"Tak peduli bagaimana kita bertemu, tak peduli seberapa lama kita mengenal, karna cinta tau kapan ia harus datang dan cinta tau harus pergi atau menetap"
*****
Hari pertama aku masuk sekolah baru. Aku pindahan dari Bandung karna ayahku ada dinas dijakarta jadi, kami sekeluarga harus ikut bersama ayah. Aku sedikit ragu dengan sekolahku karna aku tak mengenal siapa pun bahkan semua menatapku tajam. Tak ada tatapan yang hangat saat aku pertama kali kemari. Entah apa salah ku pada mereka Hingga menatapku seperti itu.
Oh tuhan mengapa mereka menatapku seperti itu. aku ikut bang galih saja kalau tau seperti ini- gumamku
Di sinilah aku di SMA angkasa. Sementara abangku sekolah di SMA bima sakti. Kami berdua memang tidak satu Sekolah karna pengalaman di sekolahku dulu bang galih pernah membuat temanku sampai harus masuk rumah sakit hanya karna ingin membelaku dan aku tak ingin itu terjadi lagi.
*****
Aku mengikuti guru yang tadi ada di kantor administrasi. Dia akan mengantarku ke kelas. Sungguh aku gugup, Entah apa yang akan terjadi selanjutnya aku harap temanku nanti tidak begitu kejam. Atau bahkan membully aku. OH tidak, jangan sampai seperti itu.
Aku dan Bu Rini telah masuk ke kelas. Sempatku baca papan depan kelas yang tertuliskan kelas XI.2 ips. aku terkejut saat mendapati suasana kelas yang seperti pasar, apa benar aku akan ditaruh di kelas ini?. Oh tuhan. Apa dosaku?
"Anak anak mohon tenang. Kalian akan dapat teman baru. Kamu sini perkenalkan dirimu" banyak diantara mereka berbisik, mungkin membicarakanku.
Aku berjalan mendekati bu rini. Aku gugup sekarang, benar benar gugup. Aku mencoba untuk menenangkan perasaan ku yang gugup sekarang. Ku coba menarik nafas dan mulai memperkenalkan diri.
"Hay teman teman nama ku Raline Anastasia zahrani, bisa dipanggil zahra. Aku pindah dari Bandung ke Jakarta karna ayahku ada dinas disini. Semoga kalian menyukaiku. Terima kasih"
"Iya, aku suka kok sama kamu"
Entah siapa yang bicara itu tapi itu anak laki laki yang penampilannya sangat tidak rapi. Semua orang dikelas tertawa. Entah aku atau laki laki itu yang mereka tertawakan."Gila lo dave. Sama gue aja ,gue lebih cakep dari di dave haha" Ucap anak laki-laki yang lain. Dia mengedipkan Matanya beberapa kali. Membuatku tak nyaman. Aku hanya menunduk malu. mungkin wajahku merah sekarang.
"Lo jelek kalik, lo aja sampek sekarang jomblo. Hahaha"
"Sialan lo"
"Sudah sudah diam. jangan menggoda murid baru" tiba tiba bu rini angkat bicara. Aku terselamatkan olhnya. Terima kasih bu rini
"Bercanda bu. Piss" Ucap laki laki yang tadi menggodaku
"Dan kamu zahra silahkan duduk disana"
Aku mengikuti jari bu rini yang menunjuk sebuah kursi yang disampingnya ada perempuan yang tersenyum manis ke arahku. Aku berjalan menujuh ke kursi yang dimaksud bu rini. Begitu banyak yang mengajak ku duduk bersama mereka tapi aku hanya diam dan langsung duduk di kursi itu.
"Hay zahra, nama gue tasya" dia mengulurkan tangannya. Dia sangat ramah,sepertinya.
"Hay, tasya nice to meet you" aku membalas uluran tangannya dengan senyum manis ku.
"Nice to meet you too. Oya jangan di dengerin cowok cowok sini ya." Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Baik lah anak-anak saya akan buat kelompok untuk tugas bahasa indonesia kalian. Kelompok 1 : Cynthia dan riski
kelompok 2 : farel dan gita
Kelompok 3 : daffa dan tasya
Kelompok 4 : Sandi dan sava
kelompok 5 : david dan silvany
Kelompok 6 : dave dan zahra
Kelompok 7 : nurul dan juna
......... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen Fiction"Tak peduli bagaimana kita bertemu, tak peduli seberapa lama kita mengenal, karna cinta tau kapan ia harus datang dan cinta tau harus pergi atau menetap" "Sedetik kau terlambat mengatakan, selamanya dia tak kan pernah tau"