Sifatku berubah?

77 3 0
                                    

Jendela kamarku dan kamar hanya beberapa cm doang, jadi dia pasti juga mudah melemparnya. Tiba tiba saja pintu ku di ketok ketok seseorang.

"Ada apa nih? Kok kamu teriak teriak histeris seperti itu?"tanya Bunda tiba tiba.

"Teriak teriak? Mungkin tetangga sebelah Bun,"jawabku.

"Bentar,"ucap Bunda tiba tiba ke jendela.

Aku langsung buru buru berdiri ke depan jendela.

"Bunda kenapa pergi kesana? Disana ga ada apa apa kok,"jawabku bohong.

"Tadi kata kamu tetangga sebelah yang berisik, kan Bunda mau nge-check, kalau terjadi apa apa dengan mereka kan kasihan,"jelas Bundaku.

Aduh, kalau misalnya Bundaku melihat Vito lagi di jendela dan masih nungguin gue gimana ya, haduu –batinku

"Kenapa kamu?"tanyanya curiga.

"ee...ee.. gapapa kok,"jawabku.

Sreet..

"Ternyata tetangga kita baik baik saja kok, alhamdulilah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata tetangga kita baik baik saja kok, alhamdulilah. Ya sudah kita makan malam dulu ya,"seru Bunda.

Huh! Untung saja tuh orang udah masuk ke kamarnya, kalau belum gawat banget pastinya. Setelah aku menutup jendela, aku langsung buru buru ke bawah, takutnya Bunda curiga lagi.

Sewaktu aku duduk di kursi...

"Oh iya, Sher! Kok hari ini sifatmu rada berbeda gitu ya?"tanya Bunda serius.

"Berbeda gimana sih, Bun?"tanyaku balik.

"Kamu lebih ceria, bawel, biasanya kalau Bunda ngomong kamu hanya diam saja,"jelasnya.

"HAHAHA, engga bun, mungkin firasat bunda saja,"ucapku.

Sepertinya sifatku sama saja seperti dulu, aku ga mungkin tiba tiba berbeda drastis, ih ga mungkin banget yeh.

!!!

"Sherin!! Buruan turun, kamu sudah di tungguin tuh sama Vito,"teriak Bunda dari bawah.

Vito? Sejak kapan dia minta jalan ke sekolah bareng sama aku, ih ga mau banget. Ih gimana nih, apa aku tolak aja ya? Aku ga suka jalan bareng dia.

Aku langsung lari ke bawah, sambil membawa tasku.

"Bunda!!"kataku dengan suara yang lumayan besar.

"Apa Sher?"tanyanya.

"Bunda, aku ga mau bareng dia, plis bun,"bisikku.

"Udah buruan sana, nanti telat lho,"suruh Bunda.

"Ga mauu Bunda, plis bun. Aku naik mobil aja ya, bareng Bunda,"mohonku lagi.

"Hari ini Bunda kerjanya jam 07.30, kamu kalau ikut Bunda pasti telat, sudah sana Sher,"suruhnya lagi.

Tiba tiba Bunda mendorong kecil badanku ke arah Vito.

"Bunda jangan plis,"bisikku lagi.

"Daah Sherin!"seru Bunda.

Aku langsung jalan cepat melewati Vito. Aku tidak mau bersampingan dengannya. Males banget, heh.

"Cepet banget sih lu jalan!"teriak Vito dari jauh.

Abaikan Sher, abaikan –batinku

"Sherin!"teriaknya lagi.

Aku terdiam sebentar dan menarik nafasku. Dari jauh dia berlari menujuku.

"Bisa ga sih lu ga ngikutin gua mulu?"tanyaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bisa ga sih lu ga ngikutin gua mulu?"tanyaku.

Vito POV

Aku tersenyum dan memerhatikan mukanya.

1 menit kemudian...

"Apasih, ga jelas lu,"kata Sherin.

Dia langsung berjalan lagi, tanpa memikirkan posisiku.

"ehh tunggu tunggu,"ucapku sambil berlari.

Sherin POV

Kok tiba tiba aku deg-deg-an gitu ya? Nih orang keknya suka banget buat baper orang deh.

"Masa kata Bunda gua, kemarin sifat gua kayak aneh gitu, ga ngerti sih emang,"kataku yang tiba tiba membuka pembicaraan.

"Mungkin karena lu ketemu gua, gua kan bisa merubah sifat orang, yang tadinya pendiem jadi seru, kayak lu sekarang,"jelasnya.

Apa yang dibicarakan Vito itu benar? Tapi aku ga percaya deh, masa sih cuman gara gara tuh cowok, sifat aku berubah?

"Ngaruh gitu?"tanyaku lagi.

"Yap!"katanya singkat.

"Ga mungkin lah! Kita kan baru aja kenalan, masa tiba tiba bisa langsung berubah drastis gitu,"jawabku tidak percaya.

"Oh iya! Ngomong tentang kenalan, gua seneng lho bisa ketemu cewek sebaik lu,"gombalnya.

"Alah! Basi ah, dimana mana cowok mah sukanya gitu, kadang ga sesuai fakta,"ceplosku sambil meliriknya.

Tangan Vito tiba tiba merangkul pundakku. Aku langsung cepat cepat melepaskannya.

"Apaan sih? Ga usah pegang pegang deh,"ucapku.

"Kemarin di rangkul anak PMR mau? Kok sama gua ga mau?"cemburunya.

"Oh jadi lu cemburu ya?"

"Ngapain gua cemburu ama lu?"katanya sambil menutupi kebohongannya.

"Udahlah lama lu ah,"sahutku sambil menarik tangannya.

!!!

MAAF YA BUAT YANG KALI INI CUMAN SEDIKIT!!

LAGI MIKIR BUAT PART SELANJUTNYA GIMANAA!

BESOK UPDATE 

FEEL THE LOVEWhere stories live. Discover now