Part. 16

5.9K 240 52
                                    

Happy Reading❤

Sudah lewat seminggu semenjak kejadian itu, Alex jadi tidak mau me-respon Clara sama sekali. Clara jadi bingung sendiri harus berbuat cara apa lagi agar Alex tidak mengacuhkannya.

Sudah banyak yang Clara lakukan agar Alex mau bicara lagi dengannya, tapi hasilnya nihil, Alex tetap tidak perduli apa yang Clara lakukan padahal ia sudah sering kali mengancam Alex tentang Caca tapi sepertinya Alex memang sudah sangat tidak perduli.

Clara memutuskan untuk keluar rumah karena kalau sudah di rumah selalu kepikiran tentang Alex.

Lalu Clara menghubungi teman-temannya untuk mengumpul biasa, karena Clara juga sangat suntuk, seharian ia berada di kamarnya berdiam diri.

Clara mencari handphone-nya yang ia letakan di meja riasnya. Clara langsung membuka handphone dan membuka aplikasi line, karena memang Clara mempunyai grup di line saja.

Ciwi-CiwiQ.

Clara: "Kumpul di cafe biasa, gua lagi badmood nih."

Sevia: "Siap!"

Putri: "Oke, gua siap-siap dulu."

Salsa: "Sipsip,"

Belum ada 2 menit meraka sudah membalasnya barengan.

Clara langsung bersiap-siap, ia memasuki kamar mandi tanpa minat, Clara hanya membasuhi mukanya dengan air.

Lalu ia pun duduk di meja rias untuk merias wajahnya saja, setelah sudah siap Clara langsung bangkit dan memilih baju apa yang ingin ia gunakan.

Clara hanya memilih baju santai untuk di kenakannya ke cafe.

Clara sudah selesai dan ia langsung keluar kamar yang sangat membosankan baginya, Clara menutup pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara sudah selesai dan ia langsung keluar kamar yang sangat membosankan baginya, Clara menutup pintu kamarnya.

Setelah Clara menutup pintu ia menuruni tangga, karena kamarnya memang berada di lantai 2, Clara dengan santai menuruni anak tangga namun ia melihat di lantai dasar ada Papa dan Bundanya yang sedang makan malam.

Clara mengacuhkan kedua orangtuanya, ia sama sekali tidak pamit ataupun tidak menyapa kedua orangtuanya, Clara masih berjalan lurus.

"Kamu di ajarin tata sopan santun gak si sama guru?!" tanya bundanya yang sudah marah karena tingkah Clara yang sering mengacuhkan keberadaannya.

Clara membalikkan badan karena ia tahu bahwa bundanya sudah sangat kesal, "Ada mah yang ngajarin sopan santun orang tuanya!" balas Clara ikut emosi. 

"Clara kamu sudah besar aturan mengerti, semua fasilitas yang kamu minta selalu bunda kasih, tapi apa balasan kamu ke bunda?" ucap bundanya Clara yang bernama Sarah Maya.

Clara merasa sedih ketika bundanya mengucapkan kata seperti itu hati nya merasa ter iris-iris.

Ia langsung lari keluar rumah dan Clara langsung menyalakan mobil yang berada di rumahnya, ia melaju kencang mobil yang di bawanya, Clara hampir mau menabrak mobil di depannya karena ia sangat kencang mengendarainya.

Bahkan gak ada yang mau mengejar gua, gua emang udah enggak berarti lagi buat mereka, Batin Clara sedih.

Tidak ada setengah jam untuk sampai di cafe tempat biasa ia dan teman-temannya menongkrong.

Clara membuka pintu cafe, ia melihat semua teman-temannya sudah mengumpul, Clara langsung menemui mereka dengan mata yang sudah memerah dan sedikit membengkak mungkin faktor tadi ia habis menangis.

Belum Clara duduk teman nya sudah menanyainya, "Mata lu kenapa Clar? Kayak habis nangis?" tanya Salsa.

Clara tidak langsung menjawab pertanyaan Salsa, Clara langsung duduk ketika melihat kursi yang berada di sebelah Sevia kosong, "Gapapa mungkin tadi pas gua lagi tidur semut gigit mata gua, jadi gini." bohong Clara.

"Serius lu gapapa?" tanya Sevia memastikan.

"Gapapa."

Putri memperhatikan Clara yang hanya diam tidak seperti biasanya, "Clar, lu gak pesen?" tanya putri.

"Oh iya, yaudah gua pesen dulu." Clara berjalan dan memesankan minuman saja, ia sedang tidak mood untuk makan padahal perutnya sudah minta di isi.

Clara kembali ke tempat kursinya semula dan ia juga tidak berniat untuk berbicara.

Putri membuka pembicaraan karena ia juga sangat bosan dengan situasi seperti ini, "Kayaknya Alex makin sebel sama lu, Clar." ujar Putri sambil meneguk minumannya.

"Maksud lu apa Put bilang gitu sama gua?!" Clara sedang tidak mood di tambah pertanyaan Putri yang bikin tambah tidak mood. .

Belum sempet Putri menjawabnya minuman yang di pesan Clara sudah datang.

"Terimakasih Mas." ucap Clara datar.

Masnya hanya mengangguk.

Clara langsung meminum dan hampir habis, "Sorry Put, gua lagi kesel." ucap Clara kepada Putri karena sudah hampir membentaknya.

"Iya gua ngerti kok," balas Putri tersenyum.

"Emang lu ada masalah apa lagi si Clar, sampe buat lu kesel gini?" tanya Sevia kali ini.

"Kan gua udah bilang dari tadi gapapa, cuma lagi kesel aja." bohong lagi Clara.

Clara memang paling malas menceritakan masalah keluarganya dengan siapapun, karena menurutnya ini memang masalah pribadi tidak baik juga untuk di beritahu.

***

Handphone Caca bergetar pertanda ada pesan masuk, Caca membuka handphone dan langsung melihat siapa yang mengirim pesan malam-malam begini. Ternyata Alex!

Caca membaca pesan yang Alex kirimkan kepadanya, Caca tersenyum ketika membacanya.

Alex,
Besok sekolah kan Ca? Mau saya jemput biar gak kesiangan lagi?

Alex mengirimkan pesan singkat namun bisa membuat Caca senyum-senyum sendiri.

"Kamu kenapa princess, kok senyum-senyum sendiri gitu?" tanya perempuan paruh baya itu yang sudah ia anggap ibunya.

Memang Caca sekarang sedang berada di rumah sakit masih menemaninya.

"Gapapa bu," jawab Caca sambil tersenyum kepada ibu keduanya.

"Apa sedang jatuh cinta ni?" tanyanya lagi.

Caca melebarkan senyum mendapatkan pertanyaan seperti itu, "Ah ibu bisa aja." ucap Caca masih tersenyum.

Ibunya hanya tertawa, Caca sedang menjagai ibunya seorang diri karena tadi mamanya sudah pamit pulang dan akan kembali lagi untuk menginap.

Caca mengetik pesan untuk membalas pesannya Alex barusan.

Memang gak ngerepotin Kak?
Send.

Alex langsung menelpon dan tidak membalas pesan Caca lagi, Caca langsung mengangkat dan pamit sebentar kepada ibunya untuk mengangkat telpon.

Caca mengangkat dengan senyum yang mengembang.

"Halo kak, ada apa?" tanya Caca basa-basi.

"Gapapa, besok saya jemput dan tidak ada penolakan!"

"Iya kak, yaudah udah dulu ya."

"Good night, happy a nice dream," ucap Alex yang mampu membuat Caca terseyum lagi dan lagi.

"Good night too kak Alex."

Tut.
Caca mematikan sambungan telpon barusannya dengan Alex dan Caca pun kembali lagi ke kamar rawat.

*TBC
Mungkin ini kurang panjang tapi ini sudah sekuat tenaga untuk memikirkannya*lebay ah. I'm so sorry baru bisa apdet sekarang karena memang otak lagi lemot banget:( dan saya mau ucapin makasih banyak yang udah mau terus ngikutin cerita ini, jangan lupa juga vote sama comentnya yaa. I love u so much guys💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adek Kelas Vs Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang