1. Telat

2K 50 28
                                    

Happy reading~

"Meliii..." teriakan maha dahsyat yang keluar dari seorang wanita paruh baya. Masuk ke dalam sebuah bilik dan berteriak lagi membangunkan sang anak.

"Melinda.. woy bangun, inikan hari pertama masuk sekolah," teriaknya yang super toa.

Gue yang tertidur pun terbangun gegara teriakan maha dahsyat. Gue mulai kesal permirsah. Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, gue pun balas teriak.

"BANGKE CAPNYA SATU!" seketika gue ganti teriakan umpatan gue. Tatkala gue lihat wanita bak mak Lampir sedang berkacak pinggang. Astagfirullah... ampuni hambamu ini ya Allah ternyata itu emak gue.

"E-eh Emak. Makin cantik aja kalo lagi tereak tereak."

"Udah.. gak perlu basi-basa, cepet mandi sonoh ini udah jam berapa hah?"

Seakan mengerti maksudnya, gue pun beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Setelah selesai, gue secepat kilat menuruni anak tangga dan beberapa kali hampir jatuh.

"Emak, Babe. Katrina berangkat." karna gue anak alim, gue salaman sama orang tua.

"Oy, Katrina mah kembaran emak lu, kamvret," emak gue super toa teriak. Untung kembaran Katrina ini udah di garasi motor.

Gue stater motor langsung tancap gas menuju rumah sepupu gue yang ada disamping rumah gue.

"Woy! Lo lama amat seh." udah nebeng, bukannya dikasih salam. Ini malah dimarahin.

"Jangan banyak bencong lo, buruan naik. Ntar telat nih," omel gue balik

"Cincong kale," dia membenarkan

Gue langsung tancap gas. Pasalnya ini kayaknya udah telat.

"Wooy kamvret, ane belum naik. Gimana seh ente main gas-gas aje." Astagfirullah... ternyata mahluk gaib itu belum naik.

Sesampainya di sekolah, gue sama sepupu gue yang tak lain Fitri Maryani biasa dipanggil Ipit atau jin Iprit pun boleh saja.

"Pit, gue bingung nih kelas kita yang mana?"

"Eh dodol Kandangan, emang lo pikir gue tau apah?"

"Gak usah pake H kale, bau noh mulut lo."

Kalo begini terus mah gak bakal ketemu-ketemu kelasnya. Gue berpikir sejenak. Aha! Ada bola-bola lampu di kepala gue kayak di FTV gitu.

"Pit, kenapa gak tanya sama si satpam aja noh." gue nunjuk ke arah post satpam yang mana satpamnya tertidur.

Ipit cuma mangguk-mangguk gaje. Kami berdua pun menghampiri satpam tersebut.

"Satpam satpam numpang tanya, sebentar, atas nama, hewan."

"Woy ngapa nyanyi lagu anak SD?"

"Hilap, Mel."

"Kagetin aja yuk satpamnya, biar kayak ada manis-manisnya gitu." cemerlang juga nih otak si jin Iprit.

"Ide bagus tuh," timpal gue

"Satu..dua..ti.."

"Aaa... kosong lapan lima tiga empat lima tiga dua.."

"Aaa... De lima empat ce lima lapan.."

Saking kagetnya gue sama Ipit ngucapin no hp sama pin bb. Omaigat belum juga ngagetin si satpam. Eeh... udah dikagetin. Kurma masih berlaku ternyata ya? Sumpah demi apa gue langsung balik dan gue sumpah serapahin tuh orang.

"Kurang ajar lo buaya petir jahannam durjana." gue udah siap dengan kuda-kuda hendak menyerang dengan jurus Harimau Matahari. Gue perlahan mulai buka mata dan...

Tamatlah riwayat! Ternyata yang ada didepan kami adalah seorang guru.

"Maaf, Pak," ucap kami bersama

"Ngapain kalian disini?" tanyanya

"Kami gak tau kelas kami yang mana, Pak." Ipit mewakili bicara

"Yaudah, ikut bapak. Kalian kelas apa?" tanyanya ramah. Gue dan Ipit pun membuntuti orang yang berstatus guru itu.

"Kelas X IPS 2 Pak," sahut gue

Saat diperjalanan menuju kelas X IPS 2 kami gak ada yang bicara. Hingga gue mulai bosan dan bertanya pada Bapak guru yang tidak diketahui namanya. Wow misterius bukan?

"Em.. Pa-Pak, Bapak gak marah saat saya tadi sumpah-serapahin Bapak?"

gue gugup. Takut-takut si bapak marah. Dengan bodohnya kenapa gue nanyain hal itu? Huuh..!

"Gak kok," jawab pak guru itu ramah

"Kenapa Pak? Harusnya Bapak marahin nih anak." si jin Iprit pun menyahut. Untung sepupu gue dia mah, kalo gak gue sikat dia pake jurus kagebunshin no jutsu.

Gue melotot ke arah jin Iprit. Dengan tampang santai dia menjawab.
"Apa?"

"Kan kalian masih murid baru disini, jadi masih bisa dimaklumi. Andai kalian murid lama, pasti udah bapak suruh bersihin Taman sekolah yang super duper luas ini." pak guru djahat ternyata.

Sesampainya di depan kelas X IPS 2 pintu ternyata sudah tertutup rapat.

"Nah, ini kelasnya selamat bersenang-senang anak-anak," ucapnya seperti seorang ayah.

"Makasih, Pak."

"You're welcome." pak guru itu melangkah pergi meninggalkan kami.

"Sok bahasa linggis banget tuh guru," umpat gue kesal

"Hm.. ayo masuk." Ipit menarik tangan gue membuka pintu yang tertutup.

"Assalamualaikum." Kami bersamaan mengucapkan salam. Maklum, anak alim.

"Wa'alaikum salam." sahut yang didalam ruangan. Kami masuk dengan tampang bego melongo. Karna sebabnya cuma kami yang telat. Kalo sudah begini, siapa yang disalahkan?

Selamat menikmati ceritanya..
Kritik+saran ditunggu yak
Voment-nya jangan lupa loh..

Salam manis
Melinda.A😘

Story Of SMA (WRITER BLOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang