__ Chapter II

132 18 4
                                    

“Apa kau yakin, oppa?” Tanya Nayeon kepada Taehyung yang berjarak cukup jauh darinya. Laki-laki itu begitu bersemangat dan yakin dengan keputusannya. Berbeda dengan Nayeon yang masih ragu dengan keputusan Taehyung untuk mendekati sungai itu.

Taehyung menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearah gadis itu. “Tentu saja aku yakin.” Tidak ada sedikitpun keraguan dari jawabannya itu.

Apa laki-laki ini tidak kenal rasa takut? Atau mungkin karena rasa penasarannya yang mencapai ubun-ubun itu mengalahkan segala rasa takutnya? Entahlah.... Nayeon sendiri pun tidak yakin.

“Haaahhh.... Seharusnya aku berpamitan dan meminta maaf dulu kepada appa. Jadi jika aku mati disini, ia tidak akan mencariku” Keluhnya.

Taehyung menghela nafasnya kasar. Bahkan disaat seperti ini, gadis itu masih memikirkan ayahnya yang jahat itu. Nayeon memang memiliki hati yang baik. Sudah cantik, baik hati pula. Bagaimana tidak membuat Taehyung jatuh hati padanya? Bahkan saat hari pertama mereka bertemu, Taehyung sudah memantapkan hatinya untuk memilih gadis itu. Taehyung menyukai Nayeon sejak lama... Entah ini rasa cinta atau hanya sekedar rasa suka biasa, laki-laki itu tidak mengerti. Tapi yang pasti, semakin lama, Taehyung semakin tidak ingin kehilangan gadis itu.

“Bukankah biasanya ayahmu tidak pernah mencarimu?” Oopss... Taehyung keceplosan. Kebiasaannya yang berbicara tanpa berfikir itu kumat.

Gadis itu menatap Taehyung kaget. Memang benar... Apakah selama ini ayahnya mencarinya atau hanya sekedar mengkhawatirkannya? Jawabannya, tidak.
Nayeon tersenyum miris. Hatinya bagai teriris. “Kau benar, oppa

“Nayeon, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu.” Laki-laki itu mendekat kearah Nayeon yang sedang berdiri lesu dibelakangnya. Ia memeluk gadis itu. Mengusap punggungnya, berharap dapat meredakan rasa sakit dihatinya.
Kau bodoh, Kim Taehyung!

“Hey! Tidak perlu meminta maaf seperti itu. Aku tidak apa-apa.” Nayeon tersenyum lalu melepaskan pelukan Taehyung. “Aku tidak selemah yang kau kira, oppa. Nah, sekarang ayo kita lanjutkan lagi perjalanannya.” Gadis itu menggenggam tangan laki-laki yang kini berada disampingnya. “Apakah sudah dekat?”

Taehyung menggeleng, “Masih ada setengah perjalanan lagi, Nayeon-ah”

“Cukup jauh rupanya. Aku tidak membayangkan akan sejauh itu”

Taehyung menoleh kearah gadis itu yang berada disampingnya. “Apa kita pulang saja?”. Tanyanya khawatir.

Nayeon berfikir sejenak. Haruskah ia mundur? Atau, haruskah ia melanjutkan kegilaannya ini?. Satu kata yang terlintas dipikirannya sekarang, jawabannya tidak. Ia harus menghilangkan rasa penasarannya. Ia tidak ingin mati penasaran. “Tidak. Ayo kita lanjutkan.” Jawabnya yakin.

“Rupanya sekarang rasa penasaranmu melebihi rasa penasaranku, eoh?” Ledek Taehyung yang dibalas cubitan ringan dari gadis itu.

“Hey sakit!” Keluhnya pada Nayeon yang sudah berjalan cukup jauh di depannya.
Sejak kapan gadis itu berjalan mendahuluinya?

“Kau lemah sekali. Aku kan hanya mencubitmu pelan” Jawab Nayeon tanpa menoleh. Ia tetap melanjutkan langkahnya.

Laki-laki itu berlari mengejar Nayeon. Mensejajarkan langkah mereka. “Walaupun pelan, tetap saja sakit! Kau tahu tidak? Tenagamu itu seperti tenaga kuli!” Ledeknya.

Yang diledek hanya diam cuek. Nayeon tidak mau ambil pusing lagi. Semakin diladeni, Taehyung akan semakin terlihat mengesalkan dimatanya.

——••••••••••——

Hampir satu jam Nayeon dan Taehyung berjalan dari rumahnya menuju sungai itu. Benar-benar perjalanan yang memakan banyak waktu dan tenaga. Kaki Nayeon terasa sakit. Rasanya mau copot. Gadis itu mendudukan dirinya disebuah batu besar didekat sungai itu. Sangat lelah rasanya.

Secret In ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang