Seulyeon berlari dengan tergesa kearah kamarnya. Ibunya yang berada diruang tengah memanggilnya pun diabaikan.
BLAM!
Seulyeon melempar tasnya sembarang. Menjatuhkan tubuhnya kekasur sambil mengumpat.
"Park Jimin sialan! Bodoh! Brengsek! Argh!!!"
Cklek.
"Seulyeon-ah? Ada apa?"
Ibu Seulyeon masuk kelamar Seulyeon. Duduk dipinggiran kasur putrinya itu. Mengelus sayang surai anaknya.
Seulyeon hanya merengut.
"Tidak eomma. Aku hanya lelah."
Ibunya tersenyum kecil.
"Lelah karna ulah Park Jimin?"
Seulyeon menoleh masih mempertahankan rengutannya yang terlihat menggemaskan itu.
"Darimana eomma tau?! Dan jangan sebut-sebut namja sialan itu!"
Seulyeon beralih dari posisi telungkupnya menjadi duduk bersila menghadap sang ibu.
Ibunya terkekeh pelan.
"Kau pikir eomma tidak mendengar setiap kali kau kesal kau akan mengumpat sejadinya. Dari sekolah menengah pertama sampai sekarang kau sudah kelas 2 sekolah menengah atas hanya Jimin yang membuatmu semarah ini. Walaupun eomma hanya sekali melihatnya. Itupun saat smp."
Ibunya benar. Dirinya selalu mengumpat tidak jelas tetapi karna masalah yang jelas. Seulyeon benar-benar lelah harus terus bertemu pria sialan macam Park Jimin. Seulyeon sampai sekarang tak mengerti ada apa dengan pria itu. Kenapa hidupnya sangat sembrono dan bermasalah. Dia benci Jimin. Dan hari ini pria itu malah mengatakan hal yang sangat menggelikan. Kepadanya lagi. Lagi-lagi sialan!
"Eomma, asal kau tau dia itu sangat-sangat menyebalkan! Dia selalu membuat onar! Dia sering bolos! Melawan guru! Berkelahi! Menggoda para gadis! Cih! Menjijikkan!"
"Para gadis? Termasuk dirimu? Hmm?" Goda ibu Seulyeon, sambil menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.
Seulyeon shock mendengar perkataan ibunya.
"E-omma a-apa maksudmu?!"
Ibu seulyeon terkekeh pelan.
"Coba kita lihat. Anak eomma ini adalah ketua osis yang cerdas, cantik, dan menggemaskan kalau sedang marah. Lalu apa alasan seorang pria untuk tidak menyukaimu termasuk Jimin?"
Seulyeon mendengus kesal.
"Aish! Kenapa eomma jadi sama menyebalkan seperti Jimin sih?!"
Semua orang selalu dibuat terkekeh gemas melihat Seulyeon marah seperti ini.
"Aigo~ kau ini menggemaskan sekali sih!" Ibu Seulyeon mencubit gemas pipi Seulyeon. Melepasnya saat Seulyeon makin merajuk.
"Jangan terlalu membenci sesuatu. Bisa jadi itu yang terbaik untukmu. Jimin begitu pasti ada alasannya. Kau bisa jadi teman untuk mendengarkan masalahnya. Ibu yakin dia butuh itu."
"Masalahnya terlalu banyak untuk didengarkan! Aku sibuk!" Seulyeon menjawab ketus sambil mengalihkan pandangannya. Ibunya hanya tersenyum lembut lalu menggeleng pelan melihat kelakuan putrinya.
"Ngomong-ngomong apa Jimin itu tampan?"
Seulyeon langsung menoleh.
"EOMMA!!"
Ibunya tertawa pelan kemudian langsung meninggalkan putrinya yang mengamuk.
Pintu kamarnya tertutup kembali. Ibunya sudah keluar barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young, Wild, And Free(BTS)
FanfictionTidak ada yang bisa menolak pesona seorang Park Jimin. -Park Jimin