#5 ( Lindungi Kami )

29 0 0
                                    

Kami berbincang-bincang cukup lama. Kita mulai sedikit menyesal. Namun disaat Pita dan Devia datang Jaya dan Fingki mulai meninggalkan kami. Aku membatin,

"Kenapa mereka gak dimarahin padahal celana mereka di atas lutut?"

Jaya meninggalkan kami tanpa sepatah kata. Fingki? Ya dia sedang beralasan ingin BAB dan menumpang dikamar Hasan. Sedangkan kami? Ya ditinggalkan begitu saja.

"Haii kalian semuaa," sapa Devia dengan suara lenjehnya.

"Apasih dev," ucapku singkat.

Aku mulai beranjak dari tempat itu dan kembali menuju ke kamar. Aku melihat kamar kami masih dijadikan tempat pengungsian.

"Keluar dong semuanya!" seruku kepada mereka semua.

"Bentar," balas Jupiter.

"SEKARAAANG!" Aku menggebrak meja rias dan mereka semua menatapku aneh.

Mereka semua mulai meninggalkan kamar. Ada Aji, Yuda, Tegar, dan Candra yang masih berada di dalam kamar kami.
Aku terlihat santai saja kepada mereka berempat. Toh mereka juga teman kelasku, jadi aku percaya kalau mereka tidak punya niatan jahat.

Kami semua telah memasuki kamar termasuk Kevin karena dia sedang berbincang-bincang dengan kami. Kami membahas tentang masalah tadi. Lebih tepatnya kita membahas salah satu teman kami, sebut saja dia "Swiper (Uji)"

"Hati-hati ya kalau ada Swiper," ucap Kevin dengan suara pelan.

Kami semua duduk melingkar tetapi tidak denganku dan Rani. Rani duduk diatas kasur sedangkan duduk di kursi meja rias.
"Memangnya kenapa sih vin?" tanya Lidia polos. Yaa Lidia memang polos sekali orangnya.

"Yaa gimana ya, pokoknya hati-hati aja,"

"Kok bisa dipanggil Swiper sih?!" tanya Lidia lantang hingga membuat si Kevin menjadi sedikit kesal.

"Jangan teriak-teriak to lid!"

"Habisnya kamu bikin aku bingung!"

Aku juga mulai sedikit kesal. Aku mengajak Rani ke balkon dan menjelaskan apa arti maksud Swiper.

"Kok bisa dipanggil swiper tuh gimana?" tanya Rani pelan.

"Kalau menurutku sih mungkin gara-gara dia suka minum," jawabku sok tahu.

"Iya, aku juga liat dia kalau dia suka minum,"

Namun ternyata Aji sedang mengintip kami dari belakang. Dia membuka pintu balkon dan menemui kami.

"Ngapain kalian disini?"

"Males aja didalem, pada ribut gak jelas gitu," balasku tanpa menatap kearah Aji.

"Iya, lagian disini hawanya dingin. Segerr," tambah Rani.

Saat itu juga Aji kembali ke dalam kamar.

"Kok aku takut ya bahas beginian pas ada Aji?"

"Iya, Aji kan masih bersekongkol dengan mereka," tambahku dengan perasaan was-was.

"Tapi kayaknya ada yang mencurigakan,"

"Kamu liat gak, pas waktu Pita dan Devia datang terus si Fingki sama Jaya tiba-tiba pergi padahal kan mereka berdua pake celananya lebih pendek daripada kita?"

"Iyaa, tapikan--" ucapan Rani tiba-tiba berhenti saat Candra datang menemui kami.

"Kalian pada ngapain disini?" tanya Candra sambil memperhatikan kami.

"Didalem berisik males aja gitu," balas Rani singkat.

"Kalian pasti kepo tentang swiper kan?" tebakan Candra berhasil menghipnotis kami.

BestieWhere stories live. Discover now