Mengagumi mu

19 2 2
                                    

Part 2
Mengagumi mu
Mimpi itu tiba-tiba datang lagi, dan kali ini sosok nya tampak terlihat jelas. Raut wajahnya tampan dan rupawan layaknya seorang pangeran dari kerajaan. Yang membuat ku ternganga dan terpaku diam, dia berbicara denganku. Tapi dari semua kata-kata yang diucapkan nya hanya satu yang ku ingat, yang lainnya seakan terhapus sendiri dari memori ingatanku. Dia bilang bahwa dirinya benar-benar ada didunia ku, dunia nyata.
Tepat pukul 12 malam , aku terbangun dari tidurku . Ku buka jendela kamar seketika dingin menusuk ke tulang . Malam ini tak satupun bintang menampakkan hadirnya . Biasanya malam-malam ku selalu dihiasi oleh gemerlap cahaya nya sembari ditemani suara jangkrik yang bedecit bersahutan. Tapi tidak untuk malam ini, perasaanku tak sebagus malam-malam kemarin . Entah apa yang di pikirkan sekarang, aku pun tidak tau . Aku mengambil selembar kertas , lalu mencoba mencurahkan isi yang ada dipikirkan ku, yang saat ini rasanya tak karuan . Ku goreskan pena mengikuti perasaan.
"Aku tidak tau bagaimana cara melupakanmu dan aku tidak tau mengapa kau bisa hadir didalam setiap mimpiku . Kau membuatku selalu merindukan kehadiranmu . Tuhan , Kalau tidak engkau izinkan aku untuk bertemu dengan nya jangan pertemukan aku dengan sosok dirinya sekalipun itu hanya didalam mimpi . Karena aku selalu percaya akan kekuatan harapan dan mimpi ."
Woah... mataku mulai lelah , tubuhku memaksa untuk istirahat . Besok pagi ada ujian mendadak di sekolah, dan aku gak belajar sama sekali, ditambah lagi badanku rasanya tidak enak, mana kerjaan dari tadi nulis-nulis ga jelas lagi, pikiranku campur aduk . Ya udah mending aku ngelanjutin tidur aja .
Telolet...telolet... Jam alarm berbunyi . Aku bangun kesiangan hari ini, gara-gara malam tadi tidur nya kemaleman . Mata ku sembab, muka ku pucat dan tubuhku tak bergairah untuk berangkat ke sekolah . Tapi aku harus memaksakan diri , aku ga mau ketinggalan ujian . Aku merapikan tempat tidurku yang super duper berantakan sembari belajar bentar , ya siapa tau materinya sedikit nempel dimemori otakku .
"Cinta , udah selesai belum beres-beres nya . Udah jam berapa ini ? Ntar telat loh kesekolahnya." Ibu berteriak memanggil ku dari ruang tamu .
" oh iya bu , bentar lagi juga udah selesai kok ." Gumamku
Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap . Dia rela ngelakuin apa aja demi anaknya yang tersayang , seperti sekarang ini semenjak aku kelas 12 .Dia yang selalu mengantarku dan nyipain sarapan buat dibawa ke sekolah . Soalnya aku gak biasa sarapan pagi-pagi , nanti malah bikin sakit perut . Aku sangat menyayangi ibu , my mom is everthing .
Tiba digerbang sekolah , aku berjalan meratapi awan yang begitu cerah dengan kondisi yang tidak mengenakkan . Ku lihat kearah lorong sudut parkir . Ada sosok laki-laki yang menarik perhatianku , dia begitu mempesona beda sekali auranya dengan laki-laki yang lain . Ingin ku melihatnya dengan jarak yang dekat . Eh.. dia menuju kearahku , wajahnya mirip sekali dengan yang ada didalam mimpi . Apa dia orangnya yang selama ini ku cari (?) .
Deg...deg..deg. Detak jantungku berdebar begitu cepat , apakah ini pertanda bahwa aku mulai menyukainya (?) Argghhh ... kenal juga belom udah main suka aja . Dia sekolah disini juga , tapi gak pernah lihat ya . Mulai sekarang aku harus menjadi pengagum rahasia nya .
" cin , buruan masuk kelas . Dari tadi berdiri diluar terus ." Teriak Deva
" apaansih dev biasa aja kali , terserah aku dong mau kayak gimana ." Jawabku
Aku mesti nanyain tentang cowo itu sama Reni dan Deva , siapa tau mereka kenalkan . Aku harus hati-hati nanya sama mereka, jangan sampe buat mereka curiga . Kalo ketahuan aku suka sama si cowo itu kan gak lucu . Nanti aku dibilang kegenitan lagi ngejer-ngejer cowo apalagi kalo dibilang ngebet pengen pacaran . Duhh gak kebayanglah jadi nya gimana .
" Ren , mau nanya ni boleh gak." Tanyaku .
" ya boleh lah, lagian mau nanya apaan sih ? ." Cetus Reni .
" aku cuma mau nanya nama co.." obrolan ku seketika terhenti . Aku melihat dia sedang lewat koridor depan kelas ku berjalan gagah dengan postur tubuh yang tegap layaknya atlit profesional . Aku buru-buru menunjuk kearahnya sembari memberitahu Reni bahwa dia orang yang mau aku tanya .
" Oh itu .. namanya Arga kelas 11 ipa . Anaknya alim banget , eskulnya aja rohis. Kenapa suka ya ?." Ejek Reni padaku .
" Ah .. gak kok . Cuma kagum aja sama dia gak lebih ." Padahal dalam hati suka banget sama tuh orang .
Akhirnya sosok yang selama ini aku mimpikan , yang hampir membuat ku gila setengah mati memikirkan nya, namanya adalah Arga . Dia anak kelas 11 ipa . Ada begitu banyak hal yang ku sukai dari dirinya padahal baru pertama kali bertemu. Aku sudah mengaguminya , apakah aku bisa mengalihkan perhatiannya padaku (?) agar membuatnya tertarik . Mulai detik ini aku harus berusaha mendekatinya bagaimana pun cara nya .
Capek banget badan udah pada pegel semua . Mana harus ngerjain tugas tambahan lagi , padahal sekolah udah fullday school mestinya ga ada lagi tugas yang dibawa pulang kerumah lah ini kenyataan nya gak sesuai dengan kententuan . Kalo kayak gini melulu bisa stres lama-lama, pagi siang malem gak pernah lepas sama buku pelajaran ujung-ujungnya pacaran sama buku . Gak habis pikir deh sama ni sekolah ,ya tapi mau gimana lagi nikmati dan syukuri aja . Untung aja besok tanggal merah jadi bisa mengisi waktu luang buat jalan- jalan sebentar walaupun liburnya satu hari gak apa-apa deh , besok kira-kira bagusnya kemana ya (?) ke danau kayaknya ide yang bagus . Kan disana pemandangannya cantik bisa foto selfie terus momen nya bisa diabadikan , uuhh... jadi ga sabar pengen cepet-cepet kesana .
Saat senja baru akan mewarnai langit dengan warna jingganya yang anggun , rintik-rintik hujan tiba-tiba jatuh dengan membawa sejuta rindu ku pada seseorang yang selama ini aku mimpikan yaitu Arga . Entah kenapa diotakku hanya ada namanya. Apa karena aku terlalu merindukannya (?) kurasa begitu . Biarkan aku saja yang merasakan pahitnya merindukan seseorang yang tak merindukanku . Akhir-akhir ini aku juga tidak pernah lagi bermimpi didatangi sosok Arga,apa mungkin karena dia sudah selesai memberi petunjuk bahwa dirinya memang ada didunia nyata . Ah aku tidak ingin semua ini cepat berlalu begitu saja , aku ingin Arga selalu hadir disetiap mimpi-mimpiku.
Hingga hari itu tiba , aku pergi sendiri ke danau . Menikmati pemandangan yang begitu menakjubkan mata ku tak lepas memandangi setiap sudut danau yang dikelilingi perpohonan . Seketika disebrang danau ada sosok laki-laki yang sedang memperhatikan setiap gerak-gerik ku, kurasa aku mengenalinya ,dan ternyata itu Arga . Aku sempat terdiam terpaku , tertudung malu untuk melihat wajahnya yang begitu rupawan . Tak ku sangka aku bisa bertemu dengannya ditempat yang begitu indah . Ini adalah nikmat pemberian Tuhan yang luar biasa ,dan Arga juga pemberian Tuhan untukku .
Arga menghampiriku dengan lengkungan senyum tipis dari wajahnya . Senyum itu , senyum yang pernah kulihat pas aku berpapasan diparkir sekolah waktu itu ."Arga." Rasanya ingin sekali aku melihat wajahku sekarang . Aku tidak ingin Arga melihat ada semu kemerahan dipipiku . Dan degup ini , semoga Arga tak mendengarnya . Jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya .Disini cuma ada Aku dan Arga, bisa jadi setiap hari libur Arga selalu datang kemari . Kalau memang begitu aku juga harus datang kesini untuk sekedar bertemu dengannya , sebab di sekolah kami hampir tidak pernah bertemu.
Aku termenung melamun menatap kearah Arga , entah apa yang membuatku tak bisa berpaling darinya . Arga memanggil ku , aku tak menghiraukannya sama sekali . Tiba akhirnya aku tersadar dari lamunanku . Arga memulai membuka perbincangan nya.
" ini kak cinta kan ?." Tanya Arga kepadaku
Dengan tanggap aku menjawab ." Iya , ada apa ya ?."
" ga ada apa- apa kok kak , sendirian kak?."
Aku langsung menjawab terbata-bata . " iy..aaa soalnya aku gak tau mesti ngajakin siapa, kesini juga cuma pengen lihat pemandangan ."
"Oh gitu , ya Udah pamit pulang dulu."
Arga orangnya begitu dingin , sedikit kata yang keluar dari mulut manisnya . Hingga hari beranjak sore , tak ada lagi harapan yang ingin ku perjuangkan . Tak ada lagi keinginan menggebu untuk mata ini bisa melihat sosok Arga lebih lama . Semuanya padam , padam dengan sendirinya . Tapi tak apa cukup melihatnya sebentar dan berbicara denganku itu sudah lebih dari cukup . Perjalanan hari ini bukan perjalanan biasa untukku . Perjalanan hati , begitu perjalanan ini ku namai. Arga tidak pernah tau bahwa aku mengagumi nya secara diam . Sejak saat itu aku percaya bahwa untuk mengagumi seseorang, kita tidak membutuhkan waktu lama . Hanya dengan 30 menit , lelaki itu mampu meluluhkanku.
Hari itu , aku pulang dengan jantung berdebar tak karuan . Anehnya , aku tak bisa berhenti tersenyum . Senja kedua datang melukis awan dengan warna jingganya yang anggun aku menaruh harapan agar kali ini tak turun hujan. Ku dengar dari luar ada yang berteriak memanggil namaku . Tak lain itu suaranya Reni , aku bergegas turun dari lantai dua kamar ku . Ku lihat Reni basah kuyup , sekujur tubuhnya menggingil . Entah apa yang membuatnya sampai seperti ini , aku menyuruhnya memakai baju ganti dan menyodorkan segelas teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan .
" kamu dari mana aja ? Kenapa bisa seperti ini ? Ada apa denganmu ? ." Banyak sekali pertanyaan yang ku ajukan kepadanya
" aku mencari dana untuk adikku ." Jawabnya dengan kondisi yang masih kedinginan
" dana apa ? Terus untuk apa kamu mengumpulkan nya?." Aku masih tidak mengerti apa yang diucapkannya
" adikku , ia menghadap penyakit kanker . Kamu tau kan dana untuk pengobatannya begitu besar . Makanya aku lagi usaha untuk mencari uang untuk pengobatannya ."
Reni bercerita tentang adik semata wayangnya yakni nurul , dan juga penyakit yang dideritanya .Dia tak punya pilihan lain untuk mencari uang sendiri untuk pengobatan adiknya . Orangtuanya meninggal sejak Reni masih duduk dibangku smp . Reni diadopsi oleh keluarga yang begitu menyayanginya . Ia tak ingin menyusahkan orang tua angkatnya dengan meminta uang pengobatan adiknya . Karena ia tau orangtua angkatnya tak punya penghasilan tetap untuk membantu biaya pengobatan . Reni tampak menyeka air matanya yang sempat jatuh membahasi pipinya . Ya , ia bercerita tentang adiknya dengan nada sedu sedan . Sendunya mengiringi tiap kata yang diucapkan. Yang ku lakukan hanya bisa menenangkan Reni, agar ia tak larut dalam kesedihan yang mendalam . Begitu besar kecintaan seorang kakak dengan adiknya .
Beberapa minggu berlalu ,aku tidak pernah lagi melihat Arga di sekolah . Aku membatin bertanya-tanya pada diriku . Kemana sosok Arga yang selalu ku nanti kehadirannya walaupun hanya sekedar lewat didepan kelas (?) . Telah banyak usaha yang ku lakukan tapi tak satu pun yang berhasil , mulai nanya sama temen hingga mencari kontaknya di media sosial . Ku pasrahkan semua harapan yang ada mengenani dirinya kepada sang pencipta skenario terindah . Hingga tiba saat itu ada seseorang yang datang kepadaku memberikan selembar kertas yang isinya nama instragram Arga , aku loncat-loncat kegirangan seperti orang yang lagi dapet hadiah undian sepeda motor . Semuanya seakan tak pernah terbayang dalam benakku,dengan cekatan aku langsung meraih ponsel diatas meja . Ku ketik namanya dilayar ponsel tak butuh waktu lama untuk menunggu namanya langsung muncul dengan wallpaper fotonya yang begitu menawan membuaku mencair hingga larut seperti larutan penyangga.
Awal percakapan kami dimedsos begitu asyik sampai-sampai lupa waktu . Arga berbeda sekali di dunia nyata dan dunia maya . Ia lebih asyik didunia maya , mungkin dia masih malu kalau bertemu secara langsung. Perlahan-lahan aku mengubah mindset Arga agar tidak menjadi orang yang pemalu . Ya sedikit demi sedikit sifat pemalu nya mulai pudar , karena waktu itu aku bertemu dengannya sedang berjalan dikoridor sembari menyapaku dengan senyum tipis yang ia miliki , dia terlihat begitu wibawa . Yang ia lakukan itu begitu istimewa bagiku , kapan lagi bisa disapa sama orang yang kita suka .
Pelajaran hari ini telah usai , seperti biasa kami mampir di kafe dekat rumahku . Aku memesan tiga gelas jus alpukat , ini sudah menjadi minuma favorite kani . Saat aku ingin berbalik menuju tempat duduk , mata ku terhenti ke titik pusat . Ku lihat Arga ,dia sedang berbincang dengan wanita lain . Saat itu juga kedua mataku memanas karena air mata yang mendesak keluar , tapi masih ku tahan . Aku tak sanggup menahan rasa cemburu ini . Aku hanya bisa menatapnya. Pikiranku kacau balau . Hatiku mengempis seketika.
" cinta , kenapa berdiri disitu ? Cepat balik sini ." Teriak Reni
" iya , aku segera kesana ." Dengan singkat ku menjawab
" kamu nangis ? Siapa yang berani buat kamu kayak gini ? Sini kasih tau ntar aku cincang-cincang dia ." Cetus Deva yang ingin mencairkan suasana
" engga nangis kok , ini kemasukkan debu doang . Lagian siapa yang berani buat nangis cewe tangguh ."
" jujur ya sekarang , Kamu lagi menyembunyikan sesuatu dari kami kan?." Kalimat itu terlontar halus , pelan , tapi mengangetkan .
" iya jujur aja cin , lagian sebagai sahabat kami juga mesti tau . Karena akhir-akhir kami lihat kamu jadi agak pendiam ." Sambung Deva
" jadi gini sebenarnya aku lagi suka seseorang yang lagi duduk disebrang sana, aku tidak berani menyatakan perasaanku ." Aku menunjuk ke arah Arga .
" hah !! Itu kan Arga . Adek kelas kita . Kalau gak salah cewe yang disampingnya itu juga suka sama Arga . Mendingan cepet kamu nyatain perasaan kamu sama Arga sebelum dia diambil orang lain." Tegas Reni
Aku hanya diam dan menggigit bibir mendengar ucapan Reni . Benar , aku tidak bisa terus menerus menyimpan perasaanku kepada Arga . Aku tidak bisa selamanya diam-diam mencintai Arga lalu berpura-pura terlihat tidak memiliki perasaan kepadanya . Perasaan ini mungkin suatu saat harus diungkapkan , Arga harus tahu tentang ini . Namun , sekali lagi , semua ini begitu rumit . Dan aku begitu terbuai dengan dirinya hingga begitu cepat bagiku tuk merindukan sosoknya . Harusnya waktu itu aku cukup mengaguminya , tanpa meletakkan perasaan apa-apa .

R.I.N.D.UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang