Dikelam malam dihiasi bintang yang begitu indah, aku selalu terbayang akan wajahmu, yang sesuka hati datang lalu pergi mengelilingi pikiranku yang lari tak terarah . Saat ku ingin mencoba tuk mendekati mu, jarak semakin dekat...dekat... Tiba-tiba bayangan itu sedikit demi sedikit mulai menghilang hingga yang terlihat hanyalah bayangan putih yang bersinar sangat menyilaukan hingga mengalahkan sinar mentari .
"Gedebuk!!" Ah punggung ku sakit, rasanya seperti habis tertimpa tangga. Dan ternyata aku hanya bermimpi lagi. Tapi, mengapa mimpi ini seakan tidak pernah hilang. Lalu siapakah dirimu yang selalu hadir dalam setiap mimpiku. Apakah dirimu sosok yang selama ini ku cari (?) Ah tapi tidak mungkin, "Aduh! jadi bingung" .Karena kelamaan mikir jadi lupa deh mesti datang pagi kesekolah. Lalu ku lihat ke arah jam dinding hello kitty yang menempel cantik dikamar tidurku , ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.40 sisa 10 menit lagi untukku bersiap-siap berangkat ke sekolah . Aku langsung bergegas lari ke kamar mandi .
Sesampainya di sekolah, dari kejauhan aku melihat Reni terkecuali Deva , anak itu masih belum terlihat juga batang hidungnya. Lagian biasanya sebelum bel berbunyi Deva dan Reni selalu menungguku didepan gerbang sekolah tercinta. Aku berjalan menuju kearah Reni sepanjang perjalanan tiba-tiba teringat dengan sosok yang ada dalam mimpiku, aku selalu bertanya-tanya dengan suara hatiku, apakah sosok itu ada didunia nyata atau tidak(?) jika ada maka aku akan berusaha mencari tahu, aku tidak ingin mati penasaran karena nya.
"Cinta!! Cinta!!! " teriak Reni kepadaku
" Hah .. A..paa ? Ada apa ? Ada yang kebakaran ? " jawabku terbata-bata.
"Enggak ada apa-apa kok, lagian dari tadi ngelamun mulu. Kayak lagi mikirin anak kucing yang mau lahiran aja, emang lagi mikirin apaan coba?" Tanya Reni yang pengen tau kenapa beberapa hari ini tingkah laku sahabatnya berubah.
"Haha gak ada apa-apa kok Ren, kepo banget sih kamu Ren. Yuk buruan masuk kelas ntar kena hukum sama si guru killer itu " sengaja aku mengalihkan pembicaraan agar Reni tidak semakin curiga denganku
"Ting!!Tong!!Ting!!Tong!" Bel istirahat berbunyi. Reni mengajakku kekantin, ya seperti biasa aku lebih memilih untuk tetap di kelas. Pandangan ku selalu berjaga - jaga didepan kaca kelas berharap ada sosok yang ada didalam mimpi melewati koridor depan kelasku. 15 menit berlalu sosok itu belum muncul juga. Tiba-tiba Reni mengejutkan ku dari belakang, aku tidak tahu bagaimana ekspresi ku waktu itu.
Beberapa detik sempat terdiam, aku memulai berbincang dengan Reni.(Hari ini Deva tidak masuk seperti biasanya) Lalu aku mengajak Reni kerumah Deva. Sebab biasanya Deva selalu mengirimkan surat sakit atau izin ke sekolah. Tapi hari ini surat itu tidak ada dimeja guru. Dan tempat duduknya kosong melompong, aku jadi khawatir, apa yang sebenarnya terjadi dengan anak itu.
Namun tak satu kata pun terlontar dari mulut manisnya, tapi raut wajahnya sudah menunjukkan kalau dirinya menyetujui saranku. Aku sudah membuat janji pertemuan dengan Reni di cafe yang selalu kami kunjungi .
Drett..drett. Aku beranjak dari tempat tidur mencari ponselku. Ada notifikasi pesan singkat diponselku, ternyata itu dari Reni.
From : Reni
Aku sudah sampai di kafe, nih. Cepatan datangnya ntar kesorean kerumah Deva. Aku tunggu, see you.
Aku melangkahkan kaki ku menuju pintu masuk kafe, ku lihat Reni sudah lama menungguku. Tak lama beberapa menit duduk, tanpa basa basi kami langsung pergi kerumah Deva. Dengan pikiran yang was-was berharap tidak terjadi apa-apa dengan nya . Setiba drumahnya , aku dan Reni melihanya terbaring lemas ditempat tidur dan wajahnya begitu pucat .
"Dev , kenapa ga ngirimin surat sih? " tanyaku memulai obrolan .
Deva berdeham . " Hehe iya maaf , lagian orang tuaku dan semua yang ada di rumah lagi diluar kota. Jadi aku ga sempet buat nulis dan ngirimin surat ke sekolah " jawabnya sambil mengunyah makanan . "Emangnya kenapa?"lanjutnya bertanya .
"Masih nanya kenapa ni bocah , ya aku khawatirlah . Aku takut terjadi apa-apa sama kamu , aku kan sayang ..." jawabku mencoba untuk membuat Deva tertawa .
"Haha bener banget , aku juga sayang kalian kok " jawab Reva yang langsung dengan cepat memotong pembicaraan kami
Tapi syukurlah sakit yang dialaminya tidak begitu parah . Pikiran yang tadi was-was mengenai dirinya , kini terbayarkan hanya dengan melihatnya tertawa lepas seakam dirinya mengisyaratkan kepada Aku dan Reni bahwa dirinya baik-baik saja . Kami langsung berpelukan rasanya tidak ingin melepaskan pelukan yang begitu hangat dan erat .
Dret...dret . Ada pesan singkat dilayar ponseku , itu pesan dari ibu.
From : ibu
Cinta , pulang sudah malam ? Ibu sudah siapkan makan malam untukmu . Kamu pulangnya hati-hati ya , Nak .
Aku membalas pesan singkat itu dengan cepat , aku takut ibu khawatir . Karena aku sama sekali tidak menngabarinya dari siang tadi sampai sekarang .
To : Ibu
Iya bu ini cinta juga sudah mau pulang , maaf cinta enggak ngabarin ibu duluan . Ibu gak perlu khawatir ya
Tak terasa ternyata cuaca diluar sudah gelap dan mendung , tak ada satu pun bintang yang datang untuk menghiasi langit malam ini . Aku melirik jam ditangan kiriku , pukul delapan lebih beberapa menit . Aku dan Reni langsung berpamitan pulang . Selama diperjalanan aku ingin cepat-cepat sampai kerumah . Sebab aku ingin bermimpi untuk bertemu dengan sosok yang ada didalam mimpiku , aku rindu dia .*kalau suka ntar ceritanya dilanjutkan , jangan lupa kasih komentar ya
KAMU SEDANG MEMBACA
R.I.N.D.U
Romanceberawal dari sosok yang selalu hadir dalam relung mimpi , kini ia menjadi sosok yang selalu dirindukan . apakah aku selemah itu ? selalu ingin bicara RINDU .