April Fools

1.6K 275 97
                                    

Bel tanda sekolah telah usai berbunyi nyaring, membuat Jimin mendesah lega. Akhirnya ia bisa kembali ke rumah dan bermesraan dengan kasur.

Jimin meregangkan otot-ototnya yang kaku dan pegal setelah terus-menerus menulis materi yang di berikan guru. Setelahnya ia memasukan buku-buku ke dalam tas lalu melangkah keluar kelas.

Baru saja kedua kakinya menjejaki aspal parkiran sekolah, ada pemandangan yang membuat hatinya sakit.

Disana, jauh depannya, di dekat gerbang sekolah terlihat pria jangkung dan seorang pria manis tengah berbincang, sangat dekat.

Jimin sangat hafal siapa mereka. Pria jangkung itu Jungkook, teman dekat Jimin sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Dan yang tengah berbincang dengan Jungkook itu Min Yoongi, sang primadona sekolah. Tidak ada siswa yang dapat menolak pesona seorang Min Yoongi, termasuk Jungkook.

Enam bulan lalu, saat Jimin dan Jungkook menjalani masa orientasi, Jungkook berkata bahwa ia telah menemukan cinta pertamanya. Jimin berharap-harap cemas bahwa cinta pertama Jungkook adalah dirinya, tapi tentu saja itu tidak mungkin. Cinta pertama Jungkook itu Min Yoongi, anggota osis yang menjadi pembimbing kelasnya kala itu.

Sejak saat itu, Jungkook berjanji bahwa ia akan mendapatkan Yoongi. Hati Jimin sakit mendengarnya, sangat malah. Tapi Jimin tidak bisa melakukan apapun. Rasa sakit dan rasa cintanya untuk Jungkook ia pendam sendiri.

Tidak ingin terlalu berlarut, Jimin memilih memutar arah. Keluar sekolah melalui gerbang belakang. Setelahnya berjalan menuju halte bus yang berada tak jauh dari sekolah.

Tin tin.

Bunyi klakson sepeda motor terdengar, lalu disusul dengan suara mesin motor yang mendekat dan berhenti di hadapan Jimin.

Sang pengendara motor melepas helm hitamnya, lalu menampakan senyum lebar sampai gigi kelincinya terlihat. Itu Jungkook.

Jimin menghela nafas. Jungkook terlihat sangat tampan saat ini, Jimin takut ia akan semakin mencintai Jungkook.

"Maaf kook, aku harus cepat pulang hari ini."

Jimin berjalan cepat melewati Jungkook dan sepeda motornya. Tetapi langkahnya terhenti karena Jungkook menahan lengannya.

"Ikut aku sebentar, jim."

"Tidak bisa, kook."

Baru saja Jimin akan melangkah, Jungkook malah menariknya mendekati motor.

"Ayo naik, aku tidak menerima penolakan."

Mau bagaimanapun caranya, Jimin tidak akan pernah bisa menolak keinginan Jungkook.

.

.

.

.


Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Jimin dan Jungkook sampai di suatu taman. Setelah Jungkook selesai memakirkan sepeda motornya, ia menggenggam tangan Jimin lalu berjalan memasuki area taman.

"Kenapa kau mengajakku kesini?"

Jimin membuka pembicaraan setelah mereka berdua duduk di salah satu bangku yang berada di area taman.

"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu, jim."

"Apa itu?"

"Tunggu sebentar."

Jungkook bangkit dari duduknya lalu berjalan meninggalkan Jimin yang bertanya-tanya.

Pasang mata Jimin mengamati seluruh sudut taman. Jimin baru ingat, ini adalah taman tempat Jungkook dan Jimin bermain, dulu sebelum mereka berdua beranjak remaja.

Jimin tidak tahu apa alasan Jungkook membawanya kesini. Tapi, meningat jawaban Jungkook tadi, bolehkah Jimin berharap lebih?

Semua ini persis seperti adegan di drama yang sering Jimin tonton. Adegan saat si pemeran pria ingin menyatakan cinta. Jimin tersenyum sendiri membayangkannya.

Imajinasi Jimin buyar saat Jungkook kembali dengan sebuket bunga mawar ditangannya. Jungkook mengukir senyum manis lalu berjongkok di hadapan Jimin.

"Jimin, sebenarnya selama ini yang aku cintai itu dirimu." Jungkook menyodorkan buket bunga kehadapan Jimin.

Jimin terkejut. Ia membekap mulut menggunakan kedua tangannya. Ternyata cintanya pada Jungkook selama ini tidak bertepuk sebelah tangan.

"Maukah kau menjadi pacarku jim?"

Jantung Jimin bekerja memompa darah dua kali lebih cepat. Jimin terlalu senang. Rasanya ia ingin melompat ke pelukan Jungkook lalu berputar-putar di atas hamparan bunga di taman ini.

"A-aku jugaㅡ"

"Hahahahaha, wajah terkejutmu itu lucu sekali jim."

Tiba-tiba saja Jungkook tertawa keras sambil memegangi perutnya, membuat buket bunga yang tadi ia bawa terjatuh.

"April fools! Hahahaha."

"Ma-maksudmu ini semua hanya candaan? kau bercanda?"

"Iya jim, sekarangkan tanggal satu april. Aku hanya bercanda tadi. Lagipula tidak mungkin aku mencintaimu, kau kan hanya temanku. Hahaha."

"Oh begitu ya." Jimin memaksakan dirinya untuk tersenyum dan ikut tertawa.

Setelah menghentikan tawanya, Jungkook bangkit dari posisinya tadi, lalu merapihkan celananya yang sedikit kotor dan membawa buket bunga mawar yang tadi terjatuh.

"Aku harus pulang, jim. Aku sudah berjanji akan berkencan dengan Yoongi hyung, aku akan menyatakan cinta padanya hari ini di Namsan Tower, romantis bukan?"

"Romantis, sangat."

"Baiklah, aku pulang sekarang ya. Kau bisa pulang sendiri kan?"

"Iya."

"Ngomong-ngomong kau jangan marah soal candaanku tadi."

Jimin menggeleng lemah menjawab pertanyaan Jungkook.

"Hati-hati, kook."

Jungkook mengangguk lalu berjalan meninggalkan Jimin yang masih diam ditempatnya.

Airmata yang sedari tadi Jimin tahan sekarang keluar begitu saja, membasahi pipi gembilnya. Jimin terisak, hatinya sesak. Jimin tidak tahu mengapa ia menjadi sangat lemah jika berurusan dengan Jungkook.

Seharusnya Jimin sadar bahwa statusnya itu hanya teman bagi Jungkook, Jungkook tidak mungkin menaruh hati padanya.

Seharusnya Jimin sadar bahwa yang dicintai Jungkook itu hanya Min Yoongi pria manis yang menjadi primadona sekolah, bukan dirinya.

Jimin sekarang sadar betul dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Min Yoongi. Jungkook tidak mungkin tiba-tiba menaruh hati dan berpaling padanya.

Tapi Jimin tidak menyesal telah memendam rasa cinta pada Jungkook selama bertahun-tahun lamanya. Dan untuk seterusnya Jimin akan menjaga hatinya untuk Jungkook, hanya untuk Jungkook. Karena mencintai Jungkook itu bukan suatu kesalahan walaupun itu dapat merusak hubungan persahabatan dirinya dengan Jungkook.

Jimin menikmati degupan jantungnya saat berada di dekat Jungkook. Jimin  menikmati semua perhatian yang Jungkook berikan padanya, walaupun Jungkook hanya mengganggap dirinya teman, tidak lebih.

Untuk sekarang dan seterusnya Jimin masih akan berada di tempat yang sama dengan rasa yang sama untuk Jungkook. Jimin akan terus memendam rasa cintanya untuk Jungkook dan mencintai Jungkook diam-diam. Jimin tidak akan memberitahu perasaannya pada Jungkook selama yang ia bisa.

Mungkin hatinya akan sering sakit karena akan melihat Jungkook bermesraan dengan Yoongi. Tapi, tidak apa-apa itu adalah resiko yang tidak bisa Jimin hindari. Karena kebahagian Jungkook adalah kebahagiaannya juga.

end.


kookmin's love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang