NB: Keseluruhan cerita di chapter ini Sheline sekarang akan menggunakan nama Ahrin agar para readers engga bingung..
Tapi ia tidak tau karna ia terlalu lelah dan tidak mengecheck smartphonenya sama sekali, sekitar jam 9 malam Taehyung mengirim pesan melalui line.
Taehyungie Oppa
Ahrin... Jangan canggung dengan kejadian hari ini ketika aku bertemu denganmu tadi, Aku tau semua tentangmu, Bisakah kita bertemu lagi?
09.03 pm
Author Pov
Tring.. Tring.. (Alarm)
“Huah.. Jam berapa sih sekarang?” Ahrin menggeliat di tempat tidurnya dan menengok jam yang sudah menunjukkan pukul 06.10, Ia langsung bangkit dari kasur kemudian bergegas ke kamar mandi yang sudah menjadi kebiasaanya sejak dulu,tanpa bertele-tele.
Ahrin masih sedikit bingung dengan kehidupan nya sekarang, ia masuk sekolah pukul berapa dan beberapa pertanyaan kecil memenuhi pikirannya.
Tanpa pikir panjang, Ia bersiap dengan seragam yang sudah pasti dari sekolahnya dan menuju ke ruang makan.
Sowon masih sibuk menyiapkan sarapan sedangkan Seokjin sedang membaca artikel dan beberapa informasi perkembangan perusahaan sambil menyesap kopi, sebagai orang tua mereka berdua sedikit terkejut dengan kedatangan anaknya secara tiba-tiba.
“Woah, Anak appa sudah bersiap-siap?” ucap Seokjin melihat anaknya yang telah rapi dengan seragam melekat di tubuhnya.“Lho, Mama pikir kamu masih butuh istirahat, lagipula mama sudah meminta ijin ke sekolah saat kamu engga masuk,Ahrin-ya” kata Sowon sembari menaruh sarapan ke meja makan.
Ahrin sedikit canggung karna ini terasa berbeda baginya, tapi ia berpikir harus mencoba untuk terbiasa.“A..aku.. baik baik saja, Ma, lagipula aku ya pingin melihat keadaan teman-temanku” kata Ahrin yang kemudian meminum susu di hadapannya.
“Oh begitu,Syukurlah, Ahrin-ya, kamu sudah baik-baik saja,setelah sarapan kita berangkat ya” ucap Seokjin kepada putrinya.
“Nde,Appa,Tapi kelasku dimana ya? Appa kan tau gedung sekolahku pasti luas sekali”
“Oh,pokoknya kelasmu 2-1, Appa sudah minta tolong teman sekelas mu Park Jebin untuk membantumu memulai dari awal” jawab Seokjin penuh perhatian dan ia tahu anaknya kini pasti telah lupa dengan segalanya yang ia lalui.
Ahrin menunduk dan berkata “Appa,eomma, Mianhaeyo, Aku sudah merepotkan kalian, Aku juga harus melalui semuanya seperti awal, dan tidak bisa mandiri”“Aigoo.. Sayang, Gwenchanayo, Yang penting kamu sudah disamping kita, itu cukup” Sowon menghampiri anaknya setelah selesai menyiapkan sarapan.
“Iya, Ahrin sayang, Ayo sekarang, Sarapan bersama, nanti kamu malah terlambat”
Mereka semua sarapan bersama dan berbincang diselingi bercanda layaknya keluarga bahagia harapan Ahrin.😮😮😮
Sesampainya di sekolah Ahrin langsung berpamitan ke Appanya.
“Appa,Gomawoyo, sudah mengantarkan ku”
“Untuk mu selalu sayang, Appa berangkat kerja dulu, Belajar yang rajin banggakan Appa dan eomma” ucap Seokjin sambil mengusap kepala anaknya.“Oh iya itu temanmu Park Je Bin” tambah Seokjin menunjuk dengan mata nya keberadaan Je bin yang ingin menghampiri mobil Seokjin.
Ahrin mengikuti tatapan appanya dan keluar mobil untuk menemui temannya itu.Jebin yang sudah berada di depan mobil Seokjin tak lupa tersenyum kepada Ayah dan putrinya, tak lupa Seokjin berkata untuk menjaga baik-baik dan membantu anaknya.
“Tentu, Abeonim” ucap Jebin penuh semangat karna sahabatnya ini telah masuk setelah sekian lama tidak masuk.
Seokjin kemudian melesat pergi, Jebin menatap Ahrin dengan berbinar-binar yang membuat Ahrin terheran.“Ayo, Masuk ke kelas Ahrin-ah” ucap Jebin sembari menggandeng lengan sahabatnya yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Ahrin.
Saat dikelas semua teman-temanya terkejut sekaligus senang akhirnya Ahrin telah masuk, mereka semua juga sudah mengetahui kecelakaan yang menimpa Ahrin, mereka semua sebagai teman tentu akan membantu Ahrin untuk menyembuhkan ingatan Ahrin walaupun tak mungkin atau untuk memulai kenangan indah bersama Ahrin yang harus Ahrin ingat.
“Yah, Ahrin-ah kamu sudah masuk”
“Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah baikan?”
“Ahrin, tanpa kamu kelas 2-1 kayak hampa tau ga”
“Rin, Udah masuk? Kok aku terharu ya”
Dan masih banyak lagi pertanyaan serta sambutan dari teman-temanya yang terkadang membuat ia ingin tertawa namun diantara semua pertanyaan itu ia hanya menjawab sekedar dan tersenyum, ia merasa sudah lama sekali tidak pernah mendapat sambutan sehangat ini apalagi ini dari teman sekelas yang seharusnya biasa saja namun disini ia merasa teman-temannya adalah keluarga juga baginya.
Kini setelah sambutan selesai mereka mengobrol seperti biasa,“wah, Ahrin-ah, kamu memang dikangenin sama temen-temen,haha, Aku sebenernya juga kangen setengah mati tau ga? Tapi waktu kamu pertama melihat aku canggung gitu jadi bikin aku rada nyesek haha, pokoknya i’m gladyou back,my bestfriend” kata Jebin sembari memeluk Ahrin erat.
“Mianhae,Aku akan berusaha seperti sahabat terbaik seperti yang kamu harapkan,Jebin-ah” kata Ahrin membalas pelukan Jebin, Ia sudah yakin dan tak perlu khawatir lagi bahwa Jebin memang sahabatnya.
Namun disisi lain, seorang namja teman sekelas Ahrin yang berjarak dua bangku di belakang Ahrin melihat ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ahrin,bogoshipda~TBC~
Kira-kira sapa ya? Namja itu? Penasaran ga?
Aku emang gitu suka bikin orang penasaran hahaha..
Oh ya aku kasih conclusion, disini bener-bener kehidupan Sheline yang baru sebagai Ahrin, seseorang yang dari dreamland kasih kehidupan bahagia buat dia tapi disamping itu, Ahrin juga harus merasa seperti ia terkena amnesia permanen dan engga ada yang tau bahwa Ahrin masih mengingat kehidupan masa lalunya yang ia tau bukan disini kehidupan aslinya hingga ia harus tetap menerima itu semua sebagai seseorang yang baru.
Dan tau ga? Dari keseluruhan chapter ini, Ahrin belum sempet buka handphone sama sekali ada yang sadar ga sih? Taehyung nya dianggurin line nya haha..😘

KAMU SEDANG MEMBACA
CLARITY
FantasiKisah seorang fangirl Indonesia yang tak terduga berada di korea. Bahagiaku mungkin hanya sementara,namun kau tau aku akan tetap mencintaimu selamanya. 😿🙀😼 Berikan aku kejelasan dari semua ini, aku terlalu larut dalam kebahagian yang entah darima...