Aku menatap sosok kembarku dalam cermin, sosok yang terlihat tak bersemangat. Kucoba tuk menghilangkan rasa ini, namun sakit yang ku dapat. "dasar pecundang" kataku dalam hati. Ku alihkan pandangan pada secarik note yang tertempel di cermin.
"Aku akan menjadi angin, hujan, panas, dan salju untukmu. Tutup matamu, dan rasakan aku dalam jiwamu. -orang yang selalu mencintaimu-"
Pesan itu selalu menjadi alasan bagiku untuk keluar rumah. Aku bisa merasakan angin,panas,hujan, dan salju. Aku bisa merasakannya.
Kulihat jam menunjukkan pukul 06.00, aku mengambil jaket dan melangkahkan kakiku keluar rumah. Kurasakan hembusan angin menyambut pagiku. Aku tiba di sekolah 30 menit sebelum pukul 07.00. Seperti biasanya, melihat sekolah yang masih kosong aku melanjutkan langkah menuju atap sekolah. Sambil menyusuri anak tangga, aku memutar lagu dan memasangkan earphone di teligaku.
~Bogosipda Ireohge Malhanikka deo bogosipda Neoui sajineul bogo isseodo bogosipda~
Mendengar lagu ini, membuatku diam terpaku di tengah tangga.
"aku sangat merindukanmu," gumamku dalam hati.Aku melanjutkan langkahku dan membaringkan badanku pada meja tak terpakai yang diasingkan di atap. Aku menatap langit merasakan hembusan angin yang menyentuh tubuhku. Ku coba mengingat saat-saat di mana dia selalu ada di sampingku.
***
2 Februari 2016
Aku mendengar suara langkah kaki, namun kuabaikan. Langkah itu semakin dekat dan menghilang.hening, hanya hembusan angin yang terdengar.
"Apa kau masih memikirkannya?" suara manis seorang gadis memecahkan lamunanku.
aku menoleh ke arahnya, seorang gadis dengan senyum manis menyambut tatapanku. Gadis mungil yang aku kenal dengan rok mini dan cardigan kesukaannya berdiri tepat di sampingku. Aku membangunkan badanku dan tersenyum padanya. Eunha, gadis yang selalu menghampiriku, saat di kelas, kantin, café, di manapun aku berada.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku
"Aku merindukanmu," jawab gadis itu tanpa malu.
Aku hanya menatap langit mencoba untuk tak menanggapinya. Aku tak mau menyakitinya. Bukan dengan kata-kata kasarku, hanya saja aku tak bisa membalas perasaanya.
"oppa! Kau mencoba untuk mengabaikanku lagi?" tanya-nya
Ia menatapku lagi dengan puppy eyes miliknya. Sudah kesekian kalinya ia melakukan hal ini padaku.
"Kajja! 5 menit lagi bel akan berbunyi," kataku, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"eiiiiss! Sudah kuduga, kau tak akan menjawabku lagi," jawabnya santai sambil melepaskan rangkulan tanganku.
Mendengar ucapannya membuatku merasa bersalah. Aku mencoba menatapnya namun ada yang berbeda darinya. Ia tak seceria Eunbi yang biasanya.
"Taehyung ah~" panggilnya lembut.
Aku hanya membalas dengan gumaman kecil sambil menatapnya heran. ini Pertama kalinya ia memanggil namaku. Kami seumuran, hanya saja Eunbi sangat suka memanggilku oppa. Sudah 1 tahun semenjak Ia pindah ke sekolahku, 1 tahun pula ia mengejarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Butterfly
Fanfictioncast: Kim Taehyung (BTS) Eunha (GFriend) dibuat dalam 2 part part 1: Taehyung POV part 2: Eunha POV Author: Tae Wifeu