Just A Dream

28 2 0
                                    

Seulyeon terkejut terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal seperti habis berlari jauh. Ia kembali memejamkan matanya sejenak, berusaha menormalkan nafasnya.

Mimpi apa itu?! Kenapa aku bermimpi sangat buruk! Apa tak ada namja lain?! Kenapa harus Park Jimin?! Berciuman?

"Aaaaaaaaa!" Seulyeon tiba-tiba berteriak kencang.

Cklek.

"Ada apa Seulyeon-ah?! Kenapa berteriak?!" Itu ibu Seulyeon yang tiba-tiba membuka pintu kamar Seulyeon karna teriakan Seulyeon yang begitu kencang barusan. Seulyeon menoleh dengan mata membulat lucu.

"Ti-tidak ada eomma aku hanya mimpi buruk."

Ibu Seulyeon memutar matanya jengah.

"Cepat bangun, kalau tidak mimpi burukmu itu akan menjadi kenyataan karna kau akan terlambat kesekolah! Kau mau citra kedisiplinanmu itu rusak didepan semua murid baru hari ini?" Ibu Seulyeon meninggalkan Seulyeon yang kini kembali membulatkan matanya melirik kearah jam weker diatas meja kecil disamping ranjangnya.

"Oh, tidak!! Aku terlambat!"
.

.

.

.

.

Tap. Tap. Tap.

Seulyeon melangkah cepat dikoridor sekolah. Semua murid baru tengah berkumpul diaula sekolah. Menunggunya. Kenapa? Park Seulyeon itu ketua osis, man. Ketua osis wanita? Bukankah itu keren? Tentu saja. Dia dipilih dan dipercaya oleh kepala sekolah langsung. Karna sikap disiplin dan ketegasannya yang luar biasa. Seulyeon juga terkenal berprestasi dan sering membuat harum nama sekolah. Ia juga banyak membuat inovasi yang telah berhasil dan berjalan sampai sekarang. Oleh karna itu ia tak mau sampai citra baiknya sebagai ketua osis rusak karna dia hampir saja terlambat. Bahkan ia tak sempat sarapan. Seulyeon benar-benar mengutuk hari ini. Sambil membenarkan dasinya, kalimat umpatan kembali terlintas dipikirannya.

Ini semua karna Park Jimin sialan!

Brukk.

"Akh!" Seulyeon jatuh terduduk, ia barusan menabrak seseorang. Seulyeon meringis pelan. Seketika emosinya meledak saat itu juga.

"BISAKAH KAU BERJALAN TIDAK HANYA MENGGUNAKAN-"

Kalimat Seulyeon terhenti matanya menatap tak percaya kearah seseorang yang barusan ia tabrak. Park Jimin. Park Jimin hanya melihat datar Seulyeon. Tanpa berniat membantu. Mustahil sekali hal itu dilakukan pria yang terkenal tak punya hati itu.

"Argh!" Erang Seulyeon frustasi. Ia berdiri dengan kesal. "Minggir kau!" Seulyeon mendorong kasar tubuh Jimin dari hadapannya. Jimin menatap tak suka.

What the hell?! Batin Jimin. Seulyeon berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Sambil mengumpat terus-terusan.

"Dia selalu saja membuat masalah! Kenapa aku harus bertemu dengannya! Tidak dimimpi didunia nyata sama saja! Aku- akh!"

Seulyeon mau tak mau harus berhadapan dengan Jimin karna barusan Jimin menarik lengan serta membalik paksa tubuhnya agar mengarah padanya. Mereka sama-sama menatap saling membunuh.

"Sakit brengsek!" Seulyeon melepas lengannya dari cengkraman tangan Jimin.

"Apa maksudmu, huh?!" Jimin bertanya dengan emosi.

Young, Wild, And Free(BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang