Two

78 9 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

BRUGH....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suara aneh itu memenuhi penjuru kamar. Entah apa yang terjatuh dan menyebabkan suara yang aneh seperti itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

ARGHH......

.
.
.
.
.
.
.
.
Dan jangan lupa dengan susulan erangan dan geraman dari seorang penghuni didalamnya. Jam masih menampakkan pukul 5.30 pagi. Tapi, di apartement ini sudah timbul suara yang dapat dikatakan mengusik.

"Aish.....appo. Hah...sebenarnya bagaimana cara tidurku?! Kenapa setiap bangun tidur selalu seperti ini." Ujarnya sambil mengusap bokongnya yang nyeri setelah berciuman dengan lantai. Berjalan dengan tertatih keluar dari kamarnya.
.
.
.
Jujur saja, aku masih mengantuk. Ini masih pagi. Sangat pagi, bagiku. Sekolah masih mulai sekitar jam 8 nanti. Tapi jika aku tidak bangun pada jam-jam ini, aku tidak akan sempat sarapan bahkan mandi. Sudah menjadi kebiasaan memang, jadi semalam apapun aku tertidur aku akan bangun di jam yang sama. Dan ngomong-ngomong, selain karena aku masih mengantuk, aku juga malas untuk ke sekolah. Karena, yah..kau tau.. aku muak melihat wajah mereka semua. Wajah yang selalu merendahkan orang lain.

Cih, aku rasa hidupku sungguh beruntung bertemu dengan keturunan setan,, ah bukan Iblis. Iblis yang paling buruk rupa. Mereka semua memuakkan. Membuatku ingin muntah setiap mendengar ocehan mereka. Cuih💦

Hari ini pasti akan menjadi hari yang melelahkan. Belum sekolah yang memuakkan, kerja yang melelahkan. Ah,, aku tak sabar hari ini berakhir agar aku cepat pulang ke apartement dan bercumbu dengan kasur, beserta anak-anaknya bantal dan guling.

"Yosh,, ayo mulai hari." Ujarku mantap sambil berjalan menuju kamar mandi.

~•~

Aku hanya menatap pantulanku di seberang cermin. Aku sudah selesai mandi. Sudah sejak 15 menit yang lalu. Aku hendak menggosok gigiku sambil menatap kembaranku yang terjebak di cermin itu. Entah, aku merasa tidak sendiri sekarang hanya karena menatap pantulanku di cermin. Tapi, bukan itu masalah yang membuatku mematung di depan cermin selama 15 menit. Tapi, karena aku mengingat kejadian kemarin di café. Aku berulang kali berusaha meyakinkan diriku.

Itu mimpi atau bukan? Itulah kalimat yang terngiang di otakku selama 15 menit terakhir.

Dan sudah tak terhitung berapa kali aku mencubit tanganku, menepuk-nepuk pipi, mencubit paha, membasuh wajahku, dan hal lain. Biasanya ini akan berhasil. Jika aku bermimpi, aku akan mencubit tangan atau pahaku, atau mungkin membasuh wajahku. Maka aku akan sadar jika itu hanya mimpi. Tapi, tidak dengan yang satu ini.

'Mungkin hanya ada satu cara!!' Batinku. Lalu berlari keluar kamar mandi menuju kamar menyambar ponsel dan membuka aplikasi LINE.

'Kim_TaeTaehyung'

Nama kontak itu terpampang dengan jelas di layar ponselku.

Ini keajaiban...

Wajahku lagi-lagi memerah padam. Panas menjalari seluruh pipiku. Entah sudah kebarapa kalinya aku merona sejak 15 menit terakhir. Aku menjatuhkan diriku ke atas kasur dan berguling-guling sampai bed cover dan selimut yang tadi sempat kurapikan sebelum mandi, menjadi tak berbentuk lagi. Tanganku tergerak menampar pipiku dengan keras.

"Sadar, Yoongi-ya. Waktumu menipis. Kau harus sekolah. Agar tidak mengecewakan Appa, Eomma, dan Paman. Yoongi,, fighthing!!! Jangan dengarkan kata mereka nanti! Abaikan saja, Yoongi. Abaikan!!" Ujarku menyemangati diriku sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's My WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang