depan mereka kemudian bersandar ke sofa yang ia duduki .

" Ngaca kali . Lo berdua pacaran mulu kapan nikahnya ."

Nata menelan ludah dengan susah payah dan melirik ke Galih , cowok itu hanya mengedikkan bahunya sambil tersenyum jahil .

" Dasar gak peka !" Ucap Alfen lagi seperti mengetahui apa yang dipikirkan sepupunya .

" Salah lagi gue deh . Kenapa sih ?" Galih pasang tampang begonya . Atau emang begitu tampangnya ?

" Cewek tuh mana mau pacaran lama-lama . Nikahin cepet keburu dia diambil David ." Ucap Alfen benar-benar to the point membuat wajah Nata memerah .

" Lah kok David sih ? Dia aja udah punya pacar ." Ucap Galih yang lagi-lagi cuek . Mengingat saudara kembar tidak identiknya itu sudah pacaran dengan teman sekantornya .

" Ya intinya nikahin Nata cepet . Lo mau biarin dia nunggu lo lagi terus ? Gak cukup emang lo nyuruh dia nunggu hampir lima tahun dulu ?" Kaa Alfen yang langsung beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya .

Galih melirikkan matanya kearah Nata yang sedari tadi diam . Cewek itu kemudian tersenyum , senyum yang sulit diartikan ." Dia lagi PMS ya ?"

Nata mengedikkan bahunya cuek . Walaupun dalam hati ia cukup kecewa karena Galih sama sekali gak peka dengan apa yang ia rasakan sekarang . " Kamu mau makan dulu ?"

Galih menggeleng ." Aku makan dirumah aja . Mamah masak katanya . Yaudah aku balik dulu ya ." Ucapnya yang kemudian beranjak dari sofa , mengusap kepala Nata dengan lembut dan pergi dari sana .

Nata menghela napas mendengar deru mobil yang semakin menjauh dari rumahnya itu . Pertanda si pemilik sudah benar-benar pergi .

Alfen keluar lagi dari kamarnya dan berjalan menunu dapur untuk mengambil segelas air putih . Ia tersenyum masam melihat sepupunya yang masih duduk di sofa seperti memikirkan sesuatu ." Gue sengaja tadi ."

" Iya gue tau kok ."

" Gue cuma gak mau lo dikecewain lagi ." Ucap Alfen mengingat bagaimana dulu Nata bertahun-tahun menunggu Galih hingga kembali , bahkan cewek itu sempet drop .

" Mungkin terlalu cepet kali Fen . Kita kan baru setahun ini sama-sama lagi ."

" Gak perlu lama-lama pacaran buat nikah kok kalo emang saling sayang ."

" Mungkin dia masih ngumpulin modal . Gak tau deh gue ." Nata mengedikkan bahunya .

" Jadi lo mau gimana ? Jangan bilang lo udah biasa nunggu dia hampir lima tahun dan lo gak masalah buat nunggu bertahun-tahun lagi ?" Alfen menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Nata .

" Ya gak lah ."

" Gue cuma mau bilangin lo sebagai seorang abang ya . Kalo dia emang serius sama lo , dia gak bakal bikin lo nunggu lebih lama lagi ."

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang