2(b)

44 5 0
                                    

"Kadang, seseorang yang kita benci suka membantu kita dalam hal apapun, tanpa kita sadari."-Thania
...

Murid-murid MOS kembali menuju aula seperti kemarin, mendengarkan tugas dari kakak OSIS yang harus dikerjakan hari ini.

"Jadi, hari ini tugas yang kalian harus kerjakan adalah mengumpulkan name tag yang sudah kalian kumpul kemarin kepada kakak-kakak OSIS yang ada di depan kalian. Kemudian, buat kelompok yang terdiri dari 9 anggota dengan melihat warna kaos kaki yang sama dengan kalian. Waktu untuk mencari anggota kelompok selama 20 menit. Dimulai dari sekarang." Perintah ketua OSIS.

Semua murid MOS mengangguk, kemudian langsung berpencar mencari anggota kelompok.

Gwen sedang mencari anggota kelompoknya dengan melihat kaos kaki yang sama dengannya. Sebenarnya ini agak ambigu menurut Gwen. Masa nyari anggota sambil liat anggota tubuh bagian bawah?

Gwen yang sudah seperempat mengelilingi lapangan, melihat ada kaos kaki yang sama dengannya, namun warnanya lebih muda.

"Eh, kamu! Kaos kaki kita sama, kita satu kelompok!"

Perempuan itu agak ragu mendekati Gwen, namun Gwen mengisyaratkan dengan menunjukkan kaos kaki yang dipakainya pada perempuan itu bahwa mereka memang satu kelompok.

"Nama lo siapa? Nama gue Gwenita Delvano. Panggil aja gue Gwen." Tanya Gwen pada perempuan itu sambil berjalan.

"Gue Asyifa Reisan, panggil aja gue Ifa." Jawab perempuan itu dan dibalas oleh Gwen dengan anggukan.

Gwen dan Ifa pun melanjutkan mencari anggota kelompok mereka dengan berpencar.

Waktu 20 menit mencari anggota kelompok pun sudah habis. Ketua OSIS memperbolehkan untuk pergi ke toilet atau minum selama 5 menit kemudian kembali ke kelompok masing-masing.

Gwen, Ifa serta 7 anggota lainnya: Sam, Ero, Triputra, Owen, Dyan, dan 2 Jorre. Gwen disini sempat terkejut dengan salah-satu yang bernama Jorre ini. Gwen sempat memelototi saking kagetnya dengan kehadiran cowok itu yang menjadi 1 kelompok dengannya.

"Ifa."

"Ya?"

"Lo dapet anggota kelompok cowok ini darimana?"

"Dapet 1 paket sih. Jadi mereka udah berempat. 2 Jorre, Ero, sama Owen, trus gue manggilin mereka buat jadi 1 kelompok sama kita."

Gwen hanya mengangguk pada Ifa. Ifa menatap bingung Gwen.

"Emang napa Gwen?"

"Ya heran sih, 1 paket sekaligus gitu. Apalagi Jorre nya ada 2."

Ifa tersenyum pada Gwen.

"Jadi gimana nih manggil mereka berdua biar gak ketuker nama sama orangnya?"

Ifa tampak berpikir kemudian berkata, "Panggil aja Jorre 1 sama Jorre 2. Untuk orangnya bebas lo mau manggil Jorre 1 dengan ciri-ciri seperti apa, begitupun Jorre 2. Pendapat gue sih gitu."

Gwen kemudian berpikir, kemudian setuju dengan pendapat Ifa.

Gwen lalu memanggil 2 Jorre tersebut. 2 Jorre itupun segera menuju arah tempat duduk Gwen.

"Ada apa, Gwen?" Tanya Jorre yang satunya, sementara Jorre yang satunya hanya diam.

"Nama lo berdua Jorre ya, mau gue panggil lo Jorre 1 dan lo Jorre 2 atau Jorre polos sama Jorre kacamata?"

Kedua Jorre tersebut tampak berpikir.

"Gue lebih baik Jorre 1 sama Jorre 2 aja dah. Kalo panggilan yang satunya lagi gue ngerasa aneh gitu. Padahal kan gue gak polos lagi hehe." Cengir Jorre satunya membuat Gwen tersenyum.

"Oke gue panggil lo berdua itu aja ya. Oh ya, lo setuju gak?" Tanya Gwen pada Jorre satunya yang sejak tadi tidak bersuara.

Jorre satunya hanya mengangguk sambil menatap Gwen, membuat Gwen kesal sendiri.

Anak baru songong banget elah, cibir Gwen dalam hati.

Jadi beginilah cara Gwen membedakan antara Jorre 1 dan Jorre 2 yang melalui fisik keduanya yang sangat bertolak belakang.

Jorre 1 dicirikan dengan badan yang agak pendek, tidak memakai kacamata, berambut jabrik, dan kulit yang sawo matang. Sedangkan Jorre 2 dicirikan dengan badan yang tinggi, memakai kacamata, berambut ikal, dan kulit yang putih.

Istirahat pun usai, para siswa MOS kembali menuju ke lapangan dan berbaris sesuai dengan kelompok masing-masing.

Ketua OSIS menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh mereka secara berkelompok, yaitu mencari name tag nama masing-masing yang ternyata sudah disembunyikan oleh anggota OSIS lain di sekitar lapangan. Mereka harus saling berpegangan tangan dengan berbeda jenis kelamin, jika ada yang lepas metima mengambil name tag ataupun ketika berjalan beriringan, dinyatakan kelompok tersebut gugur.

Gwen berpegangan tangan dengan Dyan. Dyan berpegangan tangan dengan Ifa. Ifa berpegangan tangan dengan Owen. Anggota lain berpegangan tangan sampai Triputra berpegangan dengan Gwen.

Peluit sudah dibunyikan oleh salah-satu anggota OSIS. Kelompok-kelompok tersebut pun mulai bergerak mengelilingi lapangan.

Gwen agak kesusahan berjalan karena kedua tangannya berpegangan dengan kedua cowok yang berjalan sangat cepat, seakan-akan Gwen diseret paksa oleh kedua cowok tersebut.

"Jalannya pelan-pelan dong! Gue susah nyamain gerak kaki kalian." Kata Gwen dengan terengah-engah.

"Kita kan harus cepet Gwen! Biar cepet dapet name tag kita." Ucap Triputra masih menatap jalan di depannya.

Gwen menurut. Dia berusaha menyamakan kedua kakinya dengan anggota kelompok lebih cepat darinya meskipun dia sesekali terantuk batu yang membuat Gwen meringis kesakitan.

Tanpa Gwen sadari, seseorang melihat Gwen dan menyamakan langkahnya untuk membantu Gwen berjalan.

-------------------------------------------------------------

Akhirnya update uga! :v. Sengaja update habis UN biar nulis ceritanya enak.

Gimana part ini? Pasti udah tau kan cowok yang sering dibenci Gwen sekaligus sudah  Gwen benci? Aku bikin ini hanya 2 bagian aja, part selanjutnya aku udah bikin ketika Gwen sudah kelas 11 dan lebih banyak kejutan di part-part selanjutnya

Jangan lupa votement dan comment ya!😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang