"Lost the Rain"

18 3 0
                                    

  Part 9

Peter pov
"Peter...tolong lepaskan" Berontaknya. Walau kamu berontak, aku gak akan lepasin. "Peter...lepasin atau ak...". "Atau apa? Hah ayo jawab" Ucapku yang memotong perkataan Tania.

  Satu Dua menit dia mematung sambil menatap ku. Tiga Empat menit dia membuang muka. Menit terakhir dia berhenti berjalan, otomatis aku berhenti.

  Aku mengangkat sebelah alis dan menatapnya bingung. Entah mengapa wajah Cantiknya itu berubah menjadi Wajah penuh amarah, apa yang salah. Apakah aku baru saja melakukan kesalahan.

  "Peter!!! Lepaskan" Ucapnya garang. Aku terpaksa melepaskan tangannya "Kenapa?" Itulah kata yang keluar dalam pertanyaanku. "Kamu tanya kenapa? Jawabnya karna aku gak suka sama sikapmu" Ucapnya tegas.

  "Maaf, aku salah" Maaf Princess cantik jika kamu gak suka sama sikapku. Apa yang baru saja aku lakukan, aku telah membuat dia marah. Wajah amarahnya bukanlah wajah yang ku inginkan.

  "Ya...sudah ayo, parkiran didepan sana. Kira-kira cuman tinggal 20 sampai 30 langkah dari sini" Ucapku tanpa menggandengnya. Kami berjalan menghabiskan sisa perjalanan dengan di selimuti kesunyian. Sekitar 3 menit dari tempat si princess marah kita sudah sampai parkiran.

  Aku menuju motorku yang terpakir lalu memasukkan kontak ke dalam tempat kontak. Aku membuka jok motor dengan mengambil Helm lalu ku berikan ke Tania. Dia hanya menerima Helm itu dengan tatapan dan wajah datar.

Brumm...Brumm...Brum...
 
  Itulah suara knalpot motor yang bergemuruh memecahkan keheningan di sekolah yang sepi. Ya, walau ada satu dua siswa siswi yang berlalu lalang.

"Tania ayo naik" Perintahku.

  Dia naik lalu ku menarik gas dan berlalu meninggalkan sekolah.

  "Tania...ayo bicara, aku tak suka jika kau diam membisu seperti ini"

  "Baiklah...kau saja duluan" Balasnya.

  Aku bahagia akhirnya dia mau bicara setelah beberapa menit diam saja bagaikan tak bernyawa. Satu Dua Tiga lelucon ku bicarakan agar tak ada kebosanan yang melanda. Dia rupanya menyukai lelucon yang ku bawakan. (Peter, gaya lu udah kayak pelawak aja 😆).

  Setelah itu kami berbincang-bincang ringan dengan topik yang beragam, seperti bakatku yang beraneka ragam yang dapat mempunyai banyak Fans. Asal kalian tau gue nih kembarannya SHAWN MENDES. (Wekk...😝jangan asal ceplos lu peter, kembarannya Shawn Mendes. Peter Bangun...Bangun... ini dah siang jadi gak usah mimpi). Iihh...emang napa thor, gak papalah mimpi di siang bolong. Gue kan termasuk Mendes Army. (Bacot lu pet😬).

  Separuh perjalanan kita lalui, namun hujan turun dengan derasnya membasahi semua yang melintas di jalanan termasuk kami. "Tania...disini tak ada tempat untuk berteduh" Ucapku dengan sedikit mengeraskan nada bicaraku supaya terdengar olehnya.

  "Ya sudah, jalan dulu mungkin di depan sana ada toko, cafe atau semacamnya" Balasnya.

  Aku mempercepat laju motor. Bruss...Bruss..Bruss... itulah bunyi genangan Air yang ku terobos. Berpuluh-puluh sorotan lampu kendaraan adalah cahaya satu-satunya yang menerangi jalanan yang gelap karena langit berwarna abu-abu.

  "Peter...Hujan ini sangatlah seru" Ucap Tania yang merentangkan kedua tangannya. "Oohh...ya! Tania cepat turunkan tanganmu, itu sangat berbahaya" Ucapku dengan nada cemas.

  "Maaf" Jawabnya. "Memangnya kau tak pernah merasakan Hujan-Hujanan" Tanyaku yang diselimuti rasa ingin tau.

  "Pernah, tapi itu dulu saat usiaku 10 tahun dan saat aku berumur 12 tahun semuanya telah berubah. Akhirnya aku tak pernah merasakan sejukanya Air Hujan" Ucapnya sedih. Sebenarnya aku tak tau apa yang terjadi, tapi aku bisa merasakan bahwa dalam keluaganya telah terjadi sesuatu masalah besar.

  "Oohh...maaf jika pertanyaanku membuat kau bersedih, sudahlah sekarang ada aku di sampingmu. Aku akan selalu membuat dirimu bahagia" Hibur ku sembari memegang tangan Tania yang tadinya memegang bahuku agar berpindah ke pinggangku.

  Sepanjang perjalanan yang kita lewati, tak terlihat satu pun bangunan yang sepi. Semua toko, cafe, super market semuanya ramai.

  "Tania...kurasa kita akan selalu kehujanan. Apa rumahmu masih jauh?" Tanyaku. "Ya sudah kamu berteduh di rumahku saja. Kira-kira 10 menit dari sini"

  Aku semakin mempercepat laju motor.

~~♡~~♡~~♡~~

Tania pov
  Akhirnya Hujan yang sangat lebat dapat kita terobos dan sepasang mataku melihat gerbang mewah berwarna merah maroon yang berukirkan motif tak karuan. Motor besar berwarna Hitam milik peter sudah berhenti. Kita turun, meletakkan Helm lalu masuk ke Rumah.

  "Mama...Tania pulang" Ucapku sedikit teriak karena melihat keadaan rumah yang sangat sepi. "Non Tania! Silahkan duduk dulu. Bibi ambilkan Handuk dan buatkan Teh hangat. Den ganteng mau?" Tanya bi.Ina ramah pada Peter.

"Bi tunggu!"
 
"Ya, ada apa non"

"Mama mana? Kok Rumah sepi"

"Oohh...Nyonya ada di gar...gar...garben"

"Garden bibi"

  Aku dan peter terkekeh melihat kelakuan bi.Ina yang sedikit menghibur. "Oohh...yo wes iku opo jenenge gar...garden. Maklum bibikan wong Deso daddhi ora erro bhoso inggris. Yo erro titik-titik" Ucapnya dan berlalu menuju dapur.

  "Keluarga kamu dari mana sih? Kok pembantu kamu bicara bahasa Asing" Tanya peter. Ternyata cowok yang satu ini orangnya Kepo.

  "Ohh...papaku orang indonesia sedangkan ibuku dari New York. Kami tinggal di London karena pusat perusahaan papa disini, kebetulan bi.Ina adalah TKW. Bahasa tadi itu Bahasa Jawa" Jelasku panjan lebar dan peter hanya beroria.

  "Pet...kita ke Garden yuk, sekalian kamu kenalan sama mamaku" Ucapku. "Emm...Boleh".

~~♡~~♡~~♡~~

  "Selamat siang mama, ma ini Peter Jason temanku. Dia yang ku maksud tadi yang mau mengantarku". "Ganteng juga, teman apa pacar" Ucap Mama menggoda kami berdua. Ininib salah satu kebiasaan mama setiap aku punyak teman cowok, mama selalu berangapan bahwa cowok itu adalah pacarku.

  Faktanya aku tak mengerti segalanya dengan persoalan Cinta atau Semancamnya. Setiap orang pacaran menurutku lebay. Setiap detik, menit, jam. Smsan, Bbman, telfon, videocall dan yang lainnya.

  Yang dibahas hal-hal yang gak penting, contohnya "Udah makan belum?" Misal kata si Cowok. "Belum" Jawab si cewek. "Ya sudah makan sana" Suruh si cowok dan masih banyak kata-kata yabg gak penting. Tadi kata suruh makan tapi malah telfon panjang lebar, ya!mana bisa makan kalau si cowok nanya ini nanya itu.
  Kalau orang pacaran di indonesia kebanyakan saat malan minggu ada ritual jalan-jalan atau lebih ghaulnya ngeDate. Jalan berdua naik Motor si Cewek meluk si Cowok kenceng banget udah gak ada jarak sesenti pun udah kayak kembar siam gak bisa dilepas.

  Misalnya pasangannya selingkuh waduhh...udah Galau, nguring diri dalam Kamar nangis sampai 10 Ember 5 Bak Tisu dimana-mana. Trus berkata "Apa sih kurangnya aku" Udah kayak manusia gak punya Dosa, kita kan cuman Manusia biasa banyak memiliki kesalahan dan kekurangan. Udahlah yang putus sama pacarnya gak usah Galau, buang-buang energi aja. Daripada energi habis buat nangis ingat mantan mendingan energi habis buat bekerja lumayan dapat uang. Jodoh kan sudah ada yang ngatur.
(Maaf Aurhor ngomong gini soalnya Authornya belum pernah pacaran, maaf jika ada kata-kata yang menyakitkan🙏).

  Sekian dulu cerita part ini maaf jika masih banyak kekuranga dalam ceritaku☺. Saya berterima kasih untuk semua yang sudah mau membaca cerita ini😊. Jangan lupa vote and comment😁. Lebih baik tinggalkan jejak daripada jadi pembaca gelap🙅. Maaf jika typo masih bertebaran😀.

      🍯Salam semanis madu🍯
                🌷Arianti Oktav🌷

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beauty Of HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang