Dengan tekad yang kuat, semua yang berat akan terasa ringan
. . .
CAFE MENTARI
Begitulah tulisan di depan bangunan minimalis bergaya classic yang berisi hanya beberapa orang didalamnya, Cafe yang yang saat ini menjadi salah satu tempat bekerjanya, ia tak tau cafe ini milik siapa?, bahkan ia harus bagaimana, sepertinya cafe itu belum waktunya untuk buka, namun para pelanggan sudah ada yang duduk terlebih dahulu menunggu. Anna pun melirik ada tulisan di balik pintu kaca "buka :17.00-10.00pm"
Anna pun melirik arloji yang berada di tangan kirinya.Anna pun berdecak lalu menghela nafas perlahan. hufff... "Kevin mana ya"desis Anna
Dengan ragu Anna mulai memasuki cafe itu, berharap ia akan bertemu dengan Kevin disana, ia terus melihat sekelilingnya ke kiri dan ke kanan namun ia tak melihat Kevin sahabatnya itu.
"kamu Anna temennya Kevin kan?"
Merasa dirinya di panggil Anna menoleh ke sumber suara yang memanggilnya
"iya mba" Anna membalas perkataan tersebut dengan segulas senyum tipis, ia melihat wanita itu memakai seragam hitam dengan kerahnya bergaris putih dan juga pita putih di rambutnya yang di kepang, sama seperti semua karyawan yang ia lihat di cafe ini. tapi mengapa wanita ini mengenalnya.
" kamu karyawan baru kan? gimana kamu udah siap bekerja kan?" tanya karyawan itu yang bernama indah
Anna mulai membasahi bibir bawahnya" ia mba, saya siap"
"silahkan kamu nanti ambil nampan putih disana ya" perintah wanita itu lagi dan menepuk pundak Anna dengan perlahan.
Anna pun mengangguk pelan, pertanda ia sudah mengerti.
Anna berjalan ke arah meja nomor enam, untuk mengantar minum serta makanan andalan cafe ini. tersenyum ramah, Anna meletakkan nampan putih di meja bundar cafe "silahkan" ucapnya ramah pada pengunjung, tak lupa juga ia sedikit berbincang dengan pengunjung itu yang merupakan wanita paruh baya
setelah itu Anna kembali jalan mengantarkan pesanan kopi hitam di meja nomor sepuluh, ia...orang itu hanya memesan kopi hitam saja, sama seperti kebiasaan Alex di kedai kopi. meja paling ujung, dari sini terlihat sekali jaket kulit hitam dan topi merah pria tegap ini membelakanginya, sepertinya ia mengenalinya, Anna memelankan langkah kakinya dan menunduk untuk melihat siapa yang duduk di depannya sambil meletakkan nampan putih itu dengan perlahan. pria itu membalikkan tubuhnya ternyata memang benar, itu adalah Alex.
"kamu kenapa gak ngasih tau aku kalau kamu kerja disini, di butik dan di toko fizza?"
degg...mengapa Alex mengetahuinya, sebenarnya Anna tak mau Alex tahu tentang pekerjaannya karena ia pasti akan melarangnya.
Alex menjentikkan jarinya di kening Anna
"nanti aku jelasin, tapi tidak disini"ucapnya langsung melegang pergi meninggalkan Alex.
langkah Anna terhenti saat lengan kekar milik Alex menggenggam erat tangannya.
"kamu gak bisa lakuin pekerjaan-pekerjaan ini, apalagi kamu sambil kuliah, kamu juga butuh istirahat Anna"Anna langsung tersenyum manis dan menepuk pundak Alex dengan pelan "aku bisa bagi waktu kok Alex, jadi kamu gak usah khawatir"
"kalau kamu mau menebus rumah orang tua kamu, aku bisa bantu, jadi kamu gak perlu buat cape....
belum sempat Alex melanjutkan ucapannya Anna mulai memotongnya
"itu rumah orang tua aku, dan aku bisa menebus rumah itu dengan tenaga yang aku punya, aku gak mau dan gak butuh campur tangan orang lain termasuk kamu Alex"jawab Anna dengan matanya yang sengaja mengerling ke arah lain
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionMencintaimu adalah suatu kesalahan bagiku, karena kamu adalah sahabatku dan akan selalu seperti itu, namun terkadang hati ini tidak bisa berbohong, aku mengharapkanmu lebih dari seorang sahabat, meski dengan sekuat tenaga aku ingin membuang perasaan...