Sore ini Abel sedang asyik berada di sebuah cafe dekat rumahnya, daritadi ia sama sekali tidak memakan atau meminum menu yang sudah di pesannya tadi, Abel seperti sedang memikirkan sesuatu yang ia juga bingung mengapa ia memikirkan hal ini, hal apa yang dipikirkannya? siapa lagi? tentu saja Arga.
Kanget dengan melihat siapa yang tiba-tiba duduk tepat di hadapannya ini, dan arga yang mengagetkanya pun hanya tersenyum simpul melihat Abel yang melebarkan mata bulatnya.
"Ngapain lo disini?" tanya Abel dengan masih melebarkan matanya.
"Kan ada lo" jawab Arga singkat dan langsung meminum minuman yang abel pesan.
Kali ini Abel lebih melebarkan matanya ini, pasalnya minuman yang di minum Arga itu sama sekali belum ia minum bahkan menyentuhnya saja tidak, tapi Arga yang tiba-tiba datang entah dari mana langsung begitu saja meminumnya dengan wajah yang tidak menunjukkan tampang dosa sedikitpun? aish, menyebalkan sekali dia.
"Gausah sampe gitu Bel liatnya, gua tau ko gua ganteng" ucapnya enteng.
Seketika perkataan Arga langsung membuat mata Abel kembali normal.
"Bel" tanya arga lembut.
Abel menjawabnya dengan menaikan kedua alisnya tanda ia mengatakan 'kenapa?'.
Namun Arga tak mengatakan apa pun lagi, Ia hanya menatap Abel lekat- lekat, sialnya lagi Abel tak bisa menghindari tatapan Arga ini, entah mengapa Abel justru tak ingin tatapan itu lepas, Abel dan Arga masih terus bertatapan sampai rasanya Abel saat ini meeasakan dadanya sesak.
"Gua suka sama lo bel"
Jlepp, masih dengan posisi yang sama yaitu dengan mereka bertatapan lekat Abel benar-benar gugup mendengar perkataan Arga, rasanya dadanya semakin sesak bahkan kali ini nafasnya ikut tak terkendali sama halnya dengan hatinya yang tak karuan ini.
"Ga mood bercanda deh gue" jawab Abel akhirnya, kali ini Abel mengalihkan tatapan itu ke tempat lain sambil mengigit bibir bawahnya tanda Abel masih saja gugup demgan mengingat ucap Arga.
"Emang mata gue bilang kalo gua bohong?"
Perkataan Arga sontak membuat Abel menatap Arga kembali, dan iya memang Abel benar-benar tidak melihat adanya kebohongan di mata Arga.
Melihat Abel seperti bingung ingin merespon perkataannya seperti apa, akhirnya Arga menarik tangan Abel setelah melihat jam hitam yang melingkar di tangannya "Udah malem, anak gadis gaboleh masih berkeliaran di luar rumah".
Sepanjang mereka berjalan menuju rumah Abel, tak ada percakapan diantara mereka, hanya Arga yang sekali-kali menengok ke samping melihat Abel yang melihat jalan terus tak melihat Arga membalas tatapannya padahal Arga menatapnya berkali-kali.
Ketika mereka tepat berada di ujung gang rumah Abel, Abel menghentikan langkahnya "Sampe sini aja, thanks udah nganterin" seketelah menyelesaikan ucapanya ia hendak kembali berjalan menuju rumahnya, namun Arga menariknya yang membuat abel sekarang benar-benar berhadapan dengan arga.
"Omongan gua tadi gausah dipikirin, tapi bukan berarti gua bilang itu bohong, jangan ngejauhin gua gara-gara ucapan yang tadi di cafe. Please, ok?"
Abel mengangguk walau ragu-ragu.
Setelah Abel menganguk, Arga menghabisi langkah yang ada di antara mereka dan mengganti letak tangannya yang tadi menyentuh bahu Abel kini menyentuh kedua pipi Abel dengan lembut dan memajukan wajahnya semakin dekat dengan wajah Abel yang memerah, namun saat bibir mereka hampir bersentuhan Arga seperti mengurungkan niatnya.
Yah batal adengan koreanya deh,,,
"Masuk gih gua tunggu disini sampe lo bener-bener masuk"
Abel yang benar-benar gugup akhirnya dengan segera berjalan cepat kerumahnya, bahkan ia berlari kecil dan membuka gembok gerbanya cepat.
Arga yang melihat itu hanya tersenyum lebar, kali ini ia benar-benar tersenyum lebar.
Saat Abel masuk rumahnya ia benar-benar rasanya ingin cepat masuk kamarnya dan mengunci diri disana, bahkan bunda dan abangnha yang menanyakan kenapa ia baru pulang pun ia abaikan begitu saja.
"Aaaaaaaa gila gua gilaaa" teriak abel dari dalam kamarnya.
Teriakan Abel benar-benar keras sampai bunda dan Abangnya mendengar, padahal jarak ruang tamu dengan kamarnya cukup jauh, bunda yang mendengar teriakan Abel dengan langsung berlari cepat menuju kamar Abel dan mengetuk pintu sambil bertanya ada apa sampai ia berteriak seperti itu
"Ga ada apa-apa bun"
"Serius kamu Bel?"
"Iya bundaaaa"
"Iya-iya""Percaya deh pasti dia lagi kasmaran bun" ucap Ijal abang Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel
Ficção Adolescente'Apa yang istimewa darinya?' hanya itu pertanyaanku yang slalu muncul setiap bertemu dan mengingat kelakuannya. *** Tapi ya mau bagaimana pun memang perasaan itu tidak bisa kita kendalikan sesuai dengan apa yang kita inginkan. *** Perasaan itu datan...