Malam kelabu yang sangat dingin. Terlihat seorang gadis berdiri lesu. Nafasnya tersengal-sengal. Ia telah lelah berlari rupanya. Gadis itu sedari tadi berlari ke semua arah. Namun pada akhirnya ia akan kembali ketempat ini. Ia terlihat frustrasi. Air matanya kini menetes mebasahi kedua pipinya. 'Siapapun, tolong aku!' Kata-kata itu terus ia ucapkan dalam hatinya.
Tiba-tiba saja terdengar langkah yang cukup berat. Tubuhnya hampir goyah. Perasaan gadis itu berubah makin tidak enak. Kemudian ia membalikan badannya. Tak disangka ada sesosok makhluk besar membawa cambuk seukurannya lalu menghempaskan cambuk itu pada gadis yang sedang berdiri ketakutan.
"Aaaaaa....." Teriaknya saat cambuk itu hendak mengenainya.
"TOLONG AKUUUU!!!!"
"AAAAAA.... JANGAN BUNUH AKU!!"
BRAKKK!
Nayeon terbangun. Nafasnya tersengal. Kini peluh membasahi wajahnya. "Apa itu barusan? Mimpi yang terasa sangat nyata" Lirihnya ketakutan. Ia lalu memeluk kedua lututnya.
"Sudah jam setengah tujuh. Aku harus bersiap-siap pergi ke sekolah. Jika tidak, aku akan terlambat" Ucapnya bermonolog sendiri.
Ia lalu berjalan tergesa-gesa keluar kamarnya menuju kamar mandi. 'Apa appa sudah berangkat?' Pikirnya.
Ada sedikit kelegaan di hatinya saat ia mengetahui bahwa ayahnya sudah berangkat pagi ini. Setidaknya pagi ini Nayeon tidak perlu dimarahi oleh ayahnya lagi.
--••••••••••--
"Selamat pagi, Nayeon" Sapa Taehyung menghampiri Nayeon yang sedang duduk di bangku kelasnya.
"Pagi, oppa". Gadis itu tersenyum membalas sapaan Taehyung.
"Sudah sarapan belum? Ke kantin yuk? Aku yang traktir deh. Mumpung belum bel nih" Tawar laki-laki itu pada Nayeon. Namun dibalas gelengan pelan dari gadis itu.
"Tidak usah, oppa. Terimakasih atas tawarannya" Ucap Nayeon menolak ajakan Taehyung secara halus. Entah kenapa moodnya berantakan sejak semalam.
Taehyung terdiam mendengar jawaban Nayeon. Laki-laki itu tidak tahu lagi harus berbicara apa. Rasanya sungguh canggung mengingat kejadian semalam. Apakah gadis itu kecewa padanya? Atau bahkan akan membencinya?
"Kau membenciku?" Tanyanya kemudian sambil berharap-harap cemas menunggu jawaban dari gadis itu.
Sekali lagi, Nayeon menggeleng lemah. "Atas dasar apa aku membencimu, oppa? Aku hanya sedang tidak mood pagi ini. Maaf jika membuatmu berpikir seperti itu." Jelasnya panjang lebar.
Taehyung mengangguk ngerti. Kemudian laki-laki itu berjalan menuju pintu kelas. Ia tidak ingin mengganggu Nayeon lagi. Takut gadis itu akan semakin tidak mood jika ia terus mengajaknya berbicara.
Laki-laki itu terus berjalan sepanjang koridor sekolah menuju perpustakaan yang berada tidak jauh dari ruang kelas Nayeon. Sepanjang ia berjalan, banyak hal yang ia pikirkan, dan ia berniat akan bertanya pada kakek penjaga perpustakaan itu. Kakek Park yang pernah mengunjungi daerah terlarang itu.
"Selamat pagi, kakek" Sapa Taehyung ketika ia memasuki ruang perpustakaan.
"Selamat pagi, Taehyung. Buku apa yang ingin kau pinjam hari ini?" Tanya kakek Park akrab.
Kakek memang cukup akrab dengan Taehyung mengingat laki-laki itu sering meminjam buku di perpustakaan. Bahkan tak jarang Taehyung menanyakan apa pun yang membuatnya penasaran tentang banyak hal kepada Kakek Park. Dan begitu pula dengan Kakek itu yang akan menjawab pertanyaan Taehyung dengan apapun yang kakek tahu. Mereka cukup kompak dalam hal berbagi ilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Forest
FanfictionBerawal dari pertemuannya di dalam hutan misterius, Hwang Nayeon, gadis yang kini tumbuh menjadi dewasa tidak akan pernah melupakan cinta pertamanya sejak tiga belas tahun yang lalu. Nayeon yang saat itu berumur tujuh tahun, berniat untuk kabur dar...