Saat kami tiba tidak ada seorangpun kecuali kami disungai. Langsung saja kami bertiga menceburkan diri kedalamnya.
Dari awal arif sepertinya penasaran dengan gundukan tanah di pinggir sungai. Ia sangat ingin loncat kesungai dari gundukan tanah tersebut. Gundukan tanah yang bertekstur keras seperti batu namun warnanya sama persis dengan warna tanah yaitu hitam kecoklatan.
Memang gundukan tanah itu lumayan tinggi jadi siapapun yang ingin loncat pasti akan merasa sangat tertantang.
Dengan cepat arif menepi ke pinggiran sungai ia naik ke gundukan tanah tersebut lalu loncat. Kami bertiga bersenang senang saat itu. Aku pun penasaran ingin loncat dari sana. tapi saat aku mulai menginjakkan kaki ku. Tiba tiba aku melihat arif yang sedang di sungai bertingkah aneh. Aku langsung mengurungkan niatku untuk loncat.
Toni membawa arif ke bibir sungai. Arif menggelengkan kepalanya kiri ke kanan dengan tatapan kosong. Kami pikir saat itu ia bercanda, kami menunggunya sampai ia bosan. Lalu kami sadar kalau ia sedang tidak main main. Ia seperti nya kerasukan. Kami mulai panik, tingkahnya semakin aneh.
Ia menarik kepalanya keatas seolah olah ia ingin melepas kepala dengan tangannya sendiri.Aku dan toni mencoba membawa arif pulang tapi ia membrontak dan badannya terasa sangat berat. Akhirnya kami memutuskan kalau toni akan menjaga arif dan aku akan minta pertolongan ke warga desa. Aku pun lari secepat mungkin.
Saat aku dan warga tiba.
Toni menangis histeris mencoba untuk menahan arif. Arif sedang mencoba memasukkan kepalanya kedalam lobang. warga yang datang ramai ramai pun berusaha menghentikan arif. Tapi kepalanya sudah didalam lobang di gundukan tanah tersebut. Warga pun menjerit histeris dan mengatakan sudah terlambat. Aku panik dan kebingunganapa maksudnya sudah terlambat?
Bukankah kepala arif bisa ditarik keluar?
Aku menangis kebingungan, warga mencoba menenangkanku dan menyuruhku pulang. Tetap saja aku ingin melihat apa sebenarnya yang terjadi. Akhirnya warga pun mengizinkan aku dan toni untuk melihat.
Saat badan arif ditarik keluar.
Astaga... kepala arif sudah tidak ada lagi. Kami menangis terjerit jerit penuh penyesalan.Kejadian itu sudah lama. Tapi misteri gundukan tanah itu masih belum terpecahkan.
Hai guys! ceritanya masih ga jelas. harap maklum yah...
Saya masih tahap belajar
KAMU SEDANG MEMBACA
CREEPYPASTA
HorrorCerita menyeramkan dari sudut pandang yang berbeda. Watch out!