Setiap manusia pasti memiliki setidaknya satu impian di hidupnya. Seperti ada yang bermimpi menjadi model terkenal baik didalam negeri maupun di taraf internasional. Menjadi seorang ilmuwan yang akan menemukan sesuatu untuk membantu umat manusia dan sebagainya.
Bagaimana jika ada seseorang yang ada didunia ini, jangankan impian tujuan hidupnya pun tak tahu?
Bagaimana jika ada seseorang yang dahulunya memiliki sebuah impian namun impian tersebut hancur akibat keserakahan orang lain? Salah kah mereka jika mereka memilih untuk tidak 'bermimpi' kembali?
Ahh..mungkin menurut sebagian orang hal tersebut tindakan yang bodoh. Mungkin sebagian akan mengatakan 'Sudah mati saja sana! Buat apa kamu hidup toh kamu juga tidak tahu tujuan hidup mu?!'
Tidakkah kalian tahu bahwa mereka juga merasa diri mereka tak berharga? Tahukah kalian jika mereka merasa sangat depresi atas hidup mereka sehingga tak banyak yang memilih untuk mengakhiri hidup?
Dan Ah..lagi-lagi mungkin sebagian orang akan beranggapan itu masalah mereka sendiri maka harus mereka sendiri lah yang harus menyelesaikannya.
Dan sekali lagi mungkin sebagian orang dengan mudahnya menemukan impian mereka dan mewujudkan impian mereka.
Tak pernahkah terpikir oleh kalian jika 'orang-orang' yang tak memiliki bahkan kehilangan impian, mereka segera harus ditolong?
Lah bagaimana cara menolongnya? Jika kita tidak mampu secara menyeluruh, cobalah memahami 'mereka'.
Cobalah untuk menjadi pendengar bagi mereka.
Cobalah untuk memberikan sedikit 'dorongan' moral.
Cobalah untuk sedikit demi sedikit meyakinkan mereka bahwa mereka beserta impian mereka sama-sama BERHARGA nya. Karena kita HIDUP didunia ini karena kita ini BERHARGA di mata-NYA bukan?
Lalu, mengapa kita yang masih sesama MANUSIA harus memandang rendah orang lain sehingga mematahkan IMPIAN mereka?
"Lucy, sedang apa? Sepertinya asik sekali jari-jari mu itu"tanya Valerine masih berkutat di meja belajar nya.
"Ha-ah..aku lagi menulis essay singkat untuk tugas matakuliah Bahasa Indonesia"jawab Lucy yang masih terfokus didepan laptop nya.
"Essay singkat tentag apa?"tanya Valerine kembali dan merubah posisinya sehingga Ia bisa melihat Lucy.
"Tentang 'Impian'. Tapi aku masih tidak memiliki ide harus menulis apa.
"Oh, kebetulan sekali aku memiliki sedikit coretan tentang impian. Jadi kau tinggal mencari informasi-informasi dari sumber yang lain sebagai bahan tambahan untuk mengembangkan coretan mu ini"tawar Valerine sembari memberikan selebar kertas lusuh.
"Wah..terimakasih."balas Lucy dengan semringah.
"Eits, tapi ini tidak gratis. Kau harus membayar royalti kepadaku"
"Astaga..ternyata tak ku duga kau sangaaatt pelit. ROYALTI? Hei kau kira kau sudah menjadi penulis yang hebat hah?"
"Ya sudah kalau tidak mau dibantu"
"Hei..hei..jangan begitu..baiklah..baiklah aku akan mentraktir mu makan sebagai ganti dari ROYALTI mu."
"Hmmm..baiklah. Setuju. Ayo aku sudah lapar."
"Kau ini mendengar kata makan langsung semangat. Baiklah kau tunggu aku dibawah. Aku mau mengganti baju dulu."
"Sip. Jangan pakai lama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek
Short Story--One Shoot Story-- --Slice of Life-- # 4- move on , 4 Sept 2020 Cerita berasal dari hasil pemikiran sendiri Karakter terinspirasi dari beberapa orang yang dikenal Mungkin lebih kearah curhat ketimbang cerita. Jika didalam cerita ada kesamaan karakt...