Bagian 2: "Pertanyaan"

15 2 0
                                    


<<24.00>> Waktu menunjukan tepat tengah malam, saat ini aku berbaring dikasur yang berada dikamarku. Pikiran yang terus tenggelam mendalami tragedi yang terjadi sekitar 4 jam yang lalu membuatku tidak bisa pergi ke alam mimpi, yah 4 jam yang lalu tepatnya pukul 19.50 terjadi pembunuhan atas pengusaha tambang minyak ternama Sugianto Sasongko yang meninggalkan banyak misteri dan suatu permainan yang konyol untuk menyelesaikannya.

4 jam yang lalu.....

Sebuah pesan dengan bahasa yunani yang dituliskan didinding tepat berada didepanku, yang ditulis menggunakan cairan merah yang kukira darah sebelumnya ternyata hanya saus tomat, mungkin saja jika hidungku sedang flu aku tidak akan mengenali ini sebagai saus tomat karena keadaan ruangan yang gelap jadi mustahil untuk mengenalinya dengan penglihatan.

Karena saking kagetnya dengan kejadian ini aku sampai lupa kalo masih ada orang yang bernafas selain diriku sendiri diruangan ini, "oy pelayan!, apa anda bisa menyalakan lampu diruangan ini daripada mematung terus seperti itu". Aku sengaja mengatakannya dengan sedikit tegas karena lamunannya sangat dalam yang pasti akan tidak respon sama sekali kalo aku mengatakannya dengan lemah lembut.

Dia melihatku dengan muka masih mematung dan tatapan kosong. "Tenang saja saya seorang polisi, jadi sekali lagi saya mohon tolong nyalakan lampunya supaya saya bisa menyelidikinya dengan lebih mudah". Aku merendahkan nada suaraku dan mengulangi permintaanku sambil menunjukan lencana polisi milikku.

"M...m..maaf sebelumnya pak, tapi semenjak saya masuk ke ruangan ini untuk melakukan pelayanan kamar dan waktu saya menekan saklarnya lampu sudah dalam keadaan mati". Dia masih mengatakannya dengan gagap. "Dan waktu saya melihat ke arah jendela didepannya bapak ini sudah dalam keadaan seperti ini.". Pelayan ini melanjutkan perkataanya sambil menjelaskan apa yang terjadi meskipun dengan ucapannnya yang masih terbata bata..

Terdengar beberapa suara langkah berat menuju kesini yang pasti merespon teriakan dari pelayan ini. Tidak lama kemudian beberapa orang sekitar 12 orang datang "Ada apa ini?" terdengar seorang pria dengan suara lantang menanyakan keadaan yang terjadi, yah yang benar saja aku yang 3 menit lebih awal saja belum mengerti sepenuhnya apa yang terjadi.

"Sugianto?? Kawan, apa yang terjadi denganmu???". Terlihat Karno Hadi yang datang lebih telat muncul dari sisi kiri pintu menunjukan raut muka yang begitu frustasi, dengan tergesa gesa dia mencoba menghampiri Sugianto Sasongko.

"Tunggu dulu pak!, jangan mendekat lebih jauh lagi-".

"Apa ini? Punya hak apa anda melarang saya untuk menghampiri teman saya yang sekarat disana?". Aku berniat menahannya dengan kata kataku, tapi dia memotong perkataanku sambil menunjuk korban.

"Sayang sekali pak saya sama sekali tidak punya maksud seperti itu ,melainkan disini saya seorang polisi.". Dengan menghela nafas aku mengatakannya dengan tenang sambil menunjukan lencanaku. Pikiran orang ini benar benar membuatku tambah kesal saja.

"Anu-".

"Mohon maaf sebelumnya, saya melarang anda bukan tapi kalian semua untuk mendekat karena itu akan mengganggu penyilidikan saya.". Aku memotong perkataan seorang pria dengan rambut sudah terganti uban yang penasaran pastinya dengan kejadian ini.

"Baiklah, sebelumnya saya minta yang ada disini semuanya untuk tenang tanpa suara sedikitpun dan biarkan hanya saya yang bicara". Aku mengatakannya dengan nada tegas dan tatapan tajam kepada semuanya.

DNA EX &quot;Detective And A Ex&quot;: A Game Of RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang