4

1K 96 14
                                    

Shin Hye segera turun dari mobil dan berlari memasuki bangunan megah didepannya, mencari sosok yang saat ini diyakininya sedang dalam mood yang sangat tidak baik. Sesaat setelah menginjakkan kakinya di ruang keluarga, kornea matanya menangkap sosok pria paruh baya yang dicarinya sedang duduk berpangku kaki sambil membaca surat kabar hari ini. Shin Hye tidak langsung menghampiri sosok tersebut, indera penglihatannya masih ingin menatap pria paruh baya yang selama 24 tahun ini dipanggilnya dengan sebutan appa (ayah). Dari tempat Shin Hye berdiri, ia mengamati perubahan yang dialami oleh appanya dalam kurun waktu 4 tahun ini. Rambut hitam yang kini mulai memutih, kulit yang sedikit keriput, kacamata minus yang semakin sering dipakai, serta kantung mata yang menurutnya semakin terlihat saja. Tetapi semua itu tidak menutupi ketampanan dari seorang Park Jungsoo.

"APPA..." Shin Hye  berteriak semangat dari tempatnya berdiri

Sosok yang dipanggil hanya mengalihkan pandangan sesaat kemudian kembali melanjutkan kegiatan membacanya, seakan malas untuk meladeni wanita muda yang sekarang sedang melangkah kearahnya. Shin Hye segera duduk disamping appanya, memeluknya dan tak lupa mengecup kedua pipi Jungsoo tanpa permisi. Yang dipeluk dan cium hanya diam tanpa berniat untuk membalas perlakuan putrinya.

"Appa...kenapa tidak meresponku? Aku menyebrangi benua karena aku rindu padamu. Aku bahkan telah membatalkan agendaku demi menemuimu. Apa appa tidak merindukanku? Atau appa telah bosan mempunyai putri secantik diriku?" tanya Shin Hye percaya diri sambil bergelayut manja di lengan appanya "Appa marah padaku? Hmm?" Lanjutnya dengan mimik wajah yang dibuat seperti tidak tahu apa-apa.

"Tsk! Aku tidak tahu bahwa yeoja disampingku ini mempunyai segudang kalimat yang sangat manis. Aku rasa benua seberang benar-benar sangat istimewa" Jungsoo menjawab tanpa menoleh

"Appa ayolah jangan begini terhadapku. Aku telah menepati janjiku datang menemuimu, bahkan tepat waktu. Apa yang kurang dariku?" Shin Hye berusaha membujuk appanya

"Lebih tepatnya setelah 4 tahun lamanya. Tsk! Kau merindukaku atau dongsaengmu? Bukankah kau baru saja menemui trio nakal itu?"

Tanpa mereka sadari dua pasang mata telah memperhatikan mereka seraya menahan tawa karena merasa geli melihat anak dan ayah terlihat seperti sepasang kekasih yang diterpa hawa cemburu. Oh tuhan ini sangat lucu.

"Astaga ... aku baru menyadari bahwa semakin bertambahnya usia maka kadar kecemburuan juga akan semakin bertambah, bukan hanya terdahap pasangannya tetapi juga terhadap anaknya" dari belakang sosok wanita paru baya ditemani Suho berjalan ke arah mereka dengan tertawa seakan sedang menonton acara komedi.

"Eomma (Ibu)..." Shin Hye beranjak dari duduknya dan memeluk wanita paru baya yang sangat dirindukan tersebut dan disambut dengan cubitan di hidungnya "Dasar gadis nakal, apa yang kau lakukan sampai appa mu bertingkah seperti itu?"

"Shin Hye berjanji pada appa bahwa sesampainya di korea orang pertama yang ia temui adalah appa, tetapi fakta berkata lain. Shin Hye malah pergi ke sekolah Chanyeol dan menemui mereka terlebih dahulu" kali ini Suho yang menimpali dengan tertawa.

"Appa ayolah aku mengakui bahwa aku memang bersalah, tapi aku ke sekolah mereka karena Sehun sedang mengikuti lomba dan dia memintaku untuk datang. Jika aku tidak menginjakkan kakiku disana maka dia akan mengundurkan diri dari perlombaan tersebut. Jangan khawatir bagiku appa adalah pria nomor satu dalam hidupku, tidak ada yang bisa menandingimu appa. Appa Park Jungsoo adalah yang terbaik" Shin hye memberi penjelasan sambil kembali bermanja-manja di lengan appanya, kali ini ia mengeluarkan aegyo nya.

"Sora-yya kurasa putrimu ini sangat pandai dalam merajuk, lihatlah aegyo yang menjijikkan ini, ckckck" Jungsoo mencubit kedua pipi Shin Hye dan menariknya dalam pelukan serta mengelus puncak kepala putrinya sayang. Tak bisa dipungkiri bahwa seorang Park Jungsoo sangat merindukan putrinya yang dengan teganya memilih tinggal dan menuntut ilmu di Negara orang bertahun-tahun lamanya. Bukan hanya itu, bahkan Shin Hye dengan sejuta alasan menolak jika keluarganya memintanya untuk kembali ke korea walaupun hanya sekedar berlibur. "Pergilah ke kamarmu dan beristirahat, masih ada waktu untukmu meregangkan otot-otot sebelum meladeni berbagai ulah trio nakal itu. Appa yakin dengan kedatanganmu mereka akan membawa tas besar berisi perlengkapan mereka agar dapat menginap disini" appa Shin Hye menyudahi pelukannya dan Shin Hye hanya mengangguk mengerti.

This is me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang