Part 3

13K 153 2
                                    


Setelah pintu terbuka, hanya ada keheningan, pikiran Sienna melayang entah kemana melihat sosok di depannya.

Sienna Pov..

Aku hanya bisa terdiam melihat sosok di depan mataku, tak ada kata-kata yang bisa terucap atau ekspresi apapun yang bisa ku ungkapkan. Dia disini benar-benar ada disini di depan pintu apartemen ku, dan bukan ilusi atau imajinasi.

"Ly.. aku kangen kamu"

Keheningan terpecah, satu kalimat yang terucap dari mulutnya yang meluluh lantahkan pertahanan ku yang ku bangun bertahun-tahun. Sedetik kemudian aku hanya bisa meneteskan air mata tak ada apapun yang bisa ku lakukan, saat itu juga aku ingin mengusirnya lalu menutup pitu apartemenku, namun apa daya, dia berusaha menenangkanku dan menahan pintunya agar tidak ku tutup.

"Ly.. aku Cuma kangen sama kamu, kamu jangan nangis gitu dong, kamu kenapa gak berubah tetap aja manja masih suka nangis gitu lagi" dia mengucapkannya sambil menahan pintu dan berusaha menggapaai tanganku. Sedetik aku lengah dia langsung memelukku dan dia berhasil menenangkanku di pelukannya lalu menggendongku ke sofa. Aku tau dia, aku sangat kenal dia, jadi pikirku lebih baik aku menyudahi ini dan segera menyuruhnya keluar dari apartemenku.

"kamu kenapa nangis tadi?" sambil terus memelukku tanpa melepaskanku sedetikpun dari pelukannya.

Aku berusaha melepas pelukannya dan menghapus sisa basah air mata di pipiku.

"kamu ngapain kesini" nada ku sangat dingin padanya.

"kan aku udah bilang, aku kangen sama kamu"

"lebih baik kamu pergi, nggak ada lagi yang harus kita bahas"

"Ly.. I miss you so much, can you.."

"please Daniel aku gak mau dengar apa-apa dari kamu, segala sesuatu yg udah pergi gak akan kembali.." ucapanku terhenti saat tiba-tiba Daniel menciumku tepat di bibir. Aku berusaha mendorong dengan kuat, Daniel mengalah dia melepaskan ciumannya.

"Ly.. kamu masih sama, kamu gak pernah berubah, kamu masih jadi Lily ku"

"aku bukan siapa-siapa, anggap saja kita tak pernah bertemu sebelumnya, ini udah malam lebih baik kamu pulang, aku ngantuk"

"sejak kapan insom kamu sembuh sayang.." ucap Daniel lembut membelai rambut ku.

Detik itu juga tangisku pecah, kupeluk lututku dank ku rasakan hatiku tertusuk hingga sesak yang ku rasa. Memang aku merindukan saat-saat Daniel menyayangiku dengan tulus, sangat-sangat merindukannya. Namun aku tak boleh kalah dengan hatiku. Hatiku member ruang untuk Daniel tapi otakku berusaha membencinya.

Terkadang hal itu akan kau rasakan, saat otak dan hati tak bisa untuk bertemu, kau hanya bisa menangis.

"apa lagi yang kamu mau dari aku Daniel, ambil aja semua, udah itu kamu pergi dan jangan pernah datang lagi, hidup aku udah berantakan, jangan kamu buat aku mangkin menderita"

aku berteriak sambil menangis di pelukan lututku, sakit yang ku rasa sudah tak mampu ku tahan lagi. Lalu Daniel memelukku erat

"aku datang buat kamu ly.. buat kita"

Ada hangat yang menyelubungi hatiku, ada rindu yang menggebu-gebu di dadaku. Aku merindukanmu juga Daniel,jeritku dalam hati.


maaf banyak typo

aku baru post tadi sore, terus malem-malem gini post lagi, siapa tau kan ada yang nungguin gitu hehehe, emang lagi gabut aja, males banget mau ngapa-ngapain, jadinya post cerita deh..

ehh betewe gimana nih cerita aku, aku butuh coment dong dari kalian, kan lumayan buat nambah-nambah ilmu, hehehe bantuin aku juga ya, biar temen2 kalian yang pada baca wattpad baca cerita aku juga.

jangan lupa dukungannya ya, coment juga, share juga, makasihh i love you :* :*

Stuck in the MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang