You and I = We

7.7K 760 73
                                    

Berada di pelukanmu mengajarkanku,
Tentang arti kenyamanan kesempurnaan cinta

Kesempurnaan cinta-Rizky Febian

Kalau kebahagiaan bisa diukur mungkin kebahagiaan milik Faris saat ini tak terhingga. Rasanya seperti sesuatu yang tidak nyata. Dulu Faris selalu tidak percaya, apa itu hubungan jarak jauh.

Apakah hubungan seperti itu layak untuk di perjuangkan? Bukankah hubungan seperti itu hanya akan mempermainkan perasaan dengan segala kata-kata bualan yang keluar hanya untuk sekedar saling membahagiakan?

Waktu, mungkin waktu yang membuat Faris berubah. Waktu yang mempertemukan Faris dengan Hansa. Dan waktu itu pula yang menciptakan 'kita' di antara Faris dan Hansa. Mereka ditakdirkan untuk bersama dalam sebuah kisah yang bernama kisah cinta.

* * *

Rintik hujan yang mengguyur kota Jakarta di sore hari itu seolah menjadi lantunan pengantar tidur untuk Hansa. Ia masih terlelap di kamar barunya. Sepulang dari bandara, Hansa langsung  beristirahat. Mungkin ini tidur siang ternyenyak di sepanjang hidupnya. Bagaimana tidak, sekarang ini Hansa tidur di pelukan Faris. Seperti yang mereka berdua bayangkan ketika hanyansaling bertukar pesan lewat sebuah aplikasi. Mereka berdua tidur di kamar Hansa. Faris memeluk erat Hansa, sedangkan Hansa bersembunyi di dada Faris.

Faris tebangun dari tidurnya. Matanya mengerjap berkali, diliriknya lengan kanannya di sana ada Hansa yang sedang tertidur pulas. Tangan kiri Faris terangkat, ia mengelus pelan rambut Hansa. Sebentar tersenyum lalu mengecup pipi Hansa pelan. Tangannya kini beralih ke wajah Hansa. Faris mengelus pelan pipi putih mulus milik Hansa dengan ibu jarinya. Bibir Faris tidak berhenti tersenyum. Ia menatapi wajah Hansa dengan teliti. Memperhatikannya pelan-pelan. Ini baru hari pertama ia bersama Hansa bagaimana dengan besok, lusa dan seterusnya, ah ... hidupnya pasti akan lebih manis dari rasa madu.

"Malaaaam maass ..." Hansa mengeratkan pelukannya di tubuh Faris,

Faris kembali tersenyum, ah, Hansa benar-benar sesuatu.

"Masih jam 5 sayang, kok, malam, sih?

Faris mengelus pelan punggung Hansa. Nafas hangat Hansa mengenai permukaan kulit Faris. Rasanya ada sensasi tersendiri.

"Sayang?" Faris kembali memanggil Hansa.

Faris masih setia mengelus punggung Hansa, sedang Hansa masih tertidur lelap di pelukan Faris. Faris kini berhenti mengelus punggung Hansa dan mengeratkan pelukannya kembali.

Dulu, Faris terbiasa dengan kesendirian. Menunggu dan terus menunggu. Berharap datang seseorang untuk melengkapi kisah hidupnya.

Perempuan?

Ya, Faris masih suka perempuan. Mereka terlalu sering datang, silih berganti mengisi kekosongan di hati Faris dan semuanya hanya meributkan bagaimana untuk membahagiakan dirinya sendiri dengan materi yang dimiliki oleh Faris. Apa itu yang dinamakan kebahagiaan?

Setia?

Ada yang setia, tapi akhirnya membandingkan dengan yang lain. Sedangkan perbandingan itu adalah sebuah tingkat bullying yang lebih parah dari apa pun juga.

Bagaimana tidak, ketika sudah berusaha tapi hasilnya hanya dibandingkan dengan yang lain bahkan tidak dihargai sama sekali.

Atau terkadang para perempuan itu menghianati dengan berbagai macam alasan?

Dan begitulah akhir kisah cinta Faris sebelum dengan Hansa. Bertahun ia rajut cinta bersama kekasihnya, nyatanya ia harus tersalip oleh temannya sendiri, yang jelas tingkat materinya mampu membahagiakan perempuan itu lebih dari seorang Faris.

The Time We Were In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang