Yusuf

97 4 0
                                    

Dear Ala.

    Kalo mau jujur, I didn’t expect we could last this long too. Ini adalah kali pertama aku mulai segalanya lagi setelah semuanya gak pernah berhasil lebih dari 3 bulan atau empat. Dari 5 bulan ini, aku belajar banyak juga. Belajar bagaimana caranya tidak melepaskan semuanya pada emosi dan lebih berpikir dengan kepala dingin.

   At first, I often envy a lot of things too. Aku iri pada mereka yang bisa bertahan melewati masa-masa sulit. Aku juga pernah, tapi hanya sekali dan itupun tidak pernah terjadi lagi (atau jatuhnya malah seperti adik-kakak. Well, I’m not talking about my past here). Aku gak mau ngasih tau semua orang tentang kamu. Tentang lucunya kamu saat ngambek atau lagi pengen sesuatu yang gak aku kasih (apa coba yang gak pernah aku kasih?). Tentang seramnya kamu saat marah. Tentang bodohnya kamu saat mulai meracau tentang perasaanku. Aku ingin memelukmu, erat. Aku ingin menggenggam tanganmu, kencang. Aku ingin menatap matamu, lekat. Katakanlah aku egois, ya memang aku begini apa adanya.

    Balik lagi ke awal. Aku seneng, kita bisa sampe sini dan aku banyak berharap berlanjut sampai kapanpun itu. Aku gak masalah. Iya, aku sadar akhir-akhir ini kita sering beda pendapat. Until that day when I decided to calm myself because you said something that I don’t even want to remember. I asked myself, Kenapa? Am I that worthless, sampai kamu bilang begitu. Tapi, aku bahkan gak bisa ngebayangin keesokan hari kalau aja saat itu aku benar-benar ngelepas kamu. You’re afraid to lose me, you said. And yes. Silly thoughts. Aku yang seharusnya ngomong itu ke kamu.

   Don’t ever doubt my feelings again.

   Ya, aku sadar kita sering banget berantem akhir-akhir ini. Semakin kencang angin, semakin kuat jalannya kapal. Semakin kencang angin, membuktikan seberapa kuat pohon itu berdiri. Get it? Semoga angin itu hanya iseng lewat. Gakpapa, aku jadi makin belajar buat ngehargain kamu, ngehargain aku, ngehargain kita. I fell in love with you over and over again.

   Ayo tukeran surat. Monthly. A little letter written all by my own, buat Ala. Kamu tau kan aku gak jago ngungkapin apapun tapi buat kamu aku bakalan nulis apa yang aku rasain dalam bulan-bulan yang kita lewatin bareng.

   Aku udah gak mikirin ranking lagi. Kamu dan Momo itu beda. Biarin aku dapetin Momo, Barbara, Adriana, dan lainnya dalam anganku. Yang penting aku dapetin kamu dalam gapaiku.

Ya.

   Aku sayang kamu. Sekarang, dan jika Allah mengizinkan sampai kapanpun itu.

   Selamat tanggal 1 yang ke 5. Deg-degan, ujian semesternya susah gak? Atau yang waktu itu dijadiin ujian semester aja ya biar bulan depan tinggal libur aja.

Yours,

Yusuf Gale Arsani.

Destroyer and Art.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang