08.

89 4 0
                                    

Tak kubayangkan bagaimana jika suatu hari kita menua bersama.
Kau dan aku berjalan beriringan kesana kemari dalam satu pijakan menata kebahagian yang masih terbentuk balok - balok tak beraturan.

Kau menjadi imam dalam sujudku dan Aku menjadi shaf terakhirmu.
Aku panjatkan doa doa untuk kita, agar suatu nanti kita bisa bertemu di Surga.
Sekarang kita hanyaa bisa terfokus dalam satu tujuan menunggu kematian bersama, kematian yang menjadi bukti akhir dari kisah kita.
Semua pernah kita lalui antara rindu yang berakhir pilu, perjuangan tanpa hasil dan tertawa lepas bersama.

Tak kupercayai jika tulang rusukku selama ini adalah engkau.

Sampai pada akhirnya tuhan izinkan kita bersatu, barsama dalam sebuah ikatan pernikahan. Tak bisa aku pungkiri jika aku bahagia saat itu, bahagia bisa memilikumu seutuhnya, bisa menjadi tuntunanku dalam menuju kebaikan, tempat bersadar jika kegelisahan melandaku.

~Ayu Nafi

Ceritaku Yang BerlaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang