#2

12 2 2
                                    

Rey masuk kekelas dengan kesal dan menghentak hentakkan kakinya. Dan itu membuat kedua sahabatnya bingung dengan tingkah Rey. Pasalnya tadi waktu Rey keluar kelas masih aman aman aja, lah waktu balik kekelas lagi udah gitu aja,  gimana gak bingung coba.

"Lo kenapa Rey?" tanya Nindi saat Rey sudah duduk disampingnya.

"Gue kesal pake banget tau gak" teriak Rey

"Enggak" jawab keduanya serentak

"Gue belum selese ngomong sayang"

"Oh lanjut" serentak mereka lagi, membuat Rey harus exstra sabar menghadapi dua orang ini.

"Gue kesel sama ketos yang katanya disiplin dan yang bertanggung jawab itu" jawab Rey

"Kesal kenapa coba? Emang dia ngapain lo sampai lo kesal gitu?" tanya Kesya

"Dia tuh tadi nabrak gue sampe gue jatoh, tapi bukannya nolongin atau bilang maaf dia nya malah diam aja. Trus waktu gue udah berdiri dia pergi ninggalin gue gitu aja. Kan anjir banget tuh ketos" cerita Rey menggebu gebu

"Sumpah lah? Kak Iqbaal kayak gitu?" heboh Kesya

"Lah kok bisa kak Iqbaal gak mau nolongin ya? Biasanya juga kak Iqbaal mau nolongin, kalaupun itu bukan salah dia" timpal Nindi

"Ada dendam kali kak Iqbaal sama lo Rey" sambung Kesya lagi yang langsung mendapat tatapan tajam oleh kedua sahabatnya.

"Hehehe pis" Kesya mengacungkan dua jadinya berbentuk huruf 'v'.

"Ehh bisa jadi juga tuh, mana tau aja kak Iqbaal emang punya dendam tersembunyi sama lo Rey, makanya dia kayak gitu ke elo. Lagian dia kayak gitanya cuma ke elo doang" Nindi membenarkan ucapan Kesya

"Ngaco lo pada" dengus Rey

"Gak mungkinlah dia punya dendam sama gue, orang gue aja gak kenal sama dia. Cuma tau namanya doang itupun karna dia ketos yang sering digosipin cabe cabe murah disini, kalo gak mungkin gak kenal" lanjut Rey

"Kan mana tau Rey, bisa aja lo dulu pernah buat kesalahan gitu sama keluarga nya. Trus dianya gak terima dan akhirnya balas dendam ke elo" Kesya

"Aish kalian ini, korban sinet banget sih" kesal Rey

Baru saja Kesya hendak mengeluarkan suaranya, guru pelajaran selanjutnya masuk kekelas membuatnya menutup mulut kembali.

::::::

Iqbaal berjalan menuju kelas dengan senyum yang tak pernah luntur sejak tadi. Saat sudah berada didepan kelas, Iqbaal berhenti sejenak untuk mengatur ekspresinya kembali seperti semula. Sesudah itu barulah Iqbaal masuk kekelas yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar itu.

"Permisi buk, maaf saya terlambat" sopan Iqbaal

"Oh iya Iqbaal tidak apa apa" mendengar suara ramah dari buk Tina, Iqbaal pun langsung duduk disamping Danu.

"Ngomong apaan pak Genta Baal?" bisik Danu pelan agar tak terdengar oleh guru yang mengajar.

"Biasa jadwal latihan" singkat Iqbaal tanpa mengalihkan perhatiannya dari papan tulis. Begitulah Iqbaal jika belajar, tidak ingin melakukan aktivitas lain selain menghadap depan. Iqbaal akan sangat serius jika berhubungan dengan pelajaran. Dan akan mengabaikan yang lainnya. Jika ada yang bertanya dia hanya menjawab seadanya dan tak mau mengalihkan perhatiannya dari papan tulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's Not GoodByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang