Prolog

327 25 0
                                    

"Huffftt..menyebalkan sekali,dia kira tidak lelah apa membersihkan lantai yang kotor seperti ini.." Somi. Gadis itu terus merutuk setiap orang yang berlalu lalang di depannya...

"Somi-ya..," teriak seorang pria paruh baya dari arah belakang tubuhnya..

Sontak somi berbalik kepada orang tersebut,niat hati ingin memaki,tetapi apalah daya,dia langsung menunduk setelah tau siapa yang memanggilnya."y-ya"jawabnya terbata.

"Cepat selesaikan pekerjaan mu,setelah itu pergilalah ke belakang,karena masih banyak pekerjaan."jelas pria paruh baya tersebut. Tanpa mendengar jawaban somi. Dia pergi begitu saja.

"N-ne..,"

-------------------------------------------------------------

"Sumgyeowasseo I tell you something.."

Drtt Drtt Drtt

"Yeoboseo.."

"Ya..somi-ya...,cepat kau kesini. Malam ini ada yang menyewa tempat cafe kita untuk pesta nanti malam..cepat yah"

Tuttt tuttt tuttt

"Aishh jinjja...,YA.."

Somi semakin mempercepat langkah kakinya. Seiring dengan awan yang mengikuti. Seiring dengan detak jantung yang tak di mengerti. Oh. Kenapa ? Jantungnya seperti di pompa tanpa henti. Dengan Mentari tak segan menyengat tubuh mungilnya.

"Akhirnya...."

Somi menghela nafas kuat. Sesampainya di kafe tempatnya bekerja. Semua orang yang ada di dalam benar benar sibuk. Kenapa mendadak ?

Dia mengucapkan salam,setelah membuka pintu masuk. Semua orang menoleh kepadanya setelah mendengar *Ting. Gugup. Itulah yang dirasakan somi. Bukan apa. Karena setiap tatapan yang mereka tujukan seolah membakar seluruh tubuhnya..

"Anyeonghaseyeo...,miane. Saya datang terlambat.."

Setelah mengucapkan salam. Dia bergegas pergi ke belakang untuk mengganti pakaian nya..

"Ya,somi-ya. Neo eodiga ?"

"Aish..,wae? Ahh jinjja. Tidak bisakah kau tidak mengagetkanku.eoh"

"Mian. Uri somi-ya. Geundae. Dari mana saja kau. Kenapa dirimu seperti kelelahan seperti itu ?"

"Ahh..kau taukan pekerjaan ku tidak hanya satu"

"Heol..apa kau tidak lelah..lihatlah semakin hari tubuhmu semakin kecil saja. Kurus kering. Seperti pohon di musim kemarau.."

Somi menghela nafas. Setelah itu dia melanjutkan."ya. Aku di seoul sendiri. Dan aku tak ada siapa* lagi. Mungkin hanya kau uri yeri-ya. Temanku. Kau taukan orang* disini tidak menyukaiku."

"Eoh..karena kau terlalu cantik. Tapi yah lebih jauh aku sih.."

"Terserah..kajja. Kita harus segera bekerja. Jika kamu tidak ingin di marahi oleh si tuan botak itu.."

"Hahahaha.....kajja..,"

-------------------------------------------------------------

Mungkin. Jika keluarganya masih ada. Dia pasti bahagia seperti mereka,kan ?

Mungkin. Jika dia mempunyai uang banyak. Dia pasti akan bersenang senang seperti mereka,kan ?

Jadi. Seperti itu yah. Rasanya dunia malam. Rasanya berpesta. Rasanya bersenang senang. Rasanya berkumpul bersama teman teman ?

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang