Anin

7 1 0
                                    

Berbekal semangat baru dari bu Indira itu, aku pulang dengan semangat yang menggebu-gebu. "Saatnya aku berubah, SAATNYA AKU BERUBAH!". Namun diperjalanan menuju parkiran sekolah, tiba-tiba seorang temanku memanggil.

"Tra... Gatra!" teriaknya sambil berlari menghampiriku.

Dia adalah Anin. Cewek kelas sebelah. Anak guru. Pintar. Tapi mengapa ia tumbenan manggil aku? "Ada apa Nin?" jawabku kebingungan.

"Tolong ajarin pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dong, udah 3 hari aku ngehafalin UU tapi belom hafal-hafal. Dan besok ulangan. Boleh minta tolong ajarin?" ia memperlihatkan 2 buku paket besar dan 1 buku UUD 1945 kepadaku .

Aku berpikir sejenak. Bila individu satu diuntungkan sedangkan individu yang lain harusnya juga diuntungkan. Kalo di istilah ekologi, simbiosis mutualisme. Aku punya ide. "Hmmmmm bentar-bentar...... gini-gini kan kamu pinter matematika kan? Gimana kalo aku ngajarin ppkn, dan kamu ngajarin matematika gimana?", cocok dah diplomasiku. Aku mengangguk-anggukkan kepalaku sambil tersenyum.

"Oke, tapi sekalian ajarin sejarah ya, besok juga ulangan itu masalahnya hehe"

"Yadeh ya......" ternyata diplomasiku kalah sama dia. Emang cewek lebih pinter kalo soal gini. Kami berdua kemudian duduk disalah satu meja keramik yang berjajar rapi di taman sekolah yang baru saja direnovasi.

Maka jadilah sore itu Anin aku ajarin ppkn dan sejarah. Dengan bekal ilmu cara menghafal yang sering kupakai menghafal, ia aku ajari cara menghafal dengan metode penggambaran. Alhamdulillah ia paham dengan cepat. Selanjutnya ia gantian mengajariku matematika dengan metode darinya. Sejam kami belajar bersama dan banyak sekali ilmu yang kami dapatkan. Karena merasa saling menguntungkan, kami sepakat belajar bersama di hari yang lain.

Singkat cerita, kami jadi sering belajar bersama, tidak hanya matematika dan ppkn-sejarah, namun juga mapel lain yang kami pelajari bersama. Nilai kami juga semakin membaik, terutama aku. Bu Indira juga terkejut dengan perkembanganku yang begitu pesat. Ia memujiku dan mengatakan kepadaku, "kamu berhasil berubah le".

Kisah Kita : PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang