Dibalik kaca jendela di luar kamar, suara guntur dan kilat-kilatan petir mengerikan membelah langit dan mengejutkanku yang sedang tertidur pulas di atas kasur king size.
Aku sudah terlapisi selimut yang tebal. Tetapi tubuhku tetap menggigil, lalu aku turun dari kasur dan mengambil sesuatu di lemari. Aku pun mengambil jumper hitamku dan memakainya.
Lalu aku memakai tudung dari jumper tersebut untuk menambah kehangatan di tubuhku. Setelah itu, aku berjalan menuju jendela di kamar.
Aku menghela napas panjang dan masih terdiam di depan jendela. Pandanganku tetap tertuju ke luar jendela yang sedang turun hujan deras. Kemudian, suara ketukan pintu kamarku berbunyi.
"Siapa?" Tanyaku dari dalam kamar.
"Ini gue Ber, Andre sama Sam." Jawab Andre dari luar kamar.
"Buka aja! Pintu nya nggak dikunci," Suruhku kepada kedua sahabatku.
Lalu, Andre dan Sam pun membuka pintu kamarku dan masuk kedalam.
"Ya ampun?!" Seru Sam yang terdengar keras.
Aku dan Andre yang bingung pun menautkan kedua alis.
"Berly, kenapa lo belom pake seragam? Lo nggak sekolah apa?" Tanya Sam sambil berkacak pinggang menatapku.
Aku hanya menghendikkan bahu dan berkata dengan lemas, "Gue kayaknya lagi gak enak badan deh."
Punggung tangan Andre pun menyentuh dahiku dan membulatkan mata.
"Lo panas banget Ber! Pasti gara-gara kemarin malem ya? Lo nggak usah sekolah deh," Ujar Andre sambil menggenggam tanganku, aku hanya menggelengkan kepala.
"Emangnya kemarin malem, kalian berdua habis ngapain?" Tanya Sam dengan nada serius.
"Serius amat sih lo! Kemarin malem, gue sama Berly itu hujan-hujan." Jawab Andre dengan singkat, dan Sam hanya ber-oh-ria saja.
"Maafin gue ya Ber." Mohon Andre dengan merasa bersalah.
"Yaelah, gpp kali ndre. Kan cuma panas biasa doang, ntar juga sembuh." Ucapku dengan tersenyum manis.
"Ekhem!" Celetuk Sam. Kemudian tangan Andre melepas genggaman tanganku.
"Ya udah deh, kalian berdua cepet keluar! Gue mau mandi." Usirku sambil mendorong punggung Andre dan Sam keluar dari kamar, dan kemudian mengunci pintu kamar.
Sepuluh menit kemudian, aku keluar kamar dengan memakai seragam putih abu-abu dilapisi jumper hitam dan sepatu adidas. Aku juga memakai tas jansport.
"Nggak usah sekolah dulu Ber," Ucap Andre sambil menatapku.
"Udah, jangan kebanyakan ngomong. Ayo kita berangkat, ntar telat lagi." Ucapku yang membuat Andre berdecak kesal.
Kemudian kami bertiga menuruni anak tangga menuju meja makan.
Andre dan Sam pun langsung duduk dihadapan makanan-makanan yang ada di meja. Aku hanya menautkan alis, karena aku tak mengajak Andre dan Sam sarapan. Padahal aku hanya pamit berangkat sekolah kepada Megan dan juga David.
"Eh! Andre, Sam. Siapa suruh kalian duduk disini? Gue nggak ngajak kalian sarapan," Ucapku kepada kedua sahabatku.
"Loh! Trus?" Tanya Andre dan Sam dengan serempak.
"Gue kesini itu cuma mau pamit, bukan mau sarapan!" Jawabku sambil memutar bola mata.
"Yaelah Ber, gue udah laper banget nih." Keluh Sam sambil memegangi perutnya, dan aku hanya menatap Sam tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain
Teen FictionKimberly Tingley. Gadis cantik dan tomboy yang memiliki tiga sahabat. Yaitu : Andrew Smith, Rebecca Weber dan Samuel Peterson. Mereka berempat sudah seperti saudara kandung. Banyak tatapan-tatapan iri dari orang lain karena keharmonisan mereka. Tap...